Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan untuk ROP ini mengasumsikan bahwa permintaannya sama dan bersifat konstan. Bila tidak demikian halnya, harus ditambahkan stok tambahan, seringkali disebut pengaman safety stock.

2.8. Penelitian Terdahulu

Saragi 2010 dalam penelitiannya berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UKM Waroeng Cokelat Bogor bertujuan untuk mempelajari sistem pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku di Waroeng Cokelat; meramalkan tingkat permintaan pada produk Waroeng Cokelat; menghitung tingkat persediaan yang optimal bagi Waroeng Cokelat; menghitung serta mengevaluasi tingkat biaya persediaan bahan baku yang optimal bagi Waroeng Cokelat. Hasil penelitian menggunakan EOQ didapatkan jumlah pemesanan dan jarak antar pemesanan yang sama pada bahan baku, yaitu mengikuti jumlah pemesanan terbesar pada cokelat, sehingga jumlah pemesanan sebanyak 39 kali dengan jarak waktu antar pemesanan 8 hari. Total biaya yang dikeluarkan dengan model EOQ, yaitu sebesar Rp 2.521.909 dan dengan metode perusahaan sebesar Rp 2.587.800; sehingga menghasilkan penghematan sebesar Rp 65.891. Sari 2010 dalam penelitian berjudul Pengoptimalan Persediaan Bahan Baku Kacang Tanah Menggunakan Metode EOQ Economic Order Quantity di PT. Dua Kelinci Pati bertujuan untuk mengetahui jumlah pembelianbahan baku yang optimal, jumlah persediaan pengaman, waktu pemesanan kembali dan total biaya persediaan untuk periode 20092010 di PT. Dua Kelinci Pati. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa pembelian bahan bakukacang tanah menurut metode EOQ selama periode 20062007-20082009 lebihbesar daripada kebijakan perusahaan dan kuantitas pembelian kacang tanah optimal untuk periode 20092010 sebesar 53.406.993 kg. Persediaan pengaman untuk periode 20092010 sebesar 283,3777 kg. Waktu tunggu kedatangan bahan baku kacang tanah lead time yang optimal adalah 2 hari sejak bahan baku dipesan hingga tiba di gudang perusahaan. Selama periode 20062007-20082009 PT. Dua Kelinci tidak menerapkan adanya titik pemesanan kembali reorder point, sedangkan titik pemesanan kembali untuk periode 20092010 sebesar 445.341,6527 kg. Total biaya persediaan bahan baku selama periode 20062007- 20082009 menurut metode EOQ lebih kecil daripada kebijakan perusahaan dan total biaya persediaan untuk periode 20092010 sebesar Rp 256.867.628,9. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa pengendalian persediaan bahan baku kacang tanah di PT. Dua Kelinci selama periode 20062007- 20082009 belum efisien.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Bahan baku merupakan salah satu input pada suatu proses produksi yang mempunyai peranan penting, baik perannya sebagai bahan baku utama, maupun dilihat dari besarnya nilai investasi yang harusdikeluarkan untuk memenuhi kebutuhannya.Keberhasilan produksi yang dilakukan oleh suatu industri atau perusahaan ditentukan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya yaitu kecukupan persediaan bahan baku yangdibutuhkan untuk proses produksi. Kelebihan persediaan bahan baku dapat menimbulkan biaya penyimpanan yang besar, hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tepat dan sesuai dengan karaketristik dari proses produksi dan sistem manajemen perusahaan. Konsep operasional penelitian diawali dengan melihat keadaan perusahaan dan menentukan produksi yang akan diteliti. Selanjutnya, mengidentifikasi data permintaan dan rencana produksi terhadap Honda OEM selama satu tahun. Langkah selanjutnya mengidentifikasi sistem persediaan bahan baku yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Identifikasi ini penting karena motode perusahaan sangat mempengaruhi dalam penerapan manajemen persediaannya, termasuk dalam hal pengendalian. Metode perusahaan mencakup alasan atau tujuan perusahaan dalam melaksanakan sistem manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang dikaitkan juga dengan kondisi perusahaan. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Karakteristik ini mencakup jenis dan asal bahan baku, sistem pemesanan bahan baku, sistem penerimaan dan pengeluaran bahan baku, dan harga masing-masing bahan baku. Pada tahap berikutnya adalah analisis kondisi persediaan bahan baku, yang terdiri dari volume pemakaian bahan baku, waktu tunggu sejak bahan baku dipesan hingga bahan baku diterima digudang, frekuensi dan jumlah pemesanan bahan baku, dan biaya-biaya persediaan bahan baku. Setelah data-data tersebut diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan analisis perbandingan atas total biaya persediaan bahan baku metode yang dilakukan