4.10.6 Pemeriksaan kavitas
Apabila preparasi telah baik, dilakukan proofing menggunakan green-kerr yang telah dipanasi diatas lampu spritus sampai lunak, kemudian green-kerr ditekan
ke dalam kavitas untuk melihat hasil preparasi sudah baik atau belum. Hasil preparasi dikatakan baik apabila hasil proofing tidak ada undercut dan sudut–sudutnya terlihat
jelas.
Gambar 17. Hasil pemeriksaan kavitas
4.10.7 Pembuatan die
Sampel yang telah dipreparasi ditanam pada die lock dengan menggunakan dental stone. Setelah mengeras, bagian tepi cetakan dental stone dibuatkan step
sebagai stopper sendok cetak fisiologis.
Untuk membuat sendok cetak fisiologis, seluruh gigi ditutupi dengan wax bertujuan untuk mendapatkan ruangan saat pencetakan dilakukan. Setelah itu, dengan
selembar wax gigi tersebut ditutupi mengikuti kontur gigi yang telah ditanam tersebut. Kemudian dengan menggunakan akrilik Mega Tray, wax ditutupi sampai
Universitas Sumatera Utara
batas step yang telah dibuat sebelumnya dan akrilik tersebut disinar kurang lebih 15 menit. Setelah mengeras sendok cetak fisiologis diberi lubang-lubang untuk tempat
mengalirnya bahan cetak. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan bahan cetak double impression
putty soft Panasil dan exaflex injection GC, China. Kemudian cetakan diisi dengan fujirok dan ditanam kembali pada die lock.
Gambar 18. Pembuatan die : A. Penanaman gigi pada die lock; B. Pembuatan sendok cetak fisiologis; C. Pencetakan sampel; D. Pembuatan die
A B
C D
Universitas Sumatera Utara
4.10.8 Pembuatan coping metal
Kavitas pada model die dibersihkan dan diolesi dengan bahan separator. Prepon dipanaskan pada sebuah wadah dengan lampu spiritus hingga lunak.
Kemudian dengan menggunakan solder khusus prepon tersebut dimodelir sesuai bentuk preparasi gigi. Wax-up pada bagian tepi preparasi dilakukan dengan teknik
collarless yang mana coping metal tidak menutupi seluruh permukaan tepi overlay. Ketebalan prepon sebesar 0,5 mm yang diukur dengan kaliper khusus wax. Setelah
itu dilakukan pengecoran wax agar menjadi coping metal. Metal yang dipakai adalah nikel-kromium alloy. Setelah terbentuk coping metal, dilakukan penggerindingan
pada coping untuk menghilangkan gelembung-gelembung yang ada pada metal
kemudian dipolish hingga mengkilat dan di passen pada sampel.
Gambar 19. Pembuatan coping metal : A. Bahan dan alat wax-up; B. Hasil Wax-up; C. Casting metal; D. Coping metal di-passen pada die
A B
C D
Universitas Sumatera Utara
4.10.9 Build-up porselen