Gambaran Umum Perekonomian Indonesia periode krisis Tahun 1998 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia periode pulih dari krisis Tahun 2005

selanjutnya akan menciptakan nilai produksi sebagaimana tersebut di atas. Penjelasan lebih lengkap, bisa dilihat tabel SNSE tahun 1995 ukuran 26 26 yang ada di lampiran 1.

4.1.2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia periode krisis Tahun 1998

Lampiran 2 pada lampiran tentang SNSE Indonesia tahun 1998, memperlihatkan bahwa pada saat krisis, distribusi pendapatan faktorial atau fungsional berupa nilai tambah yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja berupa upahgaji sebesar 278.315,99 milyar rupiah dan faktor produksi bukan tenaga kerja berupa sewa modalkeuntungan sebesar 701.446,59 milyar rupiah. Sedangkan distribusi pendapatan institusional atau ukuran yang berasal dari balas jasa faktor produksi baik tenaga kerja maupun bukan tenaga kerja sebesar 621.034,80 milyar rupiah, transfer antar institusi rumah tangga, perusahaan dan pemerintah sebesar 18.402,3 milyar rupiah dan dari luar negeri sebesar 32.546,85 milyar rupiah. Transfer antar institusi dalam tabel SNSE tahun 1998 agregasi 2626 terdiri atas transfer antar rumah tangga sebesar 3.388,47 milyar rupiah, transfer dari perusahaan sebesar 270,84 milyar rupiah dan transfer dari pemerintah sebesar 14.742,99 milyar rupiah. Distribusi pendapatan ukuran di atas digunakan rumah tangga untuk mengkonsumsi komoditi yang dihasilkan oleh sektor produksi sebesar 397.057,83 milyar rupiah dan digunakan untuk tabungan saving sebesar minus 22.757,72 milyar rupiah. Tabungan yang minus bisa karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya karena krisis. Penjelasan lebih lengkap, bisa dilihat lampiran 2 tentang SNSE tahun 1998 ukuran 26 26.

4.1.3 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia periode pulih dari krisis Tahun 2005

Lampiran 3 menjelaskan tentang SNSE Indonesia tahun 2005 ukuran 2626, yang memberikan gambaran umum perekonomian Indonesia tahun 2005. Lampiran tersebut memperlihatkan bahwa distribusi pendapatan faktorial atau fungsional berupa nilai tambah yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja berupa upahgaji sebesar 1.487.377,61 milyar rupiah dan faktor produksi bukan tenaga kerja berupa sewa modalkeuntungan sebesar 1.346.454,61 milyar rupiah. Sedangkan distribusi pendapatan institusional atau ukuran yang berasal dari balas jasa faktor produksi baik tenaga kerja maupun bukan tenaga kerja sebesar 1.919.977,8 milyar rupiah, transfer antar institusi rumah tangga, perusahaan dan pemerintah sebesar 214.101,92 milyar rupiah dan dari luar negeri sebesar 57.229 milyar rupiah. Transfer antar institusi dalam tabel SNSE tahun 1998 agregasi 2626 terdiri atas transfer antar rumah tangga sebesar 10.355,80 milyar rupiah, transfer dari perusahaan sebesar 63.355,12 milyar rupiah dan transfer dari pemerintah sebesar 140.391 milyar rupiah. Distribusi pendapatan ukuran di atas digunakan rumah tangga untuk mengkonsumsi komoditi yang dihasilkan oleh sektor produksi sebesar 1.869.540,95 milyar rupiah, digunakan untuk tabungan saving sebesar 186.221,67 milyar rupiah dan transfer ke luar negeri seperti transfer biaya sekolah anak di luar negeri sebesar 11.700,99 milyar rupiah. Terlihat adanya pengeluaran rumah tangga untuk ke luar negeri yang pada dua periode sebelumnya tidak ada dan juga terjadi peningkatan jumlah tabungan rumah tangga dibanding pada saat krisis. Penjelasan lebih lengkap ada pada lampiran 3 SNSE tahun 1998 ukuran 26 26.

4.2 Matrik Investasi Pemerintah Tahun 1996, Tahun 1998 dan Tahun 2008