Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Serangan hama wereng coklat dapat dianalisis menggunakan data satelit terra MODIS. Nilai EVI saat terserangan hama wereng coklat berkisar antara 0,198 – 0,371 dan nilai LST berkisar 24,4 C – 31,1 C. Analisis serangan hama wereng coklat menggunakan hubungan EVI dan LST satelit MODIS yang membentuk model TVBI. Pada model ini serangan hama wereng coklat terkumpul dalam 3 wilayah yaitu, Wilayah I pada nilai EVI 0,268 – 0,424 dan LST 24,51 C – 30,64 C, Wilayah II pada nilai EVI 0,164 – 0,26 dan LST 26 C – 30,66 C, serta wilayah III pada nilai EVI 0,158 – 0,288 dan LST 30,27 C – 37,5 C. Nilai TVBI dihitung dengan pendekatan metode TVDI Temperature Vegetation Dryness Index. Formula TVBI untuk wilayah indramayu adalah TVBI = LST--19,38EVI+27,12- 26,49EVI+38,25--19,38EVI+27,12 untuk EVI0,368 dan TVBI = LST-20- 26,49EVI+38,25-20 untuk EVI0,368. Kisaran TVBI saat terjadi serangan hama ialah 0,36 – 1,01. Kisaran ini memiliki acurasi 51,96 terhadap seluruh data tiap kejadian dan 71,43 terhadap data yang terserang hama. Berdasarkan Model TVBI ini sebanyak 69 serangan hama wereng coklat terjadi pada kondisi lahan sawah agak kering dan kering, serangan hama wereng coklat di Kabupaten Indramayu sebagian besar terjadi pada fase generatif. TVBI merupakan indeks yang menggambarkan kondisi kelembaban tanaman padi yang berpotensi terserang hama wereng coklat. Pada penelitian ini persamaan TVBI masih bersifat spesifik, tidak berlaku umum karena persamaan tersebut belum di validasi dengan data tahun sebelumnya ataupun daerah lain, oleh sebab itu indeks TVBI ini belum bisa digunakan sebagai sarana prediksi. Penelitian ini hanya dapat mendeteksi keadaan serangan hama wereng coklat pada kondisi terserang atau tidak terserang. Selain itu serangan hama yang terjadi dibawah 6 Ha tidak dapat terdeteksi dengan baik karena resolusi data satelit yang digunakan 250m x250m. Kelebihan deteksi serangan hama wereng coklat pada penelitian ini ialah hasil analisis berupa data spasial dengan variasi keadaan serangan hama di tiap kecamatan terlihat lebih jelas dibandingkan analisis menggunakan data stasiun. Selain itu juga data MODIS memiliki periode data 8 harian, sehingga pengembangan metodologi ini dapat memberikan prediksi secara dini terhadap serangan hama wereng coklat.

5.2 Saran