Nilai Indeks Keanekaragaman H’, dan Indeks Keseragaman E

3.4 Nilai Indeks Keanekaragaman H’, dan Indeks Keseragaman E

Perhitungan indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman merupakan analisa yang biasa digunakan dalam analisa populasi dan komunitas makrozoobenthos Tabel 3.4 Nilai Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Makrozoobentos di Setiap Stasiun Penelitian INDEKS STASIUN I II III Keanekaragaman H’ 2,334 2,268 2,126 Keseragaman E 0,939 0,946 0,967 Berdasarkan Tabel 3.3 bahwa nilai indeks keanekaragaman H’ yang diperoleh dari ketiga stasiun berkisar antara 2,126 – 2,334. Nilai H’ tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 2,334. Hal ini karena pada stasiun I jumlah individu setiap spesiesnya merata dibandingkan dengan ketiga stasiun lainnya yang menunjukkan keanekaragaman spesiesnya tinggi. Barus 2004, hlm: 121, menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Dengan kata lain, bahwa apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah. Nilai indeks keanekaragaman H’ terendah terdapat pada stasiun III yaitu sebesar 2,126. hal ini karena diantara semua stasiun , stasiun III memiliki jumlah genus yang paling sedikit dan penyebaran jumlah individu tiap spesies tidak merata. Menurut Odum 1994, hlm: 384, keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari tiap jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya dinilai rendah . Nilai indeks keseragaman E yang diperoleh dari ketiga stasiun penelitian berkisar 0,939 - 0,967. Nilai indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu sebesar 0,967. Hal ini disebabkan oleh penyebaran individu pada stasiun ini lebih merata dibandingkan dengan penyebaran individu di stasiun yang lain. Nilai Universitas Sumatera Utara indeks keseragaman terendah terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 0,939. Hal ini di sebabkan pada stasiun ini penyebaran makrozoobenthos tidak merata. Berdasarkan klasifikasi tingkat pencemaran maka dapat disimpulkan bahwa perairan di lokasi penelitian termasuk ke dalam perairan yang tercemar ringan. Menurut Barus 2004, hlm: 125, klasifikasi tingkat pencemaran berdasarkan nilai indeks diversitas Shannon-Wienner , 2,0 tidak tercemar; 1,6-2,0 tercemar ringan; 1,0-1,6 tercemar sedang; 1,0 tercemar beratparah, mengingat tidak selamanya suatu perairan yang tidak tercemar mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi dan sebaliknya tidak selamanya perairan yang keanekaragaman spesiesnya rendah telah mengalami pencemaran yang berat.

3.5 Nilai Indeks Similaritas