yang didasarkan kepada tingkat pendapatan usaha. Sedangkan Sistem profit sharing adalah suatu sistem bagi hasil yang didasarkan pada tingkat laba usaha.
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dalam 4 empat akad utama, yaitu : al–musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan
al–musaqah. Sungguh pun demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al–musyarakah dan al-mudharabah, sedangkan al-muzara’ah dan al–musaqah
dipergunakan khusus untuk plantation financing pembiayaan pertanian oleh beberapa bank islam.Siamat, 2005:427.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan margin dan bagi hasil antara lain Muhammad, 2004 : 205 :
a. Komposisi Pendanaan
b. Tingkat persaingan
c. Resiko Pembiayaan
d. Jenis nasabah
e. Kondisi perekonomian
f. Tingkat keuntungan yang diharapkan bank
3. Prosedur Pemberian Pembiayaan
Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan pasal 8 ayat 1 menyebutkan: “dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad baik dan
kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan yang dimaksud”.
Universitas Sumatera Utara
Bank harus berhati-hati prudent dalam memberikan kredit pada calon nasabahnya. Bank harus dapat menjaga likuiditas dan solvabilitasnya. Yang
dimaksud dengan likuiditas disini adalah kemampuan bank di dalam menjamin terbayarnya hutang-hutang jangka pendeknya sedangkan yang dimaksud dengan
solvabilitas adalah kemampuan bank untuk melunasi semua hutang-hutangnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas bank tergantung
dari solvabilitas masing-masing nasabahnya. Jadi bank harus menyelidiki terlebih dahulu calon debiturnya apakah calon debitur tersebut dapat dipercaya dan juga
diandalkan bankable. Sebelum debitur memperoleh pembiayaan terlebih dahulu melalui
tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal pembiayaan dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis
pembiayaan sampai dengan pembiayaan dicairkan. Tahapan-tahapan dalam dalam memberikan pembiayaan itu dikenal dengan prosedur pemberian pembiayaan
yang bertujuan untuk memastikan apakah suatu permohonan pembiayaan itu layak diterima atau ditolak.
Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana tujuan bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing.
Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai berikut Kasmir,
2002:110-114:
Universitas Sumatera Utara
1. Pengajuan berkas-berkas Pengajuan proposal kredit hendaklah yang berisi antara lain :
a. Latar belakang perusahaan b. Maksud dan tujuan
c. Besarnya kredit dan jangka waktu d. Cara pengembalian kredit
e. Jaminan kredit Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan seperti : a. Akte notaris
b. Tanda daftar perusahaan TDP c. Nomor Pokok wajib Pajak NPWP
d. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan
f. Foto copy sertifikat jaminan Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca dan laporan
rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut : a. current ratio
b. inventory turn over c. sales to receivable ratio
d. profit margin ratio e. return on net worth
f. working capital
Universitas Sumatera Utara
2. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan
apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara I Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam. 4. On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan
hasil wawancara I. 5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan
atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup :
a. jumlah uang yang diterima b. jangka waktu
c. biaya-biaya yang harus dibayar
Universitas Sumatera Utara
7. Penandatangan akad kreditperjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit. 8. Realisasi kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluranpenarikan Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu : a. sekaligus atau
b. secara bertahap
4. Analisis Pemberian Pembiayaan