HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Investasi Pemerintah Tahun 1996 terhadap Distribusi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Investasi Pemerintah Tahun 1996 terhadap Distribusi

Pendapatan Rumah Tangga Tabel 6 berikut menunjukkan besar pendapatan, jumlah penduduk, dan pendapatan perkapita menurut golongan rumah tangga tahun 1996. Alokasi investasi pemerintah tahun 1996 sebagaimana tertera pada Tabel 5, telah mempengaruhi distribusi pendapatan rumah tangga seperti pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Jumlah Penduduk, Besar Pendapatan, Persentase Pendapatan terhadap Total dan Pendapatan Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 1996 Golongan Rumah Tangga Jumlah Penduduk jiwa Besar Pendapatan Juta Rp Persentase terhadap Total Pendapatan Perkapita Rupiah 1 2 3 4 5 Rumah tangga pertanian – buruh 20,794,316 572,239.77 2.58 27,519.05 Rumah tangga pertanian – pengusaha 57,484,287 2,991,291.54 13.47 52,036.68 Rumah tangga gol. Rendah di desa 37,799,400 3,233,363.09 14.55 85,540.06 Rumah tangga gol. Atas di desa 15,267,947 3,119,799.33 14.04 204,336.53 Rumah tangga gol. Rendah di kota 44,032,235 5,542,432.98 24.95 125,872.17 Rumah tangga gol. Atas di kota 19,376,621 6,755,895.22 30.41 348,662.20 Total 194,754,806 22,215,021.93 100 114,066.62 Sumber: Hasil Olahan Keterangan: Jumlah penduduk pada SNSE tahun 1995 sesuai dengan keterbatasan Tabel 6 menunjukkan bahwa pendapatan paling kecil yang dipengaruhi oleh investasi pemerintah tahun 1996, diterima oleh golongan rumah tangga pertanian yang bekerja sebagai buruh, yaitu sebesar 572.239,22 juta rupiah dengan persentase terhadap total sebesar 2,58 persen. Rumah tangga ini juga memiliki pendapatan perkapita paling kecil dibandingkan dengan pendapatan perkapita rumah tangga lainnya. Bahkan pendapatan perkapita mereka jauh lebih kecil daripada pendapatan perkapita nasional, yaitu hanya sebesar 27.519,05 rupiah. Golongan rumah tangga lain yang mempunyai pendapatan perkapita dibawah pendapatan perkapita nasional adalah golongan rumah tangga pertanian sebagai pengusaha dan rumah tangga golongan rendah di pedesaan. Ketiga golongan rumah tangga dengan pendapatan perkapita dibawah pendapatan perkapita nasional, merupakan rumah tangga yang bidang pekerjaan utamanya di sektor pertanian dan sektor yang padat karya. Termasuk dalam golongan ini adalah rumah tangga pertanian baik yang bekerja sebagai buruh maupun pengusaha, rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja golongan rendah, seperti pedagang keliling, pedagang kaki lima, supir, pekerja kasar, dan lain-lain. Biasanya pekerja golongan rendah ini mempunyai skill keahlian yang rendah dan kepemilikan faktor produksi yang kecil, sehingga pendapatan yang diterima juga cenderung kecil. Pendapatan paling besar diterima oleh rumah tangga golongan atas di kota yaitu sebesar 6.755.895,22 juta rupiah dengan persentase terhadap total sebesar 30,41 persen. Rumah tangga ini juga memiliki pendapatan perkapita paling besar dibandingkan yang lain, yaitu sebesar 348.662,20 rupiah. Selain rumah tangga golongan atas di kota, rumah tangga golongan atas di pedesaan juga memiliki pendapatan perkapita di atas pendapatan perkapita nasional. Sedangkan rumah tangga golongan rendah di kota memiliki pendapatan perkapita yang hampir sama dengan pendapatan perkapita nasional. Dua rumah tangga golongan atas baik di desa maupun kota, merupakan rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja golongan atas, seperti pengusaha bukan pertanian golongan atas, manajer, dosenguru besar, pedagang besar, importir, dan lain-lain. Biasanya golongan ini memiliki skill yang tinggi dan modal yang besar, sehingga pendapatannya pun juga besar. Misalnya pemerintah membangun proyek jalan raya, untuk memperlancar transportasi. Investasi pemerintah tersebut memang tidak secara langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menunjang usahanya. Seperti pemilik suatu perusahaan yang menyediakan angkutan taksi. Maka pendapatan yang dia terima sebagai pengusaha tentunya akan lebih besar daripada pendapatan sopir taksi yang bekerja di perusahaannya. Pendapatan yang diterima oleh pemilik usaha sebuah tabloid tentunya akan jauh lebih besar daripada pendapatan yang diterima oleh loper koran yang ikut menjajakan tabloidnya, seiring dengan meningkatnya kemudahan dalam jangkauan pemasarannya.

5.2 Pengaruh Investasi Pemerintah Tahun 1998 terhadap Distribusi Pendapatan Rumah Tangga