Maret Minggu Ke-2 2008 Maret Minggu Ke-1 2009

20 Peta potensi serangan hama wereng coklat pada Gambar 15 merupakan data spasial yang memiliki variasi keadaan serangan hama wereng coklat yang lebih jelas disetiap kecamatan. Jika dibandingkan dengan data serangan hama wereng coklat yang diperoleh dari lapangan masih jauh dari keadaan sebenarnya. Peta potensi serangan hama wereng coklat Gambar 15 hanya dapat memperlihatkan 71,43 gambaran umum dari terjadinya terserangan atau tidak terserang hama wereng coklat. Peta potensi ini hanya dapat memperlihatkan sawah- sawah yang berpotensi terjadinya serangan hama wereng coklat berdasarkan nilai TVBI. Pada penelitian ini analisis nilai TVBI yang dilakukan berdasarkan data luas serangan hama tiap kecamatan, sehingga luas serangan hama wereng yang terjadi luasnya tidak sama dengan yang terjadi di peta potensi. Data MODIS memiliki periode data 8 harian, sehingga pengembangan penelitian lebih lanjut menggunakan resolusi data serangan hama yang lebih detail dan banyak diperlukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal. Gambar 15. Peta Potensi Serangan Hama Wereng Coklat Indramayu a Maret Minggu Ke-2 2008 b Maret Minggu Ke-1 2009 Cikedung Haurgeulis Sukra Kroya Sindang Losarang Lelea Anjatan Sliyeg Indramayu W idasari Krangkeng Lohbener Bangodua Bongas Gabuswetan Kandanghaur Kertas emaya Juntinyuat Karangampel Jatibarang Balongan S N E W Legenda Batas Kecamatan 1. Tinggi 3. Rendah 4. Tidak Potensi 2. Sedang 6 °40 6 °40 6 °30 6 °30 6 °20 6 °20 108 °00 108 °00 108 °10 108 °10 108 °20 108 °20 108 °30 108 °30

a. Maret Minggu Ke-2 2008

Sumber Data: - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Pekayon - Pusat Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman PPOPT Indramayu - Data Administrasi Biro Pusat Statistik BPS 1:408380 Dibuat oleh: M. Ghulaman Z G24051302 Cikedung Haurgeulis Sukra Kroya Sindang Losarang Lelea Anjatan Sliyeg Indramayu W idasari Krangkeng Lohbener Bangodua Bongas Gabuswetan Kandanghaur Kertas emaya Juntinyuat Karangampel Jatibarang Balongan S N E W Legenda Batas Kecamatan 1. Tinggi 3. Rendah 4. Tidak Potensi 2. Sedang 6 °40 6 °40 6 °30 6 °30 6 °20 6 °20 108 °00 108 °00 108 °10 108 °10 108 °20 108 °20 108 °30 108 °30

b. Maret Minggu Ke-1 2009

Sumber Data: - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Pekayon - Pusat Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman PPOPT Indramayu - Data Administrasi Biro Pusat Statistik BPS 1:408380 Dibuat oleh: M. Ghulaman Z G24051302 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Serangan hama wereng coklat dapat dianalisis menggunakan data satelit terra MODIS. Nilai EVI saat terserangan hama wereng coklat berkisar antara 0,198 – 0,371 dan nilai LST berkisar 24,4 C – 31,1 C. Analisis serangan hama wereng coklat menggunakan hubungan EVI dan LST satelit MODIS yang membentuk model TVBI. Pada model ini serangan hama wereng coklat terkumpul dalam 3 wilayah yaitu, Wilayah I pada nilai EVI 0,268 – 0,424 dan LST 24,51 C – 30,64 C, Wilayah II pada nilai EVI 0,164 – 0,26 dan LST 26 C – 30,66 C, serta wilayah III pada nilai EVI 0,158 – 0,288 dan LST 30,27 C – 37,5 C. Nilai TVBI dihitung dengan pendekatan metode TVDI Temperature Vegetation Dryness Index. Formula TVBI untuk wilayah indramayu adalah TVBI = LST--19,38EVI+27,12- 26,49EVI+38,25--19,38EVI+27,12 untuk EVI0,368 dan TVBI = LST-20- 26,49EVI+38,25-20 untuk EVI0,368. Kisaran TVBI saat terjadi serangan hama ialah 0,36 – 1,01. Kisaran ini memiliki acurasi 51,96 terhadap seluruh data tiap kejadian dan 71,43 terhadap data yang terserang hama. Berdasarkan Model TVBI ini sebanyak 69 serangan hama wereng coklat terjadi pada kondisi lahan sawah agak kering dan kering, serangan hama wereng coklat di Kabupaten Indramayu sebagian besar terjadi pada fase generatif. TVBI merupakan indeks yang menggambarkan kondisi kelembaban tanaman padi yang berpotensi terserang hama wereng coklat. Pada penelitian ini persamaan TVBI masih bersifat spesifik, tidak berlaku umum karena persamaan tersebut belum di validasi dengan data tahun sebelumnya ataupun daerah lain, oleh sebab itu indeks TVBI ini belum bisa digunakan sebagai sarana prediksi. Penelitian ini hanya dapat mendeteksi keadaan serangan hama wereng coklat pada kondisi terserang atau tidak terserang. Selain itu serangan hama yang terjadi dibawah 6 Ha tidak dapat terdeteksi dengan baik karena resolusi data satelit yang digunakan 250m x250m. Kelebihan deteksi serangan hama wereng coklat pada penelitian ini ialah hasil analisis berupa data spasial dengan variasi keadaan serangan hama di tiap kecamatan terlihat lebih jelas dibandingkan analisis menggunakan data stasiun. Selain itu juga data MODIS memiliki periode data 8 harian, sehingga pengembangan metodologi ini dapat memberikan prediksi secara dini terhadap serangan hama wereng coklat.

5.2 Saran

Penelitian mengenai deteksi serangan hama wereng coklat menggunakan pendekatan metode remote sensing memerlukan pengembangan lebih lanjut lagi, antara lain dengan menambah jumlah data remote sensing yang digunakan, memperhitungkan anomali iklim hujan, menggunakan resolusi data serangan hama wereng coklat yang lebih kecil, dan melakukan metode validasi berdasarkan luas serangan hama yang terjadi di lapangan. Penelitian ini juga memungkinkan untuk mendeteksi serangan hama lain.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Akhoondzadeh, M dan Saradjian, MR. 2008. Comparison Of Land Surface Temperature Mapping Using Modis and Aster Images In Semi-Arid Area. On The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. XXXVII. Part B8. Beijing. BAPPEDA. 2004. Selayang Pandang Indramayu. Badan Perencanaan Daerah kabupaten Indramayu. Indramayu: Bappeda Indramayu. Berryman, AA. 1987. The theory and classification of outbreaks in Barbosa P JC Schultz. Editors Insect Outbreaks. Academic Press, New York. P 3-30. Domiri, DD. Adhyani, NL dan Nugraheni, S. 2005. Model Pertumbuhan Tanaman Padi Menggunakan Data MODIS Untuk Pendugaan Umur Padi Sawah dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Dousset, B dan Gourmelon, F. 2003. Satellite multi-sensor data analysis of urban surface temperatures and landcover in ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing. 58, 1-2, 43-54. Effendi, BS. 1985. Studi Perkembangan Populasi Wereng Coklat Nilapavarta lugens stal Asal Imigran dan Pemencarannya di Pertanaman. Bogor: Pascasarjana IPB.