Validasi Akurasi TVBI dengan Pemetaan Sebaran

10 setiap data, kemudian dilakukan penghitungan nilai TVBI dengan persamaan. � = LST −LST � LST �� −LST � ………..8 Kisaran nilai TVBI yang diserang diperoleh dengan persamaan: � � � � = � ��� TVBI ± STDV TVBI.…..9 Nilai TVBI yang digunakan dalam penentuan kisaran ini ialah nilai TVBI yang terserang hama wereng coklat di atas 6 Ha. Metode penentuan nilai TVBI ini menggunakan pendekatan metode Temperature Vegetation Dryness Index TVDI. Model scatter plot diagram antara seluruh data EVI dan LST membentuk model umum TVDI. Model TVDI ini menunjukkan kondisi kelembaban dan tutupan lahan berdasarkan tingkat kekeringan TVDI. Penelitian ini merumuskan nilai TVDI untuk mengetahui kondisi lahan berdasarkan kondisi kekeringannya pada saat terjadi serangan hama wereng coklat dan mencari hubungan persamaannya dengan TVBI. Nilai TVDI diperoleh dengan cara menentukan persamaan Dry Edge DE dan Wet Edge WE dari Model TVDI. Persamaan Dry Edge DE dan Wet Edge WE digunakan untuk menghitung nilai LST minimum dan LST maksimum untuk setiap nilai EVI. Nilai TVDI dihitung dengan persamaan. � = LST −LST � LST �� −LST � …..10 Tabel 3.Tingkat Kelengasan TVDI Tingkat Kelengasan TVDI Basah 0 TVDI ≤ 0,2 Agak Basah 0,2 TVDI ≤ 0,4 Normal 0,4 TVDI ≤ 0,6 Agak Kering 0,6 TVDI ≤ 0,8 Kering 0,8 TVDI ≤ 1,0 Sandholt dalam Parwati, 2008 Hubungan persamaan antara TVBI dan TVDI digunakan dalam mengkonversi tingkat kekeringan Tabel 3 berdasarkan TVDI menjadi nilai TVBI.

3.3.5 Validasi Akurasi TVBI dengan

Data Serangan Hama Validasi yang dilakukan pada penelitian ini untuk membuktikan kisaran TVBI yang diperoleh dapat berlaku dalam berbagai keadaan EVI dan LST yang diserang dan tidak terserang hama wereng coklat. Kisaran nilai TVBI saat terserang hama wereng coklat yang diperoleh pada langkah sebelumnya disesuaikan dalam nilai TVBI tiap kejadian data serangan hama wereng coklat. Jika nilai TVBI tiap data berada dalam kisaran nilai TVBI saat diserang hama wereng coklat maka nilai tersebut diasumsikan terdapat serangan hama, jika tidak berada dalam kisaran maka tidak terdapat serangan hama. � � = � � � � � � � � � � � � � � � × 100...11

3.3.6 Pemetaan Sebaran

Spasial Serangan Hama Wereng Coklat Peta spasial potensi serangan hama wereng coklat dibuat berdasarkan klasifikasi TVBI yang memiliki frekuensi paling sering dan memiliki serangan hama wereng coklat yang luas. Pada langkah ini kisaran nilai TVBI yang digunakan untuk validasi diasumsikan sebagai kisaran hama wereng coklat yang berpotensi terserang hama. Potensi serangan hama wereng coklat dibagi kedalam 3 kelas, yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kriteria kelas potensi dibagi berdasarkan luas serangan hama wereng coklat yang terjadi di setiap kisaran. Hasil klasifikasi kelas potensi serangan hama wereng coklat dipetakan sesuai dengan peta administrasi yang diolah menggunakan Er-Mapper. Pada Er-Mapper data EVI dan LST Indramayu diolah menjadi rata-rata 2 mingguan. Selanjutnya data-data tersebut dicari nilai TVBI dengan mengaplikasikan rumus yang didapatkan dalam perhitungan excel kedalam formula Er-Mapper. Nilai TVBI pada setiap peta diklasifikasikan berdasarkan kelas potensi serangan hama wereng coklat. Peta nilai TVBI tersebut selanjutnya di overlay berdasarkan peta administrasi indramayu. Secara umum metode penelitian dapat dilihat pada Gambar Diagram Alir Metode Penelitian Gambar 6. 11 Gambar 6. Diagram Alir Metode Penelitian Formulasi TVBI Terserang Validasi TVBI Luas Serangan Hama Wereng Coklat 2 Mingguan LST Mod11A 8 Harian Koreksi Geometrik Konversi C, Interpolasi, dan Cropping Sawah Indramayu ER-Mapper Ekstraksi Nilai menjadi Tabular dan Mengubah Skala 2 Mingguan Ms.Excel EVI dan LST 2 Mingguan ER-Mapper Training Sample LST dan EVI Terserang Hama Wereng Coklat EVI dan LST Saat Terserang Hama Wereng Coklat Keadaan Serangan Hama Wereng Coklat Indramayu Analisis Regresi Dry Edge dan Wet Edge TVBI Temperature Vegetation Brown Plant Hopper Index Analisis Regresi Dry Edge dan Wet Edge TVDI Temperature Vegetation Dryness Index Formulasi TVDI Analisis Keadaan Lahan Saat Serangan Hama Wereng Coklat Berdasarkan TVBI Peta Spasial TVBI dan Peta Potensi Serangan Hama Wereng Coklat Penghitungan EVI, Pemisahan Awan dan Cropping Sawah Indramayu ER-Mapper Red_reflectance NIR_reflectance blue_reflectance MIR_reflectance EVI Mod 9A 8 Harian EVI LST Pola EVI dan LST Indramayu 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dalam mendeteksi serangan hama wereng coklat. Data yang digunakan ialah data EVI dan LST dari satelit MODIS. Data serangan hama yang digunakan berupa data luas serangan hama wereng coklat 2 mingguan tiap kecamatan di kabupaten Indramayu. Hal ini menyebabkan analisis data pada penelitian ini menggunakan skala waktu 2 mingguan.

4.1 Keadaan EVI Kabupaten Indramayu Musim Tanam 2007-20082009

Nilai EVI hasil ekstraksi data satelit MOD09 berupa nilai EVI 8 harian tiap kecamatan. Nilai EVI diolah menjadi data 2 mingguan dengan cara merata-ratakan data selama 2 minggu, sehingga skalanya sama dengan data luas serangan hama. Hasil secara keseluruhan diperoleh nilai EVI 2 mingguan berkisar antara 0,0096 – 0,5040 dengan rata- rata 0,2315. Keadaan EVI secara umum selama Musim Tanam 2007-20082009 Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Gambar 7. EVI rata-rata 2 mingguan musim tanam 2007 – 20082009 merupakan nilai rata-rata EVI 2 mingguan dari setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu selama 4 musim tanam. Nilai EVI berkisaran antara -1 sampai dengan 1, dimana nilai 1 menunjukkan vegetasi yg rapat dan nilai -1 menunjukkan vegetasi yg rendah. Gambar 7 memperlihatkan fase pertumbuhan padi yang terjadi selama selama 4 musim tanam. Berdasarkan penelitian sebelumnya, satu musim tanam padi berbentuk lonceng agak simetris. Puncak nilai EVI pada musim hujan basah terjadi pada bulan Januari-Februari, sedangkan pada musim kemarau kering puncak nilai EVI terjadi pada bulan Juni-Juli. Pada musim basah nilai puncak EVI lebih tinggi dibandingkan musim kering, hal ini disebabkan pada musim basah kandungan air lebih banyak sehingga tanaman padi lebih hijau dan rapat. Pada nilai EVI berada dibawah 0,17 merupakan fase saat sawah bera atau memulai penanaman. Fase pertumbuhan tanaman padi terbagi dua yaitu fase vegetatif dan generatif. Nilai EVI pada Gambar EVI Musim Tanam 2007-20082009 tidak dapat memperlihatkan kondisi umur tanaman padi secara detail, hal ini disebabkan Gambar 7 diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai EVI di kecamatan Indramayu secara keseluruhan, untuk melihat kondisi umur tanaman padi secara detail diperlukan analisis khusus dengan data tiap piksel. Pola pertumbuhan tanaman padi secara umum selama Musim Tanam 2007- 20082009 juga dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar EVI setiap tahunnya memiliki pola yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki pola tanam padi yang hampir serentak untuk seluruh wilayah kecamatannya. Keadaan EVI untuk setiap kecamatan dapat dilihat pada Gambar Keadaan EVI dan Luas Serangan Hama Wereng Coklat Setiap Kecamatan Lampiran 3.

4.2 Keadaan LST Kabupaten Indramayu Musim Tanam 2007-20082009

Nilai LST 2 mingguan tiap kecamatan berkisar antara 17,02 C - 41,18 C dengan rata-rata 27,88 C. Suhu permukaan yang di hasilkan dalam data ini merupakan suhu permukaan padi, karena data kajian wilayah yang digunakan merupakan daerah sawah di Kabupaten Indramayu. Gambar 7. EVI Rata-rata 2 Mingguan Musim Tanam 2007-20082009 Kabupaten Indramayu 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar E V I Bulan EVI 2007-20072008 EVI 2008-20082009