Zat Pengatur Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA

14 Wiguna 2007 mengungkapkan, cocopeat mempunyai kemampuan menahan air cukup tinggi sampai 73 . Pemberian air yang berlebih akan menyebabkan media terlalu lembab sehingga dapat menyebabkan busuk akar. Oleh sebab itu, dalam penggunaan media cocopeat biasanya dicampur dengan media tanam lain yang daya ikat airnya tidak terlalu tinggi. Cocopeat mempunyai banyak kandungan hara essensial seperti Kalsium, Magnesium, Kalium, Natrium dan Fosfor . 5 Teknik penyiapan stek Dalam penyiapan bahan pada pembiakan vegetatif stek beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah perlakuan sebelum pengambilan stek, waktu pengambilan stek, pemotongan stek dan pelukaan, penggunaan dan pemberian zat pengatur tumbuh, serta kebersihan dan pemeliharaan Rochiman dan Harjadi, 1973. Hal ini terkait pada keberhasilan pertumbuhan akar stek dengan faktor mekanis Kramer dan Kozlowski, 1960.

2.5 Zat Pengatur Tumbuh

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon . Hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur reaksi- reaksi metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk di dalam organisme dengan proses metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi Heddy, 1986. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Apabila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, maka sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi, dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya Rochimi, 2008. Hormon dibedakan menjadi dua tipe, yaitu hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan dapat diganti dengan pemberian zat-zat 15 tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan hormon eksogen yang diberikan dari luar sistem individu. Hormon eksogen ini lebih dikenal sebagai zat pengatur tumbuh Irwanto, 2003. Zat pengatur tumbuh ZPT adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah 1 mM mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaturan pertumbuhan ini dilakukan dengan cara pembentukan hormon-hormon yang sama, mempengaruhi sintesis hormon, perusakan translokasi atau dengan cara perubahan tempat pembentukan hormon Wattimena, 1992. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji, atau menyeragamkan waktu berbunga misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman, untuk menyebut beberapa contohnya. Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu auksin, sitokinin, giberilin atau asam giberelat GA, etilena, asam absisat ABA, asam jasmonat, steroid brasinosteroid, salisilat dan poliamina Rochimi, 2008. Auksin adalah suatu hormon yang bersifat merangsang pembelahan sel di bagian tanaman yang masih aktif membelah diri seperti ujung akar atau pucuk Weaver, 1983. Auksin dapat ditemukan di seluruh jaringan tanaman yang tertranslokasikan dari jaringan-jaringan yang masih meristematik, seperti pada titik-titik pertumbuhan antara lain koleoptil, tunas, ujung daun dan ujung akar Devlin, 1975 dalam Rochimi, 2008. Secara umum, auksin berfungsi dalam pemanjangan sel dan pembesaran jaringan, pembelahan sel pembentukan kalus, Pembentukan tunas adventif, menghambat pembentukan tunas adventif dan tunas aksiler serta embriogenesis pada kultur suspensi. Pada konsentrasi auksin yang rendah dapat merangsang pembentukan akar adventif, namun pada konstrasi yang tinggi justru terjadi pembentukan kalus sedangkan pembentukan akar gagal terjadi Pierik, 1997 dalam Raharjo, 2004. 16 Pada konsentrasi auksin yang rendah dapat merangsang pembentukan akar adventif, namun pada konstrasi yang tinggi justru terjadi pembentukan kalus sedangkan pembentukan akar gagal terjadi Pierik, 1997 dalam Raharjo, 2004. Terdapat beberapa jenis auksin yang secara luas digunakan adalah Indole Acetic Acid IAA, Indole Butiric Acid IBA dan Napthalene Acetic Acid NAA. Jenis auksin yang dipergunakan secara luas dan merupakan bahan terbaik dibanding jenis auksin lain adalah IBA Hartmann dan Kester, 1997. Rootone-F merupakan zat pengatur tumbuh yang bukan termasuk hormon. Zat pengatur tumbuh ini terdiri atas lima macam senyawa yang menjadi bahan aktifnya, yaitu : a. Naphtalene acetamide NAD sebanyak 0,067 b. Methy-1-Naphteleneacetic acid MNAA sebanyak 0,033 c. Methyle-1-Naptheleneacetamide MNDA sebanyak 0,013 d. Indole-3-butyric acid IBA sebanyak 0,057 e. Tetramethylthiuram disulfide Thiram sebanyak 4,00 Campuran tersebut tidak dapat disebut auksin sintetik maupun alamiah, karena kehadiran Thiram yang justru lebih banyak dibanding dengan NAD, MNAA, MNAD dan IBA. Keempat bahan aktif yang pertama tampak berasosiasi dengan auksin sintetik dan Thiram berfungsi sebagai fungisida. NAD, MNAA dan MNAD merupakan turunan IAA, sedangkan IBA sudah lama diketahui memiliki aktivitas serupa dengan IAA Manurung, 1987. Kusumo 1984 dalam Irwanto 2003 menyatakan cara pemberian zat pengatur tumbuh untuk perakaran stek atau cangkok, misalnya dengan pasta , bentuk larutan encer, bentuk larutan pekat, pemberian dengan tepung, dan penyemprotan. Dari cara - cara tersebut, pemberian dengan larutan encer dianggap cara yang paling efektif. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pemberian zat pengatur tumbuh tersebut antara lain: 17 a Kondisi pohon induk seperti umur, kesuburan dan bagian stek yang diambil. b Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik.

2.6 Sistem Perakaran Tanaman