Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat merupakan dampak dari meningkatnya persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi keadaan ini perusahaan atau pimpinan perusahaan berusaha untuk menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu mengelola faktor-faktor produksi yang dimilki secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan tercapai. Tujuan utama perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern serta pencapaian laba yang optimal. Perusahaan dituntut untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sebagai jaminan kelangsungan hidupnya. Dalam usaha pencapaian laba optimal, perusahaan membuat berbagai kebijakan. Perusahaan dapat menggunakan rasio return on asset ROA sebagai indikator mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini diperoleh membagikan laba bersih perusahaan dengan total aktiva. Rasio return on asset ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva. Piutang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ROA. Piutang adalah bagian dari aktiva yang perlu dikelola untuk digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Warren, Reeve, Fess 2005:260 “Istilah piutang receivable meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya.” Piutang timbul dari penjualan kredit barang atau jasa. Posisi piutang dalam neraca yang merupakan bagian dari aktiva lancar, sangat mempengaruhi posisi aktiva. Piutang yang telah jatuh tempo akan ditagih untuk mendapatkan kas. Dalam penagihan piutang, berlangsung proses perubahan piutang menjadi kas. Proses tersebut akan terus berulang sepanjang piutang masih dapat ditagih. Artinya, piutang akan terus berputar. Piutang akan dikonversikan menjadi kas dalam satu periode akuntansi, yaitu satu tahun. Rasio perputaran piutang dapat digunakan sebagai alat ukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Namun pada kenyataan, tidak semua piutang yang telah jatuh tempo dapat ditagih, bahkan harus dihapus karena berbagai alasan tertentu. Padahal perusahaan memerlukan aliran kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Perusahaan dikatakan memiliki posisi yang kuat apabila perusahaan mampu meningkatkan profitabilitasnya. Artinya, perusahaan harus meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba. Salah satunya dengan cara mengelola piutang perusahaan yang bersangkutan seefisien mungkin. Universitas Sumatera Utara Untuk membantu dan mengetahui efisiensi pengelolaan piutang, maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat profitabilitas perusahaan, salah satunya melalui penghitungan rasio return on asset ROA. Efisiensi pengelolaan piutang ditandai dengan tingginya tingkat perputaran piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang menandakan ROA yang baik. Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Martinus 2006 melakukan analisis efektivitas pengelolaan piutang atas penjualan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT Akarin cabang Medan. Hasil penelitian menyatakan bahwa piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Pada tahun yang sama Priliya melakukan penelitian mengenai pengaruh piutang terhadap rentabilitas pada PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk. Hasil penelitian menyatakan bahwa piutang berpengaruh positif, searah, dan sangat kuat terhadap profitabilitas. Penelitian sejenis dilakukan oleh Sitanggang 2008 menguji pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera cabang Medan. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran piutang dengan profitabilitas ROA. Hasil penelitian tersebut jelas bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Berawal dari penelitian terdahulu tersebut penulis ingin melakukan penelitian secara lebih spesifik untuk menguji pengaruh perputaran Universitas Sumatera Utara piutang terhadap return on asset ROA. Penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur. Keadaan yang menggambarkan baiknya laju pertumbuhan industri manufaktur Indonesia dapat dilihat dari ekspor manufaktur yang dicapai. Ekspor manufaktur Indonesia menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup baik. Ekspor manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata di atas 10 dalam periode 2004-2006. Sedangkan pada tahun 2007, pertumbuhan ekspor manufaktur menurun menjadi 9,9. Akan tetapi, hal ini bukanlah menggambarkan hal buruk mengingat pertumbuhan yang kuat selama tiga tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan industri manufaktur yang cukup baik mendorong penulis untuk mengadakan penelitian pada industri manufaktur Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada subbidang industri barang konsumsi agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan.. Di samping itu, penulis belum menjumpai adanya penelitian sejenis pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Peneliti akan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return on Asset ROA pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI” Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 82 64

Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI

7 274 85

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 83

Pengaruh Return on Asset dan Tobin’s Q Ratio Terhadap Trading Volume Activity Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011

2 72 111

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Return On Asset Dan Gross Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

1 54 93

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 54 83

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86