Pengertian dan Jenis Pembiayaan Bank Syari’ah

penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi Bank konvensional, yaitu bank yang dalam penggunaan aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bungua atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu biasanya ditetapkan pertahun. Sedangkan Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syari’ah jual beli dan bagi hasil Sri Susilo,dkk, 2000 : 110 .

C. Pengertian dan Jenis Pembiayaan Bank Syari’ah

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 yang telah dirubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, Pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Dalam analisis pemberian kredit bank harus berpedoman pada prinsip 5C dan 3R, yaitu character, collateral, capital, capacity, condition, dan return, repayment serta risk. Penilaian kredit harus memenuhi beberapa Kriteria yaitu keamanan kredit safety artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi kembali, terarahnya tujuan penggunaan kredit Suitability artinya kredit yang akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan Universitas Sumatera Utara yang berlaku, dan menguntungkan profitable artinya kredit yang diberikan menguntungkan bagi bank maupun bagi nasabah. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi: a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi: 1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan 1 peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan 2 untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan ituAntonio, 2001:160.

D. Manajemen Pembiayaan