Glikosida Saponin Steroidtriterpenoid Uraian Kandungan Kimia Tumbuhan .1

8 Indonesia yang memiliki potensi untuk diolah menjadi alginat adalah Sargassum sp., Turbinaria sp. dan Padina sp. Atmadja, dkk., 1996.

2.2.2 Glikosida

Glikosida adalah suatu golongan senyawa bila dihidrolisis akan terurai menjadi gula glikon dan senyawa lain aglikon. Umumnya glikosida mudah terhidrolisis oleh asam mineral atau enzim Sirait, 2007. Berdasarkan ikatan antara glikon dan aglikon, glikosida dapat dibedakan menjadi Sirait, 2007: a. Tipe O-glikosida, ikatan antara bagian glikon dengan aglikon melalui jembatan O. Gambar 2.1 Ikatan karbon-oksigen antara gula dan cincin aromatik b. Tipe C-glikosida, ikatan antara bagian glikon dengan aglikon melalui jembatan C. Gambar 2.2 Ikatan karbon-karbon antara gula dan cincin aromatik c. Tipe N-glikosida, ikatan antara bagian dari glikon dengan aglikon melalui jembatan N. Contoh: nikleosidin. Gambar 2.3 Nikleosidin 9 d. Tipe S-glikosida, ikatan antara bagian glikon dengan aglikon melalui jembatan S. Contoh: sinigrin. Gambar 2.4 Sinigrin

2.2.3 Saponin

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin tersebar luas diantara tanaman tingkat tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk, menyebabkan bersin dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir Robinson, 1995. Molekul saponin terdiri dari dua bagian yaitu, aglikon dan glikon. Bagian aglikon dari molekul saponin disebut genin atau sapogenin. Berdasarkan aglikonnya, Hostettman dan Marston 1995 membagi saponin menjadi 3 kelas utama yaitu: 1. Saponin triterpenoid 2. Saponin steroid 3. Saponin steroid alkaloid.

2.2.4 Steroidtriterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis masuk jalur asam mevalonat diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid berupa senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi Harborne, 1987. Uji yang banyak digunakan untuk identifikasi triterpenoid dan steroid 10 ialah reaksi Liebermann-Burchard yang biasanya menghasilkan warna hijau-biru Harborne, 1987. Triterpenoid juga menunjukkan aktivitas antibakteri, antifungi Robinson, 1995 dan antikanker Atenza, dkk., 2009. Triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan senyawa, yaitu triterpen, steroid, saponin dan glikosida jantung Harborne, 1987. Steroid adalah senyawa triterpenoid yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren. Senyawa ini tersebar luas di alam dan mempunyai fungsi biologis yang sangat penting misalnya untuk kontrasepsi dan antiinflamasi Harborne, 1987. Kerangka dasar dan sistem penomoran steroid Robinson, 1995 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 2.5 Struktur dasar steroid dan sistem penomorannya Menurut sumbernya, steroid dibagi atas Manitto, 1981: a. Zoosterol yaitu steroid yang berasal dari hewan, misalnya kolesterol. Gambar 2.6 Kolesterol b. Fitosterol yaitu steroid yang berasal dari tumbuhan, misalnya stigmasterol. Gambar 2.7 Stigmasterol 11 c. Mycosterol yaitu steroid yang berasal dari fungi, misalnya ergosterol. Gambar 2.8 Ergosterol d. Marinesterol yaitu steroid yang berasal dari organisme laut, misalnya spongesterol. Gambar 2.9 Spongesterol

2.3 Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

5 73 99

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

11 91 78

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak Etanol Pucuk Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.)

8 68 94

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Biologi Ekstrak Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

3 63 76

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Sargassum polycystum C. Agardh

1 61 83

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 0 26

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 1 23

KATA PENGANTAR - Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 0 15

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

0 1 22

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

1 1 14