berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara di sekelilingnya dan juga faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dan
pepohonan yang tumbuh di tepi.
b. Salinitas
Nilai salinitas yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 27 – 28,5
00
. Salinitas tertinggi diperoleh pada stasiun III sebesar 28,5
00
sedangkan salinitas terendah pada stasiun I sebesar 27
00
. Tinggi rendahnya nilai salinitas pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang berada di daerah tersebut
yang menghasilkan limbah sehingga berdampak pada peningkatan kadar salinitas air. Di sisi lain perbedaan salinitas pada ketiga stasiun berkaitan dengan daerah penelitian
ini merupakan daerah estuari, sehingga akan terjadi perubahan fluktuasi salinitas yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh pasang surutnya air.
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. Perairan estuaria atau daerah sekitar kuala
dapat mempunyai stuktur salinitas yang kompleks, karena selain merupakan pertemuan antara air tawar yang relatif ringan dan air laut yang lebih berat, juga
pengadukkan air sangat menentukan. Perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat, terjadi dimana air tawar merupakan lapisan tipis di permukaan sedangkan di
bawahnya terdapat air laut Nontji, 1993, hlm: 59-60.
c. Penetrasi
Nilai penetrasi cahaya yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 1,35 – 2,91m. Penetrasi cahaya tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 2,91
m, sedangkan penetrasi cahaya terendah diperoleh pada stasiun I sebesar 1,35 m. Yang mempengaruhi penetrasi cahaya pada lapisan air adalah ada tidaknya kanopi
yang menutupi perairan tersebut, misalnya terdapat pohon dipinggir suatu perairan ataupun, banyaknya cahaya yang masuk akan mempengaruhi organisme yang berada
dalam suatu badan perairan. Rendahnya nilai penetrasi pada stasiun I tersebut juga
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Sastrawijaya 1991,
hlm: 99 menjelaskan bahwa cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika kosentrasi bahan tersuspensi atau terlarut tinggi, akibatnya akan mempengaruhi
proses fotosintesis di dalam air dan demikian pula sebaliknya.
d. Intensitas