36 terpendek terdapat pada konsentrasi ZPT 500 ppm dengan nilai 13.87 cm. Pada
stek batang panjang akar tidak dapat dilakukan pengukuran karena seluruh stek batang tidak mampu untuk bertahan hidup dan berakar hingga 8MST atau akhir
masa pengamatan Tabel 13. Pada sidik ragam Tabel 13 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata antara panjang akar stek pucuk dan stek batang, untuk mengetahui bahan stek yang terbaik maka dilakukan uji beda nilai terkecil pada stek pucuk
dan stek batang maka dilakukan uji lanjut fishers LSD Tabel 14 Tabel 14. Hasil uji lanjut fishers LSD pengaruh bahan stek terhadap panjang akar
Bahan Rata - rata
Pucuk 14.81
a
Batang
b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut Tabel 14 menunjukkan bahwa panjang akar pada stek pucuk berbeda nyata dengan panjang akar pada stek batang, dapat dilihat nilai rata - rata
panjang akar pada stek pucuk berbeda nyata dibandingkan dengan panjang akar pada stek batang.
e. Bobot kering
Bobot kering tanaman merupakan keberhasilan interaksi antara faktor lingkungan dengan fisiologi stek yang telah berakar. Hal ini terjadi karena
perakaran stek telah berkembang dan berfungsi dengan baik untuk membantu proses fotosintesis bibit dari stek yang pada gilirannya hasil fotosintesis
fotosintat di distribusikan untuk pembentukan jaringan dan organ tanaman. Dalam hal ini bobot kering dibagi menjadi 2 bagian yaitu bobot kering pucuk dan
bobot kering akar. besarnya biomassa yang terdapat pada tanaman tersebut, parameter ini diukur pada akhir pengamatan 8 MST.
37
f. Bobot kering pucuk
Besarnya total biomassa yang terbentuk di pucuk dipengaruhi oleh jumlah daun, pemanjangan dan penambahan diameter pada stek. Pada stek pucuk rata –
rata bobot kering pucuk terbesar diperoleh pada konsentrasi ZPT 1500 ppm sebesar 1.11 gr, sedangkan bobot kering rata-rata terkecil terdapat pada
konsentrasi ZPT 500 ppm yaitu sebesar 0.93 gr Tabel 15. Pada stek batang pengukuran parameter bobot kering pucuk tidak dapat
dilakukan karena tidak terdapat stek batang yang mampu bertahan hidup hingga akhir masa pengukuran.
Tabel 15. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering pucuk
Bahan Stek
Ulangan Konsentrasi ZPT ppm
Total Rata – rata
0 gr 500 gr
1000 gr 1500 gr
Pucuk 1
0.26 0.33
0.38 0.42
1.39 0.35
2 0.36
0.31 0.36
0.40 1.43
0.36 3
0.36 0.29
0.33 0.28
1.28 0.32
Sub total 0.98
0.93 1.08
1.11 4.10
1.02 Rata – rata
0.33 0.31
0.36 0.37
1.37 0.34
Batang 1
0.00 2
0.00 3
0.00 Sub total
0.00 Rata – rata
0.00 Total
0.98 0.93
1.08 1.11
4.10 20.53
Rata – rata 0.49
0.47 0.54
0.55 2.05
3.42
Untuk mengetahui pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering pucuk dilakukan sidik ragam Tabel 16.
38 Tabel 16. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap
bobot kering pucuk
Sumber variasi Db
JK JKT
F hitung PrF
Ulangan 2
0.0358 0.0179
0.8207 0.4602
Bahan 1
10.2398 10.2398
469.7225 3.609e-12 ZPT
3 0.0942
0.0314 1.4411
0.273 Bahan x ZPT
3 0.0942
0.0314 1.4411
0.273 galat
14 0.3052
0.0218 Keterangan : berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Pada sidik ragam Tabel 16 diketahui bahwa bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan bobot kering pucuk. Untuk mengetahui
pengaruh bahan stek terhadap pembentukan biomassa pucuk maka dilakukan uji lanjut fishers LSD Tabel 17
Tabel 17. Hasil uji lanjut fishers LSD pengaruh bahan stek terhadap bobot kering pucuk
Bahan Rata - rata
Pucuk 1.31
a
Batang
b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut Tabel 17 dapat dilihat bahwa bobot kering pucuk pada stek yang berasal dari stek pucuk memiliki berat kering pucuk yang lebih baik
daripada berat kering pucuk pada stek batang. Hal ini berarti stek pucuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena primordial pucuk tinggal
melanjutkan pembelahan sel meristematik untuk menjadi jaringan dan organ- organ pertumbuhan seperti daun dan batang.
g. Bobot kering akar