Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Satu hal yang sangat menarik, yang membedakan antara manajemen bank syariah dengan bank umum konvensional adalah terletak pada pinjaman dan pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh bank maupun investor. Jika dilihat pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah disebut pembiayaan atau finance. Untuk balas jasa yang diberikan atau diterima pada bank umum berupa bunga dalam persentase pasti, sedangkan pada bank syariah dengan sistem syariah, hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian akad bagi hasil. Dalam perbankan syariah dikenal dengan istilah mudharabah, murabahah, dan musyarakah untuk program pembiayaan. Bank syariah akan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil dari proyek yang dibiayai oleh bank tersebut. Pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah mengalami peningkatan cukup berarti dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2005 gross NPF Non Performing Finance baru sekitar 2,82, namun pada akhir tahun 2006 meningkat tajam menjadi 4,75 dan hingga akhir triwulan 2007 berada pada posisi 6,63. Peningkatan pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah terjadi karena berbagai faktor, baik dari manajemen pembiayaan bank syariah tersebut faktor internal dan faktor eksternal. PT. Bank Syariah Mandiri Persero Tbk Cabang Pembantu Kisaran merupakan badan usaha milik negara yang bergerak di bidang keuangan, dimana Universitas Sumatera Utara jenis-jenis pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran yang telah mendapatkan persetujuan dari dewan pengawas syariah, adalah terdiri dari pembiayaan Murabahah, pembiayaan Mudharabah, dan pembiayaan Musyarakah. Pembiayaan yang ditawarkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Persero Tbk Cabang Pembantu Kisaran kepada masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis yang bertujuan agar masyarakat dapat bebas memilih pembiayaan mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Tiap jenis pembiayaan ini memiliki manajemen pembiayaan yang berbeda-beda mulai dari perencanaan, prosedur pemberian pembiayaan, pengawasan pembiayaan sampai dengan pengelolaannya. Tabel 1.1 disajikan data mengenai perkembangan realisasi pembiayaan yang disalurkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran dari tahun 2006-2008. Tabel 1.1 Realisasi Penyaluran Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran Tahun 2006 hingga 2008 Dalam Ribuan Rupiah Tahun Anggaran Realisasi Pencapaian 2006 68.323.643,69 73.789.535,19 108 2007 92.176.542,78 106.003.024,2 115 2008 131.555.486,3 157.866.583,5 120 Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran, 2009 data diolah Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran dari tahun 2006 sampai dengan 2008 mengalami peningkatan yang terlihat dari persentase pencapaian setiap tahunnya. Akan tetapi dari kegiatan penyaluran Universitas Sumatera Utara pembiayaan yang mengalami peningkatan, PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran mengalami masalah dalam penagihan pembiayaan dari debiturnya yang dibuktikan dengan NPF Non Performance Finance, dimana NPF digunakan untuk mengetahui perkembangan pembiayaan yang disalurkan dan berapa persentase pembiayaan bermasalah dari total keseluruhan pembiayaan yang disalurkan. Batasan NPF yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah sebesar 5, hal ini bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya pembiayaan yang macet yang dapat merugikan bank yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Kolektibilitas PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran Tahun 2006 hingga 2008 Dalam Ribuan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 Murabahah Mudharabah Musyarakah Murabahah Mudharabah Musyarakah Murabahah Mudharabah Musyarakah L 34.010.463,48 12.826.499,73 15.752.667,59 48.045.093,62 26.606.663,02 18.097.310,11 74.788.925,73 41.393.793,45 28.197.446,32 DPK 5.549.760,896 - - 5.181.738,057 264.057,135 1.688.542,459 4.073.455,48 200.882,736 1.305.737,784 KL 1.173.895,781 9.423,859 269.071,135 717.571,2845 26.590,07 512.726,304 1.390.335,165 56.101,2435 992.748,0915 D 521.530,9685 10.139,3545 1.440.686,294 1.605.168,62 1.177,3585 670.368,396 1.196.254,15 842,4325 487.768,4175 M 1.790.853,498 23.728,9965 410.833,59 1.202.945,483 7.789,364 1.375.282,919 1.751.201,428 6.564,585 2.023.526,488 TP 43.046.484,62 12.869.791,94 17.873.258,61 56.752.517,07 26.906.276,94 22.344.230,19 83.200.171,95 41.659.184,45 33.007.227,1 TPB 3.486.260,244 43.292,21 2.120.591,02 3.525.685,393 35.556,785 2.558.377,19 4.337.790,743 64.508,261 3.504.042,997 NPF 7,65 5,77 5.,01 Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk Cabang Pembantu Kisaran, 2009 data diolah Keterangan : L : Lancar DPK : Dalam Perhatian Khusus Universitas Sumatera Utara KL : Kurang Lancar D : Diragukan M : Macet TPB : Total Pembiayaan Bermasalah TP : Total Pembiayaan NPF : Non Performance Finance Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah pembiayaan yang macet sangat tinggi bila dibandingkan dengan pembiayaan kurang lancar dan pembiayaan diragukan. Jika pengelolaan terhadap pembiayaan tidak dilaksanakan dengan baik maka kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah secara khusus pembiayaan macet sangat besar dan dalam jumlah yang lebih besar pula tentu saja akan menimbulkan kerugian bagi bank tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas manajemen pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Persero Tbk. Cabang Pembantu Kisaran dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Manajemen Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri PerseroTbk. Cabang Pembantu Kisaran”.

B. Perumusan Masalah