Perputaran Piutang Receivable Turnover Return on Asset ROA

e Penetapan ketentuan dalam menghadapi penunggak Ketentuan-ketentuan dapat berupa: • Penyampaian surat tagihan kepada pelanggan. • Kegiatan penagihan piutang secara aktif. • Penarikan jaminan atau ikatan baik berupa benda atau surat penting untuk mempercepat pelunasan kredit. 3 Penggunaan rasio Perusahaan dapat membandingkan tingkat perputaran piutang dan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari perusahaan tertentu dengan perusahaan lain sejenis.

3. Perputaran Piutang Receivable Turnover

Menurut Warren, Reeve, Fess 2005:407 “Perputaran piutang mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun.” Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih Piutang rata-rata Rasio ini dihitung dengan hanya memasukkan penjualan kredit karena penjualan kas tidak menimbulkan piutang. Karena laporan keuangan jarang mengungkapkan penjualan kas dan kredit secara terpisah, rasio ini sering kali harus dihitung dengan menggunakan angka penjualan bersih yaitu, dengan mengasumsikan bahwa penjualan kas tidak signifikan. Piutang rata-rata dihitung dengan menambahkan saldo Universitas Sumatera Utara awal dan saldo akhir piutang pada periode tersebut dan membaginya dengan dua. Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. Naik turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan penjualan dengan perubahan piutang. Perubahan perputaran piutang dari tahun ke tahun atau perbedaan perputaran piutang antarperusahaan merupakan refleksi dari variasi kebijaksanaan pemberian kredit atau variasi tingkat kemampuan dalam pengumpulan piutang.

4. Return on Asset ROA

Menurut Jumingan 2006:141, ”Ratio operating income dengan operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal keseluruhan modal.” ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi total aktivanya. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya. ROA dapat dihitung dengan membagikan laba bersih dengan total aktiva. Laba Bersih Total Aktiva ROA = Universitas Sumatera Utara ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisis laporan keuangan laporan kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Menurut Warren, Reeve, Fess 2005:63, “aktiva asset adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan di neraca keuangan dan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: a. Aktiva lancar b. Aktiva tetap c. Aktiva tidak berwujud d. Aktiva lain-lain ROA dapat dipisahkan menjadi komponen yang memiliki makna relatif terhadap penjualan. Penjualan merupakan kriteria penting untuk menilai profitabilitas perusahaan dan merupakan indikator utama atas aktivitas perusahaan. Pemisahan komponen ROA adalah sebagai berikut. Pengembalian atas aktiva = Margin laba x Perputaran aktiva Laba Bersih Total Aktiva Laba Bersih Penjualan Penjualan Aktiva = x Universitas Sumatera Utara Hubungan laba dengan penjualan disebut margin laba profit margin dan mengukur profitabilitas perusahaan relatif terhadap penjualan. Hubungan antara aktiva dengan penjualan disebut perputaran aktiva asset turnover dan mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktivanya. Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aktiva Terdapat berbagai kombinasi margin laba dan perputaran aktiva yang akan menghasilkan ROA. Hal ini dapat memberikan pemahaman dalam menilai tindakan strategis perusahaan untuk meningkatkan ROA yang dapat ditunjukkan dari analisis ROA pada dua industri yang berbeda. PT X PT Y Penjualan Rp. 100.000 Rp. 2.000.000 Laba bersih Rp. 10.000 Rp. 10.000 Aktiva Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Margin laba 10 0,5 Perputaran aktiva 0,1 2,0 ROA 1 1 ROA kedua perusahaan terlihat buruk. Namun tindakan koreksi dari tiap perusahaan berbeda. PT X memiliki margin laba 10 sementara margin laba PT Y lebih rendah. Sebaliknya, satu dolar yang diinvestasikan dalam aktiva PT X akan menghasilkan penjualan sebesar 0,1 sementara PT Y menghasilkan penjualan sebesar 2 untuk setiap 1 yang diinvestasikan. Diharapkan PT X dapat meningkatkan kinerjanya Universitas Sumatera Utara terutama dalam meningkatkan perputaran aktiva dengan meningkatkan penjualan dan mengurangi investasi. PT Y mengahadapi masalah yang berbeda. Berdasarkan data yang ada PT Y diharapkan dapat memberikan upaya dalam meningkatkan margin laba yang rendah. Perusahaan dengan margin laba yang rendah sering kali menemukan bahwa perubahan selera dan teknologi yang membutuhkan penambahan investasi pada aktiva untuk mendanai penjualan. Ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan ROA, perusahaan harus meningkatkan margin laba, karena jika tidak, maka produksinya tidak lagi menghasilkan uang. Margin laba dan perputaran aktiva saling terkait satu sama lain. Secara khusus, jika jumlah beban tetap cukup tinggi, perputaran aktiva yang lebih tinggi meningkatkan margin laba. Hal ini disebabkan oleh jarak aktivitas tertentu, proporsi peningkatan biaya lebih kecil dari penjualan.

5. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 82 64

Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI

7 274 85

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 83

Pengaruh Return on Asset dan Tobin’s Q Ratio Terhadap Trading Volume Activity Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011

2 72 111

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Return On Asset Dan Gross Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

1 54 93

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 54 83

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86