18
Gambar 14. Hubungan Model TVBI dan TVDI Tabel 4. Tingkat Kelengasan TVDI dan TVBI Indramayu Musim Tanam 2007-20082009 Saat
Serangan Hama Wereng Coklat
Tingkat Kelengasan TVDI
TVBI Frekuensi
Serangan Hama
Persentase
Basah 0TVDI≤0,2
- 0,16TVBI≤0,07
7 5
Agak Basah 0,2TVDI≤0,4
0,07 TVBI≤0,30 9
6 Normal
0,4TVDI≤0,6 0,30 TVBI≤0,53
28 20
Agak Kering 0,6TVDI≤0,8
0,53 TVBI≤0,75 36
26 Kering
0,8TVDI≤1,0 0,75 TVBI≤0,98
60 43
Total Kejadian Serangan Hama 140
4.5.2 Korelasi Temperature Vegetation
Brown planhopper Index TVBI dengan
Temperature Vegetation
Dryness Index TVDI.
Nilai TVBI dan TVDI yang telah dibentuk di plot kedalam sumbu X dan Y.
Gambar 14 memperlihatkan plot TVBI dan TVDI
dengan hubungan
persamaan TVBI=1,135TVDI-0,155 dengan R
2
sebesar 0,97. Nilai R
2
tersebut menujukkan korelasi yang baik antara TVDI dengan TVBI. Secara
gambar model, antara TVBI dan TVDI terlihat hampir sama. Perbedaannya nilai
TVBI lebih menggambarkan keberadaan hama wereng coklat. Persamaan korelasi
antara TVBI dengan TVDI digunakan untuk mengubah tingkat kelengasan berdasarkan
TVDI yang telah. diklasifikasikan sandholt kedalam nilai TVBI. Hubungan antara TVDI
- TVBI dapat dilihat pada Tabel 4.
Persamaan korelasi antara TVBI dengan TVDI digunakan untuk mengubah tingkat
kekeringan berdasarkan TVDI yang telah diklasifikasikan
sandholt kedalam
nilai TVBI. Tabel 4 memperlihatkan hubungan
kondisi kelengasan tanah berdasarkan nilai TVDI dengan TVBI. Data frekuensi serangan
hama wereng coklat memperlihatkan bahwa frekuensi serangan hama wereng coklat
paling banyak terjadi pada saat kondisi kering. Saat kondisi lembab frekuensi
terjadinya serangan hama wereng coklat tidak sebanyak pada saat kondisi kering. Sebanyak
96 kejadian 69 serangan hama wereng coklat terjadi pada kondisi sawah agak kering
dan kering. Model TVBI dan TVDI secara umum dapat dilihat pada lampiran 6.
4.6 Validasi Akurasi
Nilai TVBI
Terhadap Serangan Hama Validasi nilai TBVI dilakukan untuk
mengetahui akurasi kisaran TVBI terserang hama dengan nilai TVBI saat terjadi serangan
hama wereng coklat. Nilai Kisaran TVBI saat terjadi
serangan hama
wereng coklat
dijadikan acuan untuk melakukan validasi. Nilai kisaran TVBI tersebut divalidasi dengan
nilai TVBI setiap kejadian data. Tabel 5. Validasi Kisaran TVBI 0,36
– 1,01
Kategori Jumlah
Data Validasi
Benar Akurasi
Terserang 140
100 71,43
Tidak Terserang
880 430
48,86 Total
1020 530
51,96
Kisaran TVBI saat terjadi serangan hama ialah 0,36
– 1,01 setelah divalidasi terhadap
seluruh data
tiap kejadian
menunjukkan bahwa 51,96 data terdeteksi dengan benar, sedangkan untuk data yang
terserang terdeteksi 71,43 benar. Akurasi
y = 1,135x - 0,155 R² = 0,972
-0,40 -0,20
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60 T
V B
I
TVDI
TVBI dan TVDI Linear TVBI dan TVDI
19
data tersebut menunjukkan bahwa kisaran nilai
TVBI 0,36
– 1,01
dapat menggambarkan serangan hama wereng
coklat sebesar 71,43 terserang. Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel Validasi
Kisaran 0,36 – 1,01 Terhadap Data Serangan
Hama Wereng Coklat Lampiran 7.
4.7 Pemetaan Sebaran Spasial Hama Wereng Coklat
Pemetaan spasial potensi serangan hama wereng coklat dibuat berdasarkan frekuensi
serangan hama yang sering terjadi. Nilai TVBI 0,36
– 1,01 merupakan kisaran TVBI yang sering terjadi serangan hama. Nilai
TVBI kurang dari 0.36 dan lebih dari 1.01 merupakan nilai yang tidak berpotensi terjadi
serangan hama, karena pada nilai tersebut frekuensi terjadinya serangan hama wereng
coklat tidak sebanyak dalam kisaran TVBI 0,36
– 1,01. Kisaran nilai TVBI 0,36
– 1,01dibagi kedalam 10 kelas. Pembagian 10 kelas
tersebut bertujuan melihat nilai TVBI yang berpotensi terjadi serangan hama wereng
secara lebih jelas. Berdasarkan 10 kelas luas serangan hama wereng coklat, terdapat 3
bagian besar luasan terjadi serangan hama, yaitu luas serangan hama yang terjadi kurang
dari 284 Ha Rendah, luas 284 Ha sampai 927 Ha Sedang dan luas lebih besar dari
927 Ha Tinggi. Pembagian kelas klasifikasi potensi serangan hama wereng coklat dapat
dilihat pada lampiran Pembagian Kelas Klasifikasi Potensi Serangan Hama Wereng
Coklat Lampiran 8. Hasil pembagian kelas potensi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kelas Potensi Serangan Hama Wereng Coklat
Kelas Nilai TVBI
Tidak Potensi 0.36 dan 1.01
Rendah 0.42 - 0.49 dan 0.75 - 0.88
Sedang 0.36 - 0.42, 0.55 - 0.75 dan
0.88 - 0.94 Tinggi
0.49 - 0.55 dan 0.94 - 1.01 Hasil pembagian kelas potensi pada
Tabel 6 memperlihatkan kisaran 0,49 – 0,55
dan 0,94 – 1,01 merupakan kisaran dengan
frekuensi serangan hama wereng coklat yang tinggi dan luas serangan hama yang lebih dari
927 Ha Kelas Tinggi. Kedua kisaran tersebut mewakili potensi tinggi terserang
hama saat kondisi lahan lembab dan kering. Pembagian klasifikasi ini bertujuan untuk
memetakan kejadian serangan hama wereng coklat
berdasarkan nilai
TVBI, pada
penelitian selanjutnya diperluakan klasifikasi data kembali karena data luas serangan hama
yang digunakan untuk membagi klasifikasi ini berdasarkan data serangan hama selama
musim tanam 2007-20082009.
Nilai TVBI merupakan nilai yang memperlihatkan kondisi kelembaban lahan
saat terserang
hama wereng
coklat. Berdasarkan hasil klasifikasi kelas Tabel 6,
dibuat peta spasial potensi serangan hama wereng coklat yang ditunjukkan dalam
Gambar 15.
Peta potensi serangan hama wereng coklat yang ditunjukkan dalam Gambar 15
merupakan keadaan serangan hama wereng coklat berdasarkan nilai TVBI yang terjadi
pada bulan maret minggu ke-2 2008 dan maret minggu ke-1 2009. Peta potensi
serangan hama wereng coklat di buat berdasarkan 2 frekuensi paling banyak terjadi
serangan hama wereng coklat selama musim tanam 2007-20082009.
Peta potensi serangan hama wereng coklat pada bulan maret minggu ke-2 tahun
2008 Gambar 15 a, memperlihatkan bahwa sebanyak
32 sawah
di kabupaten
indramayu berpotensi rendah terserang hama wereng
coklat kuning,
23 sawah
berpotensi tinggi merah dan sedang jingga terserang hama wereng coklat, serta 21
sawah tidak berpotensi hijau terserang hama wereng coklat. Pada bulan maret mingu ke-2
2008 Kabupaten Indramayu sebagian besar sawah memiliki potensi rendah kuning
terserang hama wereng coklat, namun terdapat beberapa sawah yang berpotensi
tinggi merah terserang hama wereng coklat yang sebagian besar berada di kecamatan
Haurgeulis, Gabuswetan, Cikedung, dan Kroya.
Peta potensi serangan hama wereng coklat pada bulan maret minggu ke-1 tahun
2009 Gambar 15 b, memperlihatkan bahwa sebanyak
39 sawah
di kabupaten
indramayu berpotensi sedang terserang hama wereng
coklat jingga,
21 sawah
berpotensi rendah kuning terserang hama, 19 sawah berpotensi tinggi merah
terserang hama wereng coklat, dan 21 sawah tidak berpotensi hijau terserang hama
wereng coklat. Pada bulan maret mingu ke-1 2009 Kabupaten Indramayu sebagian besar
sawah memiliki potensi sedang jingga terserang hama wereng coklat, sawah yang
berpotensi tinggi merah terserang hama wereng coklat sebagian besar berada di
kecamatan Gabuswetan, Bongas, dan Kroya.
20
Peta potensi serangan hama wereng coklat pada Gambar 15 merupakan data
spasial yang memiliki variasi keadaan serangan hama wereng coklat yang lebih jelas
disetiap kecamatan.
Jika dibandingkan
dengan data serangan hama wereng coklat yang diperoleh dari lapangan masih jauh dari
keadaan sebenarnya. Peta potensi serangan hama wereng coklat Gambar 15 hanya dapat
memperlihatkan 71,43 gambaran umum dari
terjadinya terserangan
atau tidak
terserang hama wereng coklat. Peta potensi ini hanya dapat memperlihatkan sawah-
sawah yang berpotensi terjadinya serangan hama wereng coklat berdasarkan nilai TVBI.
Pada penelitian ini analisis nilai TVBI yang dilakukan berdasarkan data luas
serangan hama tiap kecamatan, sehingga luas serangan hama wereng yang terjadi luasnya
tidak sama dengan yang terjadi di peta potensi. Data MODIS memiliki periode data
8 harian, sehingga pengembangan penelitian lebih lanjut menggunakan resolusi data
serangan hama yang lebih detail dan banyak diperlukan agar mendapatkan hasil yang lebih
baik dan maksimal.
Gambar 15. Peta Potensi Serangan Hama Wereng Coklat Indramayu a Maret Minggu Ke-2 2008 b Maret Minggu Ke-1 2009