Intensitas pH DO Oksigen terlarut

disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Sastrawijaya 1991, hlm: 99 menjelaskan bahwa cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika kosentrasi bahan tersuspensi atau terlarut tinggi, akibatnya akan mempengaruhi proses fotosintesis di dalam air dan demikian pula sebaliknya.

d. Intensitas

Nilai intensitas cahaya yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 485 – 583 Candela. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 583 Candela. Sedangkan intensitas cahaya terendah diperoleh pada stasiun I yaitu sebesar 485 Candela. Rendahnya intensitas cahaya pada stasiun I adalah karena pada stasiun ini merupakan daerah mangrove sehingga terdapat banyak vegetasi. Menurut Barus 2004, hlm: 43, vegetasi yang ada di sepanjang perairan dapat mempengaruhi intensitas cahaya, karena tumbuh-tumbuhan tersebut mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari. Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya.

e. pH

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa pH air pada setiap stasiun berkisar 7,5 - 7,8. Nilai pH yang tinggi pada stasiun III di sebabkan karena stasiun ini memiliki aktifitas masyarakat yang lebih banyak dari stasiun lainnya sehingga menghasilkan limbah berupa sisa deterjen dari pencucian perahu, dan sisa dari makanan ikan dikeramba yang terbawa aliran air permukaan mengakibatkan peningkatan nilai pH air. Menurut Wardhana 2004, hlm: 85 bahwa larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Ada sebagian bahan sabun maupun diterjen yang tidak dapat dipecah oleh mikroorganisme yang ada di dalam air. Universitas Sumatera Utara

f. DO Oksigen terlarut

Nilai oksigen terlarut pada stasiun penelitian berkisar 5,6 – 6,5 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 6,5 mgl dan terendah pada stasiun III sebesar 5,6 mgl. Nilai DO pada stasiun I yang tinggi, berkaitan dengan rendahnya suhu demikian pula sebaliknya pada stasiun III, rendahnya DO pada stasiun III berkaitan dengan tingginya suhu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sastrawijaya 1991 bahwa suhu mempunyai pengaruh besar terhadap kelarutan oksigen, jika suhu naik maka oksigen di dalam air akan menurun. Kehidupan organisme perairan dapat bertahan jika oksigen terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung pada daya tahan organisme tersebut.

g. BOD