20-25 cm dengan 25-30 cm, diameter 20-25 cm dengan 30-35 cm dan bagian diameter 25-30 cm dengan 30-35 cm.
5.7 Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan Hubungan Dengan Diameter
dan Tinggi Pohon
Berdasarkan hasil perhitungan kandungan biomassa kering, dapat ditentukan model pendugaan hubungan biomassa dengan diameter dan tinggi
pohon. Pemilihan persamaan allometrik terbaik dilakukan dengan menguji beberapa persamaan. Pada Tabel 10 disajikan model untuk menduga potensi
biomassa bagian-bagian pohon Acacia mangium dengan melihat hubungan antara biomassa dengan diameter, biomassa dengan diameter dan tinggi. Bentuk
persamaan yang diujikan dan dipakai untuk pendugaan biomassa ini adalah model yang hanya terdiri dari satu peubah saja : W = aD
b
dan Log W = Log a + b Log D dan model yang terdiri dari dua peubah : W = aD
b1
H
b2
dan Log W = a + b1 Log D + b2 Log H. Dimana W adalah biomassa dalam Kgha, D adalah diameter pohon
dalam meter, H adalah tinggi total pohon dalam meter dan a,b adalah konstanta.
Tabel 10. Model Pendugaan Hubungan Biomassa Pohon Acacia mangium Dengan Diameter Dan Tinggi Pohon
Bagian Model Linear
R
2
adj S
P
Pohon
W = 3.318D
1.71
87.30 0.064461
W = 0.903D
1.42
H
0.746
88.60 0.061192
Batang
W= 2.962D
1.72
86.10 0.068441 0
W= 0.72D
1.41
H
0.813
87.60 0.064621 0 Tunggak
W= 0.422D
1.11
72.30 0.067764 0
W= 0.60D
1.2
H
-0.215
70.50 0.069991 0 Cabang Tidak Beraturan
W= 0.024D
1.92
77.80 0.101394 0
W= 0.005D
1.52
H
0.966
78.10 0.100687 0 Cabang Beraturan
W= 0.031D
1.98
88.40 0.070848 0
W= 0.0097D
1.68
H
0.705
88.70 0.070059 0 Ranting
W= 0.065D
1.44
48.20 0.143208 0.002
W= 0.661D
2.02
H
-1.41
49.20 0.141755 0.005 Daun
W= 0.025D
1.77
86.60 0.069282 0
W= 0.26D
2.23
H
-1.11
89.00 0.062793 0 Keterangan : R-Sqadj = Koefisien determinasi
P = Taraf nyata S
= Simpangan baku
Pada Tabel 10 disajikan model pendugaan untuk menduga biomassa dengan melihat hubungan antara diameter dan tinggi pohon. Pada model pertama
digunakan untuk menduga hubungan antara biomassa dengan diameter sedangkan untuk model kedua digunakan untuk menduga hubungan antara biomassa dengan
diameter dan tinggi pohon. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa R-Sqadj berkisar antara 48,20 - 89,00 . dari kedua model persamaan, W = aD
b
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj dengan kisaran 48,20 - 87,30 .
Sedangkan persamaan W = a D
b1
H
b2
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj yang lebih besar yakni dengan kisaran 49,20 - 89,00 . Dari Tabel
8 terlihat pula bahwa beberapa persamaan atau model tersebut diatas dapat diterima P 0,005 karena peubah bebasnya tinggi dan diameter memiliki
pengaruh yang nyata terhadap perubahan biomassa. Untuk kelayakan model adalah dengan membandingkan nilai koefisien
determinasi adjustment R-Sqadj. Diantara model C = aD
b
menunjukkan keeratan hubungan biomasa dengan peubah bebas diameter yang lebih baik
dibandingkan dengan model C = a D
b
H
c
. Dengan demikian model yang terbaik yang dapat diterapkan adalah C = aD
b
, karena meskipun ada penambahan peubah bebas tinggi, namun kenaikan nilai koefisien determinasi adjustment R-Sqadj
sangat sedikit.
5.8 Model Pendugaan Karbon Berdasarkan Hubungan Dengan Diameter