BAB III GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK
A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting, disamping minyak dan bumi. Hal ini dapat di lihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBN. Bahwa setiap tahun, pajak merupakan sumber penghasilan yang besar bagi pemerintah.
Banyak ahli di bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda - beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi
tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama. Definisi pajak menurut Adriani Atep Adya Barata, 1989:4, berbunyi sebagai
berikut : “Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan.” Menurut Soemitro Atep Adya Barata, 1989:5, menyatakan : “Pajak
adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang - undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontra prestasi yang langsung
dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Djajadiningrat Munawir, 1992:3, memberikan definisi pajak sebagai berikut: “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian
dari kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,
menurut peraturan - peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk
memelihara kesejahteraan umum.
B. Pembagian dan Penggolongan Pajak
Pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a.
Menurut golongannya. 1.
Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan PPh.
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat di
limpahkan kepihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPn.
b. Menurut sifat
1. Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan.
Contoh : Pajak Penghasilan PPh.
Universitas Sumatera Utara
2. Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : PPn, PPn BM, dan PBB.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya 1.
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh : Pajak Penghasilan PPh 2.
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk rumah tangga daerah.
Contoh : Pajak Reklame, Pajak Hiburan.
C. Sistem Pemungutan Pajak Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi :