restorasi. Hal ini akan sangat mempengaruhi kerapatan margin dari restorasi tersebut.
14
Kerapatan margin sangat mempengaruhi prognosa jangka panjang suatu restorasi gigi, karena ruangan marginal gap yang terjadi dapat menjadi tempat
penumpukan plak yang dapat menyebabkan inflamasi jaringan periodontal, karies, dan gagalnya restorasi.
15
Restorasi dengan ketepatan yang terbaik sekalipun masih terdapat celah marginal gap antara margin restorasi dengan margin preparasi gigi.
14
Marginal gap maksimum yang dapat diterima sebesar 120 μm.
16
Hal ini telah dibuktikan sebagai akibat distorsi margin setelah pembakaran porselen yang erat
kaitannya dengan jenis desain preparasi margin.
14
Belum banyak diketahui tentang overlay PFM. Dengan meningkatnya kebutuhan akan estetis umumnya dan adaptasi margin yang baik khususnya, maka
pada penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang overlay porcelain fused to metal dengan coping collarless untuk menguji marginal gap cavosurface margin berbentuk
shoulder dan chamfer restorasi tersebut pada gigi molar pasca endodonti.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Apakah ada perbedaan marginal gap cavosurface margin berbentuk shoulder dan chamfer overlay porcelain fused to metal dengan coping collarless pada gigi
pasca endodonti ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui perbedaan marginal gap cavosurface margin berbentuk shoulder dan chamfer overlay porcelain fused to metal dengan coping collarless pada
gigi pasca endodonti.
Universitas Sumatera Utara
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Mengetahui desain cavosurface margin yang lebih baik dalam memberi marginal gap yang lebih kecil pada restorasi overlay Porcelain fused to
metal dengan coping collarless. 1.4.2 Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi operator dalam hal
memilih desain preparasi yang tepat dalam pembuatan restorasi, khususnya pada restorasi overlay Porcelain fused to metal dengan coping collarless.
1.4.3 Sebagai dasar dalam usaha pelayanan kesehatan gigi masyarakat terutama dalam bidang konservasi gigi sehingga gigi dapat dipertahankan selama
mungkin di dalam mulut. 1.4.4 Sebagai dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.4.5 Sebagai masukan bagi laboratorium Dental FKG USU.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Restorasi pada gigi pasca perawatan endodonti sangat penting untuk keberhasilan perawatan. Restorasi tidak boleh bocor dan harus dapat melindungi sisa
jaringan gigi dan mengembalikan bentuk maupun fungsi semula. Pentingnya pembuatan restorasi akhir yang baik dilihat dari kenyataan bahwa kegagalan
perawatan endodonti lebih sering disebabkan karena masalah kegagalan restorasinya dibandingkan perawatan endodontinya sendiri. Alasan utama penyebab kegagalan
restorasi yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kegagalan perawatan endodonti adalah kebocoran restorasi. Kebocoran restorasi ini terjadi
karena tidak adanya adaptasi yang baik pada tepi restorasi.
1
2.1 Restorasi Overlay
Overlay adalah suatu restorasi yang menutupi satu atau lebih kuspid dengan menggabungkan prinsip restorasi ekstrakoronal dan intrakoronal.
5,6
Overlay paling diindikasikan dan secara umum digunakan sebagai restorasi tuang untuk gigi
tunggal.
5
Perlindungan yang diberikan merupakan perlindungan keseluruhan kuspid pada gigi posterior yang telah melemah akibat karies ataupun restorasi terdahulu.
Restorasi ini didesain untuk mendistribusikan tekanan oklusal gigi sebagai cara meminimumkan kemungkinan faktur dikemudian hari.
18
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Desain preparasi
Menurut Sturdevant 2002, desain preparasi overlay, antara lain, adalah sebagai berikut :
18
a. Preparasi 2 mm dari groove central ke dalam lantai pulpa. b. Pengurangan permukaan oklusal sebesar 1,5 mm.
c. Dinding gingiva ke oklusal divergen sebesar 2-5
o
dari lantai pulpa sebagai retensi.
d. Pembuatan step oklusal sebesar 0,5 mm sebagai retensi. e. Pembuatan counterbevel sebesar 30
o
pada tepi fasial dan lingual.
2.1.2 Bahan
Restorasi overlay dapat dibuat oleh bahan restorasi langsung dan bahan restorasi tidak langsung. Bahan restorasi tidak langsung terdiri atas : metal; porcelain;
resin komposit; dan porcelain fused to metal.
19
2.2 Restorasi Porcelain fused to metal PFM
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.
20
Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular felspathic porcelain temperatur tinggi 1200-1400
o
C, aluminous porcelain temperatur sedang 1050-1200
o
C, dan metal bonding porcelain temperatur rendah 800-1050
o
C. PFM merupakan metal bonding porcelain.
9
PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung
keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.
20
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Prinsip umum restorasi metal keramik
Restorasi metal keramik harus memenuhi syarat–syarat, antara lain, adalah sebagai berikut :
21
a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat. b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai.
c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing. d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai
temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin, baik logam maupun
keramik akan mengalami kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam.
e. Bahan–bahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan.
Pada prinsipnya, sifat–sifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan
terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.
21
2.2.2 Jenis-jenis bahan metal
Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan
keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble alloy noble yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high
Universitas Sumatera Utara
noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble
alloy noble juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.
21
2.2.3 Indikasi
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :
2,3
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic. b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis. d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.
e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid.
2.2.4 Kontraindikasi
Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :
2,3
a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun.
b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem. c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking.
d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Keuntungan dan kerugian
Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis.
Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi terhadap reaksi galvanik.
2,3
2.2.6 Teknik preparasi
Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk
memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang
berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak
langsung, antara lain, adalah sebagai berikut :
5
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan
retensi maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi.
3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang berasal dari oklusal.
Universitas Sumatera Utara
4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi
1 2
gingival harus dibuat mendekati paralel.
1 3
sampai
1 2
oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan
ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli. 5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan
karena jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan
groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal.
6. Pengurangan oklusal harus mengikuti outline tonjol untuk
memaksimalkan retensi dan meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk mahkota emas, jaraknya masing-masing 2 mm
dan 1 mm. 7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva,
keaslian material restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada di supragingiva
mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan jaringan gigi yang masih sehat.
2.2.8 Desain Restorasi
Untuk mendapatkan kekuatan dan persyaratan warna yang optimal, maka ketebalan logam ditambah porselen pada bagian fasial tidak kurang dari 1,2-1,5 mm.
Ketebalan minimal metal di bawah porselen yaitu 0.3 mm. Jika metal terlalu tipis,
Universitas Sumatera Utara
maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan retaknya porselen. Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang digunakan.
Ketebalan lapisan opak yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin dan enamel porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan bagian insisal porselen yaitu 2 mm gunanya untuk
memberi sifat translusen pada restorasi.
22
2.2.9 Desain Coping
Coping adalah suatu tuangan logam tipis yang menutupi seluruh daerah preparasi gigi seperti mahkota penuh tetapi tidak memberi bentuk anatomis pada
gigi.
11
Ada empat kriteria penting yang harus diperhatikan ketika mendesain metal coping untuk restorasi metal keramik, antara lain, adalah sebagai berikut :
11
1. ketebalan metal yang akan dilapisi porselen; 2. daerah pertemuan antara metal dengan porselen;
3. perluasan daerah yang akan dilapisi porselen; 4. desain tepi bagian labial.
Desain tepi coping PFM dapat dibuat sedemikian rupa, diantaranya dapat berbentuk collar metal, butt joint, dan collarless.
12
2.2.9.1 Collar Metal
Collar metal PFM yang disebut juga metal keramik konvensional adalah desain coping restorasi metal keramik yang mana pada bagian servikal restorasi
terdapat batasan metal. Collar metal tersebut sering ditempatkan pada jaringan gingiva. Desain ini tidak estetis karena adanya bayangan hitam dari metal pada
Universitas Sumatera Utara
jaringan gingiva. Bayangan hitam pada jaringan gingiva ini kelihatan sangat berbeda dengan jaringan gingiva normal.
12,23
Gambar 1. Desain coping collar metal PFM
19
2.2.9.2 Butt Joint
Butt joint PFM adalah desain coping restorasi metal-keramik yang mana seluruh permukaan metalnya dilapisi porselen. Desain ini kurang estetis karena
adanya bayangan gelap pada tepi restorasi.
12,23
Gambar 2. Desain coping butt joint PFM
19
Universitas Sumatera Utara
2.2.9.3 Collarless
Collarless PFM yang disebut juga collar off adalah desain coping restorasi metal keramik yang mana metal coping berakhir pada dinding aksial korona dan
bagian tepi kavitas hanya dilapisi porselen. Desain ini sangat estetis. Tetapi karena porselen pada tepi restorasi tidak didukung oleh metal, kemungkinan restorasi ini
tidak tahan terhadap tekanan sementasi dan pengunyahan.
12,23
Selain itu, pada bagian servikal restorasi PFM collarless tidak terlihat bayangan gelap, sehingga kualitas
estetis menjadi lebih baik. Restorasi PFM collarless juga memiliki sifat biokompatibilitas yang baik. Akumulasi plak pada restorasi ini sangat rendah dan
permukaannya yang halus sangat baik untuk jaringan gingiva. Kelemahan restorasi PFM collarless adalah pembuatannya yang sulit karena merupakan suatu teknik yang
sensitif serta memerlukan keahlian dan ketelitian dari operator untuk menghasilkan adaptasi tepi yang baik antara metal dan keramik.
13
Gambar 3. Desain coping collarless PFM
24
Universitas Sumatera Utara
2.2.10 Teknik pembuatan
Menurut Dykema et al, ada empat teknik pembuatan mahkota collarless PFM, yaitu : teknik platinum foil, teknik direct liff, teknik refractory die, dan teknik
separating varnish.
17
Teknik platinum foil memperlihatkan adaptasi tepi yang baik Cooney et al., 1985, namun akhir-akhir ini teknik direct liff menjadi lebih populer
karena pembuatannya yang mudah dan biayanya lebih murah daripada teknik platinum foil Prince and Donovan, 1983. Caffee et al, 1991 menyatakan bahwa
teknik direct liff sangat sensitif dan memperlihatkan kerapatan tepi sebesar 0–145 μm
Donovan and Prince, 1985; Omar, 1987; Cagidiaco et al., 1991; Lomanto and Weiner, 1992; Belles et al., 1991; Boyle et al., 1993.
25
2.3 Desain Cavosurface Margin
Desain cavosurface margin yang digunakan biasanya tergantung pada situasi klinis. Pemilihan desain dapat ditentukan oleh bentuk gigi, lokasi yang diinginkan,
atau merupakan pilihan dari operator.
6
Tipe margin yang paling sering digunakan untuk restorasi tuang adalah knife-edge, chamfer, shoulder, chamfer bevel dan
shoulder bevel.
6,26
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Desain cavosurface margin: a. Knife-edge, b. Chamfer, c. Shoulder, d. Bevel shoulder
26
a. Knife-edge. Tipe ini memerlukan pengurangan gigi yang paling sedikit.