Latar belakang Perbedaan Marginal Gap Cavosurface Margin Berbentuk Shoulder Dan Chamfer Overlay Porcelain Fused To Metal Dengan Coping Collarless Pada Gigi Pasca Endodonti (Penelitian In Vitro)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Restorasi akhir pasca perawatan endodonti sangat penting untuk keberhasilan perawatan. Pentingnya pembuatan restorasi akhir dapat dilihat dari kenyataan bahwa gagalnya perawatan endodonti lebih sering disebabkan karena kegagalan restorasi dibandingkan perawatan endodontinya. 1 Restorasi gigi dapat diklasifikasikan menjadi restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. 2,3,4 Overlay merupakan suatu restorasi yang menutupi satu atau lebih kuspid dengan menggabungkan prinsip restorasi ekstrakoronal dan intrakoronal. 5,6 Restorasi overlay dapat memberikan perlindungan terhadap kuspid dalam melawan tekanan vertikal dan jaringan dentin yang tersisa cukup untuk bertahan terhadap tekanan horizontal. 7 Restorasi metal keramik porcelain fused to metal atau PFM telah dikenal sejak tahun 1965 dan merupakan salah satu restorasi yang sangat luas dipergunakan dalam bidang kedokteran gigi. Restorasi metal keramik mengkombinasikan kekuatan dari metal tuang dan estetis dari porselen. 3,8 Porselen adalah keramik yang dibuat dari kaolin dan feldspar. 9 Anusavice 1991 menyatakan bahwa restorasi metal keramik telah sukses digunakan untuk mahkota tunggal dan jembatan unit selama lebih dari 30 tahun. Kerchbaum dan Voss 1997 memperkirakan bahwa hanya 3 dari restorasi PFM yang gagal setelah 10 tahun. 3 Universitas Sumatera Utara Restorasi metal keramik tergantung pada struktur metal dan keramik, kesesuian antara metal dan porselen, serta desain dan kekakuan coping. Coping adalah suatu tuangan logam tipis yang menutupi seluruh daerah preparasi gigi tetapi tidak memberikan bentuk anatomis pada gigi. 10 Metal coping merupakan bagian yang penting dari restorasi metal keramik namun sering diabaikan. Desain metal coping memiliki pengaruh yang penting terhadap keberhasilan atau kegagalan restorasi metal keramik. Selain itu, desain coping ini juga sangat mempengaruhi estetis restorasi PFM. 11 Desain coping dapat dibuat sedemikian rupa, diantaranya dapat berbentuk collar metal, butt joint, dan collarless. 12 Suatu penelitian in vitro yang dilakukan oleh Kharlina, Pane 2006, tidak dipublikasikan tentang overlay porcelain fused to metal dengan desain coping butt joint memperlihatkan bahwa di bagian servikal overlay masih ada bayangan gelap sehingga warna restorasi yang dihasilkan tidak menyerupai gigi asli. Restorasi metal keramik collarless adalah suatu restorasi metal keramik yang bagian servikalnya tidak dilapisi metal melainkan porselen. 13 Restorasi PFM collarless menggunakan porselen pada bagian bukal margin sehingga memberikan estetis yang terbaik. Selain itu, pada bagian servikal restorasi PFM collarless tidak terlihat bayangan gelap, sehingga kualitas estetis menjadi lebih baik. Restorasi PFM collarless juga memiliki sifat biokompatibilitas yang baik. Akumulasi plak pada restorasi ini sangat rendah dan permukaannya yang halus sangat baik untuk jaringan gingiva. Kelemahan restorasi PFM collarless adalah pembuatannya yang sulit karena merupakan suatu teknik yang sensitif serta memerlukan keahlian dan ketelitian dari operator untuk menghasilkan adaptasi margin yang baik antara metal dan keramik. 8 Universitas Sumatera Utara McLaen 1980 cit Pranata 1987 menyatakan bahwa keberhasilan restorasi metal keramik tidak hanya tergantung oleh desain coping, tetapi juga tergantung oleh desain preparasi. 14 Desain preparasi dapat mempengaruhi prognosis suatu restorasi, salah satunya adalah dengan mengatur desain marginnya, 6 karena desain margin ini mempengaruhi kerapatan margin suatu restorasi. 15 Pada restorasi overlay margin restorasi berada di supragingiva. Margin supragingiva ini memiliki keuntungan yaitu mudah dibuat, dibersihkan, dan dicetak serta dievaluasi. 16 Desain cavosurface margin yang direkomendasikan untuk mahkota penuh porcelain fused to metal adalah shoulder Berry et al 2001 6 dan shoulder bevel Smith 1987. Selain shoulder dan shoulder bevel, Dykema et al 1986 juga merekomendasikan chamfer. 17 Sedangkan Rosenstiel et al 2001 menyarankan bentuk margin servikal yang digunakan adalah shoulder dibagian bukal dan chamfer dibagian lingual. 18 Menurut Dykema et al 1986, chamfer merupakan margin yang mudah dibentuk dan lebih sering digunakan untuk gigi tiruan cekat serta dapat jelas terlihat, tetapi kerangka metal dibagian servikal menjadi lebih tipis dan mengalami distorsi lebih banyak selama siklus pemanasan dan pendinginan restorasi PFM. Shoulder lebih sulit dibentuk tetapi kerangka metal dapat lebih tahan terhadap distorsi selama siklus pemanasan porselen. Shoulder dapat memberikan warna yang baik pada bagian servikal tanpa menyebabkan kontur yang berlebihan pada restorasi. 17 Suatu restorasi berhasil diterima secara biologik di dalam mulut apabila dapat beradaptasi baik dengan cavosurface margin dari preparasi. Konfigurasi margin dari suatu desain sangat menentukan bentuk dan tebal metal coping pada daerah margin Universitas Sumatera Utara restorasi. Hal ini akan sangat mempengaruhi kerapatan margin dari restorasi tersebut. 14 Kerapatan margin sangat mempengaruhi prognosa jangka panjang suatu restorasi gigi, karena ruangan marginal gap yang terjadi dapat menjadi tempat penumpukan plak yang dapat menyebabkan inflamasi jaringan periodontal, karies, dan gagalnya restorasi. 15 Restorasi dengan ketepatan yang terbaik sekalipun masih terdapat celah marginal gap antara margin restorasi dengan margin preparasi gigi. 14 Marginal gap maksimum yang dapat diterima sebesar 120 μm. 16 Hal ini telah dibuktikan sebagai akibat distorsi margin setelah pembakaran porselen yang erat kaitannya dengan jenis desain preparasi margin. 14 Belum banyak diketahui tentang overlay PFM. Dengan meningkatnya kebutuhan akan estetis umumnya dan adaptasi margin yang baik khususnya, maka pada penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang overlay porcelain fused to metal dengan coping collarless untuk menguji marginal gap cavosurface margin berbentuk shoulder dan chamfer restorasi tersebut pada gigi molar pasca endodonti.

1.2 PERUMUSAN MASALAH