Tabel 2. Perbandingan Pendapatan Disposibel Antar Rumah Tangga Selama Tahun 1975 – 1998
Golongan Rumah Tangga 1975
1980 1985
1990 1993
1995 1998
1. Rumah Tangga Buruh Tani 1.00 1.00 1.04
1.00 1.00 1.00 1.00
2. Rumah Tangga petani gurem yang memiliki lahan pertanian = 0,5 Ha
1.08 1.31 1.00 1.32 1.62 1.57 1.65
3 Rumah Tangga pengusaha pertanian yang memiliki lahan 0,5 - 1 Ha
1.44 1.51 1.49 1.60 1.93 1.79 2.12 4 Rumah Tangga pengusaha pertanian yang memiliki lahan 1 Ha
2.11 1.95
2.42 2.49 3.14 2.66 3.15
5. Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di desa 1.33
1.72 1.27
1.18 1.35
2.95 2.98
6. bukan angkatan kerja di desa 1.25
1.47 1.18 2.24 2.83 2.55 2.67 7. Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di desa
1.76 3.30
2.21 2.52
3.96 5.34
7.90 8. Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di kota
3.81 2.81
2.25 1.94
2.18 3.55
3.59 9. Bukan angkatan kerja di kota
1.05 2.31 2.24 2.14 2.64 2.85 3.33
10. Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota 6.47 5.33 3.78 4.53 6.63 7.92 9.53
Sumber: BPS dalam SNSE tahun 1995 dan tahun 1998
Bank Pembangunan Indonesia Bapindo dalam publikasinya ’30 Tahun
Bapindo’ tahun 1990 menjelaskan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi yang pesat, tidak terlepas dari peranan pemerintah dalam hal investasinya. Seperti
halnya yang ditulis oleh Priyarsono, Widyastutik, dan Reinhardt dalam ‘Ekonomi Publik’ tahun 2007 yang menyebutkan bahwa pembelian barang dan jasa yang
dilakukan oleh pemerintah sebagian ditujukan untuk keperluan investasi, sebagai pengeluaran pembangunan infrastruktur yang di masa depan diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas perekonomian. Sehingga dapat dikatakan bahwa investasi pemerintah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
sekaligus pendapatan masyarakat, yang berarti mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
Krisis ekonomi yang dimulai dengan krisis keuangan pada pertengahan tahun 1997 telah berlalu selama sebelas tahun lebih. Kebijakan-kebijakan yang
dilakukan pemerintah khususnya investasi selama sebelas tahun tersebut, mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pemerintah juga menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tahun 2007 telah kembali seperti pada saat sebelum krisis keuangan tahun 1997.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh investasi pemerintah terhadap distribusi pendapatan rumah tangga sebagai salah satu
indikator kesejahteraan rakyat. Penelitian ini dilakukan selama tiga periode yang menggambarkan keadaan sebelum krisis tahun 1997, pada saat krisis dan sebelas
tahun lebih setelah masa krisis dimana pemerintah mengeluarkan pernyataan tersebut. Periode pertama diwakili oleh keadaan tahun 1996, periode kedua
diwakili oleh keadaan tahun 1998 dan periode terakhir diwakili oleh keadaan tahun 2008.
1.2 Permasalahan