2.2.1 Prinsip umum restorasi metal keramik
Restorasi metal keramik harus memenuhi syarat–syarat, antara lain, adalah sebagai berikut :
21
a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat. b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai.
c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing. d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai
temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin, baik logam maupun
keramik akan mengalami kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam.
e. Bahan–bahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan.
Pada prinsipnya, sifat–sifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan
terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.
21
2.2.2 Jenis-jenis bahan metal
Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan
keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble alloy noble yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high
Universitas Sumatera Utara
noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble
alloy noble juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.
21
2.2.3 Indikasi
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :
2,3
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic. b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis. d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.
e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid.
2.2.4 Kontraindikasi