distribusi pendapatan, dimana pendapatan perkapita masing-masing rumah tangga memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan tahun 1996.
5.3 Pengaruh Investasi Pemerintah Tahun 2008 terhadap Distribusi Pendapatan Rumah Tangga
Tabel 8 berikut menunjukkan distribusi pendapatan rumah tangga tahun 2008 yang dipengaruhi oleh investasi pemerintah pada tahun yang sama. Pada
table terlihat bahwa pendapatan terendah masih diterima oleh golongan rumah tangga yang sama dengan dua tahun sebelumnya tahun 1996 dan tahun 1998,
yaitu rumah tangga pertanian yang bekerja sebagai buruh, sebesar 5.384.916,70 juta rupiah dengan persentase terhadap total sebesar 4,96 persen. Rumah tangga
ini serta rumah tangga pertanian yang bekerja sebagai pengusaha dan rumah tangga golongan rendah di desa, ketiganya tetap memiliki pendapatan perkapita di
bawah pendapatan perkapita nasional seperti pada tahun 1996 dan tahun 1998. Tabel 8. Jumlah Penduduk, Besar Pendapatan, Persentase Pendapatan terhadap
Total dan Pendapatan Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 2008
Golongan Rumah Tangga Jumlah
Penduduk jiwa
Besar Pendapatan
Juta Rp Persentase
terhadap Total
Pendapatan Perkapita
Rupiah
1 2
3 4
5
Rumah tangga pertanian – buruh
29,453,137 5,384,916.70 4.96
182,829.99
Rumah tangga pertanian – pengusaha
63,312,764 18,807,607.63 17.32 297,058.70
Rumah tangga gol. Rendah di desa
44,934,175 16,384,282.19 15.09 364,628.53
Rumah tangga gol. Atas di desa
15,073,094 13,036,623.36 12.01 864,893.65
Rumah tangga gol. Rendah di kota
46,751,962 24,894,195.57 22.93 532,473.82
Rumah tangga gol. Atas di kota
19,343,868 30,059,380.82 27.69
1,553,948.82
Total 218,869,000
108,567,006.2 7
100 496,036.47 Sumber: Hasil Olahan
Keterangan: Jumlah penduduk pada SNSE tahun 2005 sesuai dengan keterbatasan
.
Pendapatan dan pendapatan perkapita tertinggi juga masih diterima oleh rumah tangga golongan atas di kota dan golongan atas didesa. Tetapi secara
keseluruhan, semua golongan rumah tangga mengalami peningkatan baik pada nilai pendapatan maupun pendapatan perkapitanya. Terlihat bahwa investasi
pemerintah pada tahun 2008 telah meningkatkan pendapatan maupun pendapatan perkapita masyarakat.
5.4 Perbandingan Pendapatan Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 1996, Tahun 1998 dan Tahun 2008.
Tabel 9 berikut menunjukkan perbandingan pendapatan perkapita pada tahun 1996, tahun 1998 dan tahun 2008 menurut golongan rumah tangga. Pada
table 9 terlihat bahwa tiga golongan rumah tangga pertama, yaitu rumah tangga pertanian yang bekerja sebagai buruh, rumah tangga pertanian yang bekerja
sebagai pengusaha, dan rumah tangga golongan rendah di desa, tetap sebagai rumah tangga dengan pendapatan perkapita terkecil di ketiga periode. Demikian
juga dengan rumah tangga golongan atas di desa dan rumah tangga golongan atas di desa, keduanya juga sebagai rumah tangga dengan pendapatan perkapita
tertinggi di ketiga periode.
Tabel 9 Pendapatan Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 1996, Tahun 1998 dan Tahun 2008
Golongan Rumah Tangga Pendapatan Perkapita rupiah
Tahun 1996 Tahun 1998
Tahun 2008
1 2
3 4
Rumah tangga pertanian – buruh 27,519.05
21,408.17 182,829.99
Rumah tangga pertanian - pengusaha 52,036.68
44,882.48 297,058.70
Rumah tangga gol. Rendah di desa 85,540.06
66,148.34 364,628.53
Rumah tangga gol. Atas di desa 204,336.53
213,082.58 864,893.65
Rumah tangga gol. Rendah di kota 125,872.17
93,827.98 532,473.82
Rumah tangga gol. Atas di kota 348,662.20
298,898.20 1,553,948.82
Sumber: Hasil Olahan
Secara umum, pendapatan perkapita masing-masing rumah tangga pada masa krisis mengalami penurunan dibandingkan dengan pendapatan perkapita
tahun 1996. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam hal alokasi investasi tidak tepat dalam meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat. Walaupun nilai investasi pemerintah tahun 1998 semakin besar dibandingkan pada tahun 1996, pola investasi juga berubah,
ternyata tidak dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Sedangkan pendapatan perkapita masing-masing rumah tangga pada tahun
2008, secara umum mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan tahun 1998. Peningkatan nilai investasi yang cukup tajam di sector 4 dan
5, pengurangan investasi di sector 1, sector 2 dan sector 3, serta perubahan pola investasi pada tahun 2008, ternyata mampu meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat secara keseluruhan. Sehingga bisa dikatakan bahwa kebijakan alokasi investasi pemerintah pada tahun 2008 sudah cukup tepat dalam meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat. Tabel 10 berikut menunjukkan perbandingan pendapatan perkapita tahun
1996, tahun 1998 dan tahun 2008 menurut golongan rumah tangga. Perbandingan pendapatan perkapita dilakukan terhadap pendapatan perkapita terendah, sehingga
mampu menunjukkan tingkat kesenjangan yang terjadi. Perbandingan yang mempunyai nilai 1 berarti rumah tangga tersebut memiliki pendapatan perpakita
terendah. Misalnya nilai perbandingan rumah tangga golongan atas di kota pada tahun 1996 sebesar 12,67 berarti bahwa rumah tangga ini memiliki pendapatan
perkapita sebesar 12,67 kali pendapatan perkapita terendah. Sehingga nilai
perbandingan antara rumah tangga yang memiliki pendapatan perkapita terendah dengan tertinggi dapat menggambarkan kesenjangan yang terjadi di masyarakat.
Tabel 10 Pendapatan Perkapita dan Perbandingannya Terhadap Pendapatan Perkapita Terendah, menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 1996, Tahun 1998
dan Tahun 2008
Golongan Rumah Tangga Pendapatan Perkapita dan Perbandingannya Terhadap
Pendapatan Perkapita Terendah Tahun 1996
Tahun 1998 Tahun 2008
Nilai Ribu
Rp Perban
dingan Nilai
Ribu Rp
Perban dingan
Nilai Ribu
Rp Perban
dingan
1 2 3 4 5 6 7
Rumah tangga pertanian – buruh 27,52
1.00 21,41