PLANT DIVISION a. Departemen Produksi
Mengatur dan mengawasi jalannya proses produksi mulai dari penerimaan barang sampai produk jadi.
b. Departemen Quality Control
Menetapkansistemdan prosedurpengendalianmutuprosesproduksi.
c. Departemen Teknik
Prosess Enggineering: berhubungan dengan sistem dan design tata letak pabrik, tata letak fasilitas, dan proses produksi.
Plan tFacility: menyiapkan dan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan untuk suatu kegiatan proses produksi.
Safety and Environment: menjaga keselamatan kerja karyawan dan memelihara lingkungan sekitar agar limbah yang dihasilkan perusahaan tidak
merusak lingkungan.
d. Departemen Maintanance
Memelihara, merawat, dan memperbaiki mesin-mesin dan fasilitas yang digunakan untuk proses produksi.
e. Departemen PPIC
Membuat perencanaan dan pengendalian pada proses produksi.
f. KD Packing
Memelihara dan menjaga hasil produksi sebelum dikirim ke supplier.
FINANCE ACCOUNTING DIVISION a. Purchasing
Memproses import part yang diperlukan dan melayani pembelian lokal. b. Departemen Finance
Mengkoordinasi kegiatan pembukuanadministrasi dan kegiatan finansial serta kegiatan processing perusahaan.
c. Departemen ACC MIS MIS Manegement Information System
Membuat program sesuai dengan permintaan direksi dan kepala departemen yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan produksi yang
berjalan.
ACCAccounting
Mengelompokkan kegiatan transaksi sesuai dengan kelompok-kelompok yang telah ditentukan.
HRD GA DIVISION a. Departemen HRD Human Resources Development
Melakukan training dan pengembangan SDM.
b. Departemen GAGeneral Affair
Berhubungan dengan semua kegiatan secara umum Rumah Tangga Perusahaan.
4.1.3 Kebijakan Mutu PT. XYZ
Telah menjadi kebijakan dan komitmen PT. XYZ untuk menyerahkan hasil produksi kepada pelanggan dengan mutu yang sesuai dengan persyaratan,
kebutuhan dan harapan pelanggan, karena disadari bahwa kepuasan pelanggan merupakan kunci utama kesuksesan perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut,
setiap karyawan wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan sistem manajemen mutu yang memenuhi persyaratan standar ISO 9001-2000 dan AMS
Astra Management System, Isuzu Manufacturing Management IMM secara konsisten, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang.
Setiap karyawan wajib terus mengupayakan dengan sungguh-sungguh agar mutu hasil setiap proses dapat dicapai langsung pada akhir proses, tanpa kerja
ulang. Untuk memastikan sistem manajemen mutu tetap memenuhi persyaratan, kebutuhan dan harapan pelanggan, sistem selalu ditinjau dan ditingkatkan secara
berkesinambungan.
4.1.4 Data Fisik Perusahaan
PT. XYZ terletak di Sunter, Jakarta Utara. PT. XYZ memiliki luas tanah sebesar 200.757 m
2
, 97,410 m
2
untuk Plant I II, 39,450 m
2
untuk Plant IIIdan 63.897 m
2
untuk KD Packing. Luas Pabrik Plant I II 60.700 m
2
, Plant III 35.864 m
2
dan KD Packing 24.000 m
2
. Luas kantor dan kantin sebesar 7,627 m. Kantor berada di lantai 2 Plant I dan kantin berada di lantai satu dan lantai dua
Plant I. Seluruh listrik yang digunakan untuk Plant I II sebesar 9.690 KVA, Plant III sebesar 4.000KVA dan KD Packing sebesar 415 KVA. Layout PT.
XYZdapat dilihat pada Lampiran 3 dan untuk layout small partdapat dilihat pada Lampiran 4.
4.2.Proses Produksi Honda OEM
Salah satu produk yang diproduksi oleh PT. XYZ yang bekerjasama dengan PT. Astra Honda Motor AHM adalah painting plastik part untuk motor Honda
Tipe Supra X 125. Alasan peneliti menggunakan produk ini sebagai penelitian adalah karena kegiatan painting merupakan kegiatan yang paling sederhana dan
selalu dilakukan setiap jam kerja. Jumlah permintaan produk pun hampir setiap bulan konstan. Sedangkan pada proses perakitan mobil banyak aktivitas yang
dikerjakan, seperti proses welding terlebih dahulu dilanjutkan dengan painting dan terakhir assembling dan permintaan terhadap produknya pun tidak pasti.
Proses produksi plastik part Honda OEM diawali dengan pengiriman raw material ke Knock Down Supply KDS, persiapan, base coat, clear coat, oven,
touch up, dan dikirim kembali ke KDS untuk disimpan. Kegiatan proses produksi plastik part Honda dapat dilihat sebagai berikut:
1. Raw material
Raw material untuk plastik part Honda OEM adalah body motor. Raw material dikirim langsung dari sub-cound atau supplier yang telah dipilih oleh
PT. Astra Honda Motor AHM. Raw material yang sudah dikirim disimpan pada Knock Down Supply KDS. KDS adalah tempat penyimpanan raw material dan
pengiriman part yang sudah diproses. Raw material yang datang dari sub-cound diperiksa tipe dan kuantitas berdasarkan Surat Perintah Antar Barang SPAB.
Raw material yang dikirim, diturunkan dari truck dan diletakkan pada pallet seng yang tersedia selanjutnya di bawa ke area transit KDS menggunakan forklift dan
diletakkan di tempat yang sudah tersedia sesuai dengan tipe part. Berdasarkan Work Order Sheet WOS yang dibuat oleh Production Planning Control PPC,
raw material dibawa menggunakan towing ke Small Part untuk dilakukan proses painting.
2. Persiapan
Raw material yang dikirim oleh Knock Down Supply KDS diperiksa tipe, kualitas dan kuantitas berdasarkan Work Order Sheet WOS yang dibuat oleh
Production Planning Control PPC. Persiapan adalah proses sebelum dilakukan pengecatan pada plastik part. Proses yang terdapat pada persiapan yaitu:
a. Striping
Striping adalah proses pembungkusan plastik part dengan kertas koran. Proses ini bertujuan agar cat tidak mengenai part yang memang tidak boleh
di cat. Part yang biasanya dilakukan proses striping adalah cover handel. Proses striping dilakukan oleh tiga orang dan waktu yang dibutuhkan untuk
proses ini sekitar enam menit.
b. Setting Part Setting part adalah proses memasangkan tool pada plastik part. Tipe plastik
part terdiri dari empat belas jenis yaitu mainpipekiri, mainpipe kanan, visor speedometer, cover sidekiri, cover side kanan, cover bodykiri, cover body
kanan, cover handle, cover front top, cover tail, cover speedometer, fender dan louver. Tujuan pemasangan part ini adalah untuk memudahkan proses
painting. Sebelum part dipasang tool, plastik part di blowing atau menembakkan angin untuk membuang kotoran yang ada pada part
menggunakan air gun. Proses pemasangan tool dilakukan oleh empat orang dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung tipe part.
3. Docking Docking adalah proses pemasangan dan pelepasan tool yang sudah dipasangi
part pada tiang tag stand yang berjalan menggunakan conveyor. Pada satu stand biasanya terdiri dari dua hingga empat part, tergantung besar kecil part yang akan
di cat. Proses ini dilakukan oleh satu orang pekerja pada saat pemasangan dan tiga orang pada saat pelepasan dan waktu yang dibutuhkan sekitar lima belas detik.
4. Wapping
Wapping adalah proses pengelapan plastik part menggunakan lap dan air sabun. Proses ini berguna untuk menghilangkan minyak yang ada pada part
sehingga cat dapat menempel pada part. Proses ini dilakukan oleh satu orang pekerja dan waktu yang dibutuhkan sekitar 24 detik.
5. Blowing
Blowing adalah proses pembersihan plastik part menggunakan angin yang keluar dari air gun. Tujuan blowing adalah agar part bersih dari noda atau debu
yang menempel pada part. Proses ini dilakukan oleh satu orang dan waktu yang dibutuhkan sekitar 24 detik.
6. Tag Rag
Tidak jauh berbeda dengan waping dan blowing, tag rag merupakan membersihkan plastik part menggunakan kain tag rag. Kain tag rag adalah kain
khusus yang jika dipegang lengket sehingga pada penggunaannya tidak boleh terlalu ditekan karena dapat merusak part yang akan di spray. Proses ini berguna
untuk membersihkan noda yang masih menempel pada plastik part. Proses ini dilakukan oleh seorang pekerja dan waktu yang dibutuhkan sekitar delapan belas
detik. 7. Base Coat dasar
Sesuai dengan namanya, base coat adalah proses pemberian warna dasar gunanya untuk memberikan lapisan pertama pada plastik part agar tidak bolong
dan tidak kasar. Untuk warna hitam base coat dasar hitam, untuk warna putih base coat dasar putih, untuk warna merah base coat dasar pink, dan untuk warna silver
base coat dasar silver. Proses ini menggunakan cop gun dan catnya di mixing di ruang mixing. Proses ini dilakukan oleh seorang pekerja dan waktu yang
dibutuhkan berbeda-beda tergantung tipe part. 8. Finish Base Coat
Finish base coat adalah proses pemberian warna kedua pada plastik part ini berguna untuk meratakan base coat dasar. Proses base coat dasar hingga finish
base coat untuk hitam dua pos dan untuk silver, merah, dan putih tiga pos. Alat yang digunakan adalah cop gun sama seperti base coat dasar. Dilakukan oleh satu
orang pekerja dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung tipe part. 9. Clear coat dasar
Clear coat adalah proses lanjutan dari base coat. Tujuan dari proses ini adalah untuk memberikan warna dan pelapis base coat. Alat yang digunakan
proses ini adalah spay gun. Untuk warna hitam clear coat hitam, warna merah clear coat merah dan untuk silver dan putih clear coatmetalic atau bening. Proses
ini dilakukan oleh seorang pekerja dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung tipe part.
10. Finish clear coat
Finish clear coat adalah proses lanjutan dari clear coat dasar. Proses ini berguna untuk meratakan clear coat dasar dan mengkilapkan plastik part yang
sudah di painting sehingga pada saat masuk ke ovenroom cat tidak tipis. Proses ini dilakukan oleh seorang pekerja dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda
tergantung tipe part. 11. Oven Room
Setelah finih clear coat, part didinginkan sebentar pada setting room selanjutnya partakan langsung bergerak menuju ovenroom. Tujuan dari oven part
ini adalah agar cat menjadi kering dan tidak meleleh. Suhu dalam oven ini diatur sesuai dengan tipe part yang di cat. Jika part yang di painting warna merah, putih
dan silver maka suhunya diatur 70
- 80 C karena part ini dilakukan oleh 5 pos
sehingga cat yang dihasilkan lebih tebal, sedangkan untuk warna hitam suhunya diatur 60
-70 C karena pada part ini hanya dilakukan oleh 3 pos.
Suhu pada oven ini harus sesuai dengan standar yang ditetapkan karena jika suhu terlalu panas maka part akan meleleh dan jika terlalu rendah maka part akan
lembab. Part dipanaskan kurang lebih 40 menit akan tetapi antar satu tag waktunya bergerak selama 40 detik. Setelah part keluar dari oven room, part yang
sudah dipasangi tools dilepaskan dari stand dan diletakkan di lantai dan terjadi proses cooling time. Proses ini untuk mendinginkan part beberapa saat setelah
proses oven. Setelah cooling time selesai part akan diletakkan di rak yang tersedia untuk selanjutnya di bawa ke touch up.
12. Touch up
Setelah proses di oven,part di bawa ke touch up untuk dilakukan pengecekan proses painting yang dilakukan oleh Quality Control QC. Proses ini
berguna untuk mendapatkan kualitas terbaik sehingga pelanggan tidak kecewa. Pemeriksaan biasanya dilakukan QC dengan cara visual yaitu melihat secara
langsung part yang telah selesai diproses. Setelah di periksa oleh QC akan dipilah apakah part yang sudah di painting OK, repair atau repaint
Ada 2 jenis defect yaitu repair dan repaint. Repair adalah defect ringan seperti part bernoda, part beda warna dan part meleleh. Repair dapat diperbaiki
dengan pengamplasan dan buffing menggunakan alat buffing setelah itu akan di
cat kembali di ruang touch up dan akan diperiksa kembali oleh QC dan jika sudah memenuhi standar QC, maka part akan diberikan label OK.
Repain adalah defect berat sehingga part tidak dapat langsung masuk ke ruang touch up untuk diperbaiki tetapi akan dibawa ke proses sanding yaitu
pengamplasan dengan menggunakan amplas dan air. Sanding berguna untuk meratakan part dan membuka pori-pori cat sehingga pada saat dilakukan cat
ulang, cat baru tidak mengelupas. Setelah dilakukan proses sanding, part akan kembali ke proses persiapan dan di cat kembali.
Part yang sudah dinyatakan OK oleh QC akan langsung disusun pada hambalan dan diletakkan ke rak hambalan untuk dikirim ke tempat penyimpanan
di KDS yang nantinya akan dikirim ke PT. Astra Honda Motor AHM. Proses produksi pada plastik part Honda OEM dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.3.Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu satu faktor yang menentukan baik buruknya produk yang dihasilkan. Bahan baku dengan kualitas yang baik dan
dengan jumlah yang tepat akan menghasilkan produk yang berkualitas, begitu juga sebaliknya.Bahan baku juga merupakan faktor yang menentukan kelancaran
proses produksi. Dengan adanya bahan baku yang cukup dan sesuai dapat melancarkan proses produksi dan perusahaan dapat mengirimkan produk kepada
pelanggan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Bahan baku yang terdapat pada PT. XYZ terbagi dua, yaitu: 1. Bahan baku versi ATPM berupa bahan baku CKD Completly Knock
Down. Raw material langsung diterima dari Agen Tunggal Pemilik Merk ATPM
untuk bahan utama dalam perakitan seperti raw material untuk Honda berupa plastik part yang langsung dikirim PT. AHM. Raw material terdiri
dari mainpipe, visor speedometer, cover side, cover body, cover handel, cover tail, cover speedometer, front top, fender dan louver.Bahan baku ini
langsung dikendalikan dan tanggung jawab oleh ATPM, dan PT. XYZhanya bersifat menerima dan mengecatraw material tersebut yang nantinya akan
dikirim kembali ke PT. AHM.
2. Bahan baku versi PT. XYZ
Bahan baku yang termasuk PT. XYZ yaitu berupa bahan baku yang terdapat di gudang consumable dan gudang tools seperti cat, thinner,masking
tape,sand paper, dan sebagainya. Bahan baku ini sepenuhnya dikendalikan oleh PT. XYZkhususnya bagian inventory PPC. Bahan baku ini merupakan
bahan utama dalam proses produksi khususnya painting. Pengendalian bahan baku PT. XYZ dilakukan dengan memperhatikan
prosedur pembelian bahan baku, prosedur penerimaan bahan baku dari vendor, dan prosedur pemakaian bahan baku. Adapun proses pengendalian tersebut, yaitu:
4.3.1 Prosedur Pembelian Bahan Baku
Bahan baku yang cukup diperlukan untuk melancarkan proses produksi. Perusahaan diharuskan membeli bahan baku yang dibutuhkan agar proses
produksi berjalan lancar. Jumlah yang dibeli pun harus sesuai agar tidak terjadi penumpukan barang di gudang yang nantinya akan menambah cost perusahaan.
Bahan baku yang dibeli PT. XYZuntuk proses produksi painting plastik part Honda telah ditentukan oleh ATPM yaitu PT. Nippon Paint Pacific. Sedangkan
untuk raw material seperti masking tape dan sand paper dikirim oleh PT. Sentral Warna Primajaya, majun dikirim oleh PT. Anggi Jaya, sarung tangan oleh PT.
Kenbel.
PT. XYZmenerapkan sistem MRP Material Requirement Planning sebagai sistem pengadaan bahan baku, hal tersebut didasarkan pada jadwal
produksi yang telah di-input pada SAPSystem Application and Product for Data Processing. Namun dalam realisasi produksi tidak selalu sama dengan rencana,
oleh karena itu diterapkan sistem safety stock, dimana perusahaan akan memesan sejumlah barang pada saat persediaan di gudang telah dibawah ROP Reorder
Point. Safety stock yang digunakan di perusahaan merupakan stok selama 1 shift kerja atau 8 jam kerja.
Waktu pembelian bahan baku ditentukan olehPPCbagian inventory saat persediaan bahan baku di bawah ROP. Bagian inventory akan membuat PR
Purchase Requisitionyang kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh supervisor, deputy manager, dangeneral manager. Jika PR sudah ditandatangani
maka PPC akan membuat PO Purchase Order kemudian diberikan ke bagian Purchasing dan nantinya akan dikirim ke supplier. Setelah diperiksa dan
ditandatangani oleh user, supervisor, kepala departemen dan kepala divisi, PO tersebut dikirim dengan faximile ke supplier yang telah dipilih oleh ATPM.
Prosedur pembelian bahan baku untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5. Prosedur pembelian bahan baku
4.3.2 Prosedur Penerimaan Bahan Baku
Setelah PO dibuat dan dikirim ke supplier maka supplier akan mengirimkan barang yang diminta dan akan diterima oleh bagian gudang
consumable. Bagian gudang consumable akan menerima bahan baku tersebut sesuai dengan nomor PO, waktu pemesanan, delivery date, dan kondisi fisik
bahan baku yang datang. Perusahaan menentukan delivery date yaitu satu minggu setelah dibuatnya PO. Pemeriksaan fisik barang diperlukan untuk melihat kondisi
barang apakah sesuai atau tidak dengan barang yang diminta. Apabila bahan baku tersebut tidak sesuai dengan kriteria maka bahan baku akan dikembalikan dan
akan meminta bahan baku yang sesuai. Apabila sudah sesuai kemudian dilakukan pencatatan penerimaan bahan baku atau good receipt dan di input ke SAP.Setelah
selesai, bahan baku dilakukan pemeriksaan kembali oleh bagian quality dan diuji kelayakannya berdasarkan standar perusahaan. Selanjutnya bahan baku disimpan
menggunakan sistem FIFO first in first out maksudnya bahan baku yang pertama datang akan terlebih dahulu keluar untuk diproduksi. Sistem ini
dilakukan dengan tujuan agar bahan baku tidak mengalami perubahan karena lama disimpan.Selain menerima, bagian gudang consumable juga mempunyai
tanggung jawab untuk menyimpan dan mendistribusikan bahan baku ke jalur produksi. Prosedur penerimaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Prosedur penerimaan bahan baku
4.3.3 Prosedur Pemakaian Bahan baku
Bahan baku yang telah datang dari vendor dan disimpan di gudang consumable akan diambil oleh orang jalur produksi untuk dilakukan proses
produksi. Pengambilan barang ini disebut dengan istilah pengebonan.Bahan baku yang diambil menggunakan metode FIFO first in first out. Orang jalur produksi
harus mengambil barang di gudang sesuai dengan bukti pengebonan. Bon pengambilan barang akan diperiksa oleh administrasi gudang dan akan diambilkan
barang yang dibutuhkan sesuai dengan kuantitas yang ada di bon pengebonan. Setelah barang diambil bon tersebut langsung di entri datanya oleh administrasi
gudang.Prosedur penerimaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Prosedur pemakaian bahan baku
4.4. Penentuan Bahan Baku Prioritas dengan Analisis ABC
Analisis ABC merupakan analisis yang membagi persediaan kedalam tiga klasifikasi dengan basis volume dolar tahunan. Analisis ABC memiliki tujuan
yakni untuk membuat kebijakan-kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan bahan baku yang penting dan sedikit,
bukan pada yang banyak tetapi sepele Heizer dan Reinder, 2010. Perhitungan analisis ABC dibantu menggunakan software POM dan hasil analisis ABC dapat
dilihat pada Tabel 3.
Bahan baku yang digunakan untuk proses painting plastik part Honda OEM setidaknya terdapat 26 jenis bahan baku yang diperhitungkan untuk
persediaannya. Namun dalam kenyataannya yang harus diperhitungkan adalah bahan baku yang memiliki volume paling besar dengan biaya yang besar untuk
menekan persediaan dalam jumlah yang terlalu besar. Tabel 3 merupakan hasil perhitungan analisis ABC, dimana penentuan tersebut berdasarkan volume
penggunaan bahan baku paling banyak dan menghasilkan biaya dalam jumlah yang tinggi. Bahan baku yang termasuk kedalam kelas A dengan presentasi
kumulatif biaya yang digunakan 50-75 agar mendapat perhatian lebih dalam pengendalian persediaan.
Berdasarkan Tabel 3. terdapat lima jenis bahan baku yang termasuk kedalam kategori A, yaitu Nippe Acryl HM NH103, Nax Superio Base AHM
Thinner New, Wip Up Solvent, FC R258 Winning Red, dan TC Clear Base. Jenis yang termasuk kedalam kategori B, yaitu UC NH-177M Vestock Silver Met,
UC Pink R258 For Winning Red, SGI UC Thinner New, SGI FC Thinner, sarung tangan nylon, Polyure Mightlac Hardener, Thinner Laquer Central, dan
UC NH-A 30M Digital Silver. Sedangkan jenis bahan baku yang termasuk dalam kategori C adalah Masking Tape, Sand Paper, masker kain, tag rag, Tessa
Flexible Fineline, sarung tangan, High Performance Cloth, Majun B, koran bekas dan Scoth Brate. Berdasarkan hasil analisis ABC, penelitian ini lebih difokuskan
pada jenis bahan baku yang termasuk kedalam kelas A karena kelas A memiliki tingkat volume penggunaan tinggi dan biaya persediaannya juga tinggi.
Tabel 3.Hasil analisis ABC bahan baku Honda OEM
Nama Bahan Baku
Permintaan Harga Unit
Biaya RpTahun
Persent asi
BiayaT ahun
Kumulatif Persentasi
Biaya Kelas
Nippe Acryl HM NH 103
12911,12 40000
516.444.800 28,11
28,11 Nax Superio Base
AHM Thinner New
12746,56 30000 382.396.800
20,82 48,93
Wip Up Solvent 4707,84
30000 141.235.200
7,69 56,62
A FC R258
Winning Red 992,56 140000
138.958.400 7,56
64,19 TC Clear Base
1306 90000
117.540.000 6,4
70,58 UC NH-177M
Vostok Silver Met 1049,8
87000 91.332.600
4,97 75,56
UC Pink R258 For Winning Red
1066,2 80000
85.296.000 4,64
80,2 SGI UC Thinner
New 1959
40000 78.360.000 4,27
84,47 SGI FC Thinner
1697,8 30000 50.934.000
2,77 87,47
B Sarung Tangan
Nylon 3291,12
15000 49.366.800 2,69
89,93 Polyure Mightylac
Hardener 425,76 100000
42.576.000 2,32
92,24 Thinner Laquer
Central 2559,76
16000 40.956.160
2,23 94,47
UC NH-A 30M Digital Silver
444,04 90000
39.963.600 2,18
96,65
Lanjutan Tabel 3.
Nama Bahan Baku
Permintaan Harg aUnit
Biaya RpTahun
Persenta si
BiayaT ahun
Kumulatif Persentasi
Biaya Kelas
Masking Tape 1x30 Anco
4022,48 6000
24.134.880 1,31
97,96 Sand Paper 600
1828,4 5000
9.142.000 0,5
98,46 Masking Tape
2x30 Anco 731,36
8000 5.850.880
0,32 98,78
Masker Kain 1828,4
2000 3.656.800
0,2 98,98
Tag Rag 731,36
5000 3.656.800
0,2 99,18
Tessa Flexible Fineline
42,57 80000 3.405.600
0,19 99,36
Masking Tape 4174
C Sarung Tangan 6
Benang 255,98
9000 2.303.820
0,13 99,49
Sand Paper 800 438,82
5000 2.194.100
0,12 99,61
High Performance Cloth IPO
42,57 50000 2.128.500
0,12 99,72
Majun B 329,11
6000 1.974.660
0,11 99,83
Sarung Tangan Karet
255,98 7000
1.791.860 0,1
99,93 Koran Bekas
146,27 6000 877.620
0,05 99,98
Scoth Brate 42,57 10000 425.700
0,02 100
Total Biaya Rptahun
10695,87 1.887.210.760
Sumber: Dept. PPC PT. XYZ diolah tahun 2012
4.5. Biaya Persediaan