BOD Kejenuhan Oksigen Kesimpulan dan Saran 34

f. DO Oksigen terlarut

Nilai oksigen terlarut pada stasiun penelitian berkisar 5,6 – 6,5 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 6,5 mgl dan terendah pada stasiun III sebesar 5,6 mgl. Nilai DO pada stasiun I yang tinggi, berkaitan dengan rendahnya suhu demikian pula sebaliknya pada stasiun III, rendahnya DO pada stasiun III berkaitan dengan tingginya suhu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sastrawijaya 1991 bahwa suhu mempunyai pengaruh besar terhadap kelarutan oksigen, jika suhu naik maka oksigen di dalam air akan menurun. Kehidupan organisme perairan dapat bertahan jika oksigen terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung pada daya tahan organisme tersebut.

g. BOD

5 Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data kisaran nilai BOD 5 untuk seluruh stasiun sebesar 2,5 – 3,4 mgl. Nilai BOD 5 tertinggi pada stasiun III yang berada pada daerah pemukiman penduduk, sedangkan terendah berada pada stasiun1 yaitu daerah kontrol daerah mangrove dimana tidak ada aktifitas penduduk. Tingginya nilai BOD 5 pada stasiun III Pemukiman Penduduk diakibatkan oleh banyaknya pencemaran organik pada lokasi tersebut sedangkan pada stasiun I yang merupakan daerah mangrove nilai BOD 5 lebih rendah yaitu sebesar 2,5 mgl. Nilai BOD5 pada perairan ini masih sesuai dengan baku mutu air untuk biota air. Menurut Wardhana 2004, hlm: 91, bahan buangan limbah organik biasanya berasal dari bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran manusia, kotoran hewan dan lain sebagainya. Suin 2002, hlm: 46 menyatakan bahwa aliran air juga berpengaruh terhadap kelarutan udara dan garam- garam dalam air sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme air. Universitas Sumatera Utara

h. Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen yang diperoleh dari ketiga stasiun penelitian berkisar 73,87 - 83,87. Nilai kejenuhan tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 83,87 dan terendah pada stasiun III sebesar 73,87. Nilai kejenuhan oksigen yang tinggi pada stasiun I berkaitan dengan tingginya nilai DO pada stasiun tersebut. Hal ini menunjukkan defisit oksigen pada stasiun tersebut sedikit. Sumber pemasukkan O 2 yang cukup besar yang berasal dari hasil fotosintesis plankton, kerapatan vegetasi sekitar yang rimbun, dan juga oksigen yang berasal dari kontak langsung dengan udara. Nilai kejenuhan oksigen yang paling rendah yaitu sebesar 73,87 terdapat pada stasiun III, rendahnya oksigen terlarut pada stasiun ini disebabkan karena stasiun ini merupakan dearah pemukiman penduduk. Barus 2004, hlm: 60 menjelaskan bahwa kehadiran senyawa organik akan menyebabkan terjadinya proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme dan berlangsung secara aerob, oleh sebab itu jika di dalam suatu lingkungan perairan jumlah kehadiran senyawa organik tinggi, maka mikroorganisme membutuhkan oksigen dalam jumlah yang lebih banyak dan hal ini akan mengakibatkan defisit oksigen bagi lingkungan perairan tersebut.

i. TDS Total Dissolved Solid