20
Peta potensi serangan hama wereng coklat pada Gambar 15 merupakan data
spasial yang memiliki variasi keadaan serangan hama wereng coklat yang lebih jelas
disetiap kecamatan.
Jika dibandingkan
dengan data serangan hama wereng coklat yang diperoleh dari lapangan masih jauh dari
keadaan sebenarnya. Peta potensi serangan hama wereng coklat Gambar 15 hanya dapat
memperlihatkan 71,43 gambaran umum dari
terjadinya terserangan
atau tidak
terserang hama wereng coklat. Peta potensi ini hanya dapat memperlihatkan sawah-
sawah yang berpotensi terjadinya serangan hama wereng coklat berdasarkan nilai TVBI.
Pada penelitian ini analisis nilai TVBI yang dilakukan berdasarkan data luas
serangan hama tiap kecamatan, sehingga luas serangan hama wereng yang terjadi luasnya
tidak sama dengan yang terjadi di peta potensi. Data MODIS memiliki periode data
8 harian, sehingga pengembangan penelitian lebih lanjut menggunakan resolusi data
serangan hama yang lebih detail dan banyak diperlukan agar mendapatkan hasil yang lebih
baik dan maksimal.
Gambar 15. Peta Potensi Serangan Hama Wereng Coklat Indramayu a Maret Minggu Ke-2 2008 b Maret Minggu Ke-1 2009
Cikedung Haurgeulis
Sukra
Kroya Sindang
Losarang Lelea
Anjatan Sliyeg
Indramayu
W idasari Krangkeng
Lohbener
Bangodua Bongas
Gabuswetan Kandanghaur
Kertas emaya Juntinyuat
Karangampel Jatibarang
Balongan
S N
E W
Legenda Batas Kecamatan
1. Tinggi 3. Rendah
4. Tidak Potensi 2. Sedang
6 °40
6 °40
6 °30
6 °30
6 °20
6 °20
108 °00
108 °00
108 °10
108 °10
108 °20
108 °20
108 °30
108 °30
a. Maret Minggu Ke-2 2008
Sumber Data: - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN Pekayon - Pusat Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman PPOPT Indramayu - Data Administrasi Biro Pusat Statistik BPS
1:408380
Dibuat oleh: M. Ghulaman Z G24051302
Cikedung Haurgeulis
Sukra
Kroya Sindang
Losarang Lelea
Anjatan Sliyeg
Indramayu
W idasari Krangkeng
Lohbener
Bangodua Bongas
Gabuswetan Kandanghaur
Kertas emaya Juntinyuat
Karangampel Jatibarang
Balongan
S N
E W
Legenda Batas Kecamatan
1. Tinggi 3. Rendah
4. Tidak Potensi 2. Sedang
6 °40
6 °40
6 °30
6 °30
6 °20
6 °20
108 °00
108 °00
108 °10
108 °10
108 °20
108 °20
108 °30
108 °30
b. Maret Minggu Ke-1 2009
Sumber Data: - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN Pekayon - Pusat Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman PPOPT Indramayu - Data Administrasi Biro Pusat Statistik BPS
1:408380
Dibuat oleh: M. Ghulaman Z G24051302
21
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Serangan hama wereng coklat dapat dianalisis menggunakan data satelit terra
MODIS. Nilai EVI saat terserangan hama wereng coklat berkisar antara 0,198
– 0,371 dan nilai LST berkisar 24,4
C – 31,1
C. Analisis serangan hama wereng coklat
menggunakan hubungan EVI dan LST satelit MODIS yang membentuk model TVBI. Pada
model ini serangan hama wereng coklat terkumpul dalam 3 wilayah yaitu, Wilayah I
pada nilai EVI 0,268
– 0,424 dan LST 24,51
C – 30,64
C, Wilayah II pada nilai EVI 0,164
– 0,26 dan LST 26 C
– 30,66 C, serta
wilayah III pada nilai EVI 0,158 – 0,288 dan
LST 30,27 C
– 37,5 C. Nilai TVBI dihitung
dengan pendekatan
metode TVDI
Temperature Vegetation Dryness Index. Formula TVBI untuk wilayah indramayu
adalah TVBI = LST--19,38EVI+27,12- 26,49EVI+38,25--19,38EVI+27,12
untuk EVI0,368 dan TVBI = LST-20- 26,49EVI+38,25-20 untuk EVI0,368.
Kisaran TVBI saat terjadi serangan hama ialah 0,36
– 1,01. Kisaran ini memiliki acurasi 51,96 terhadap seluruh data tiap
kejadian dan 71,43 terhadap data yang terserang hama. Berdasarkan Model TVBI ini
sebanyak 69 serangan hama wereng coklat terjadi pada kondisi lahan sawah agak kering
dan kering, serangan hama wereng coklat di Kabupaten Indramayu sebagian besar terjadi
pada fase generatif. TVBI merupakan indeks yang menggambarkan kondisi kelembaban
tanaman padi yang berpotensi terserang hama wereng coklat. Pada penelitian ini persamaan
TVBI masih bersifat spesifik, tidak berlaku umum karena persamaan tersebut belum di
validasi dengan data tahun sebelumnya ataupun daerah lain, oleh sebab itu indeks
TVBI ini belum bisa digunakan sebagai sarana prediksi.
Penelitian ini hanya dapat mendeteksi keadaan serangan hama wereng coklat pada
kondisi terserang atau tidak terserang. Selain itu serangan hama yang terjadi dibawah 6 Ha
tidak dapat terdeteksi dengan baik karena resolusi data satelit yang digunakan 250m
x250m.
Kelebihan deteksi
serangan hama
wereng coklat pada penelitian ini ialah hasil analisis berupa data spasial dengan variasi
keadaan serangan hama di tiap kecamatan terlihat lebih jelas dibandingkan analisis
menggunakan data stasiun. Selain itu juga data MODIS memiliki periode data 8 harian,
sehingga pengembangan metodologi ini dapat memberikan prediksi secara dini terhadap
serangan hama wereng coklat.
5.2 Saran
Penelitian mengenai deteksi serangan hama
wereng coklat
menggunakan pendekatan
metode remote
sensing memerlukan pengembangan lebih lanjut lagi,
antara lain dengan menambah jumlah data remote
sensing yang
digunakan, memperhitungkan anomali iklim hujan,
menggunakan resolusi data serangan hama wereng coklat yang lebih kecil, dan
melakukan metode validasi berdasarkan luas serangan hama yang terjadi di lapangan.
Penelitian ini juga memungkinkan untuk mendeteksi serangan hama lain.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Akhoondzadeh, M dan Saradjian, MR. 2008. Comparison
Of Land
Surface Temperature Mapping Using Modis
and Aster Images In Semi-Arid Area. On The International Archives of the
Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol.
XXXVII. Part B8. Beijing.
BAPPEDA. 2004.
Selayang Pandang
Indramayu. Badan
Perencanaan Daerah
kabupaten Indramayu.
Indramayu: Bappeda Indramayu. Berryman, AA. 1987. The theory and
classification of outbreaks in Barbosa P JC Schultz. Editors Insect
Outbreaks. Academic Press, New York. P 3-30.
Domiri, DD. Adhyani, NL dan Nugraheni, S. 2005. Model Pertumbuhan Tanaman
Padi Menggunakan Data MODIS Untuk Pendugaan Umur Padi Sawah
dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV.
Dousset, B dan Gourmelon, F. 2003. Satellite multi-sensor data analysis of urban
surface temperatures and landcover in ISPRS Journal of Photogrammetry
and Remote Sensing. 58, 1-2, 43-54.
Effendi, BS. 1985. Studi Perkembangan Populasi Wereng Coklat Nilapavarta
lugens stal
Asal Imigran
dan Pemencarannya
di Pertanaman.
Bogor: Pascasarjana IPB.