Metode Pendugaan Tidak Langsung Kerapatan Kayu Wood Density

Metode ini mengharuskan memanen semua tegakan dalam suatu unit area sampel dan menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan mengkonversi berat bahan organik tegakan yang dipanen di dalam suatu unit area sampel. 3. Metode Pemanenan Tegakan yang Mempunyai Luas Bidang Dasar Rata-rata. Metode ini cukup baik untuk tegakan dengan ukuran seragam. Dalam metode untuk tegakan yang ditebang ditentukan rata-rata diameternya lalu ditimbang beratnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan menggandakan nilai berat rata-rata dari semua tegakan sampel.

b. Metode Pendugaan Tidak Langsung

1. Metode hubungan allometrik Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antar dimensi pohon dengan biomassanya. Sebelum membuat persamaan tersebut, pohon-pohon yang mewakili sebaran kelas diameter ditebang dan ditumbangkan. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua berat individu pohon dari suatu unit area tertentu. 2. Metode Crop Meter Pendugaan biomassa metode ini dengan cara menggunakan seperangkat peralatan elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas permukaan tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan yang terletak antara dua elektroda dipantau dengan memperhatikan alectrical capacitance yang dihasilkan alat tersebut. Adinugroho dan Sidiyasa 2006 mengelompokkan komponen-komponen penyusun biomassa pohon di atas permukaan tanah sebagai berikut : a. biomassa batang utama + kulit b. biomassa cabang c. biomassa ranting d. biomassa daun e. biomassa tunggak Pengukuran biomassa tunggak, batang, dan cabang beraturan dihitung menggunakan pendekatan volume dikalikan kerapatan kayu pada setiap bagian komponen tersebut. Untuk pengukuran biomassa daun, ranting dan cabang tidak beraturan dilakukan dengan cara penimbangan secara langsung.

2.6 Kerapatan Kayu Wood Density

Kerapatan kayu merupakan perbandingan massa kayu kering oven gr dengan volumenya cm 3 Haygreen dan Bowyer 1996. Brown 1997 juga menegaskan bahwa kerapatan kayu merupakan massa kayu kering oven per satuan volume tonm 3 atau gramcm 3 . Sedangkan berat jenis erat kaitannya dengan kerapatan kayu, dimana berat jenis diperoleh dengan membagi nilai kerapatan kayu dengan kerapatan air 1 grcm 3 sehingga berat jenis tidak mempuyai satuan Haygreen dan Bowyer 1996. Berat jenis kering udara bagi suatu tempat tertentu bersifat agak tetap. Di Indonesia umumnya kayu yang diperdagangkan bersifat sangat basah. Pada keadaan pengarangan yang sama kayu-kayu dengan berat jenis yang lebih tinggi akan memberi arang kayu yang lebih keras dan lebih berat pada tiap kesatuan isi dari pada kayu-kayu dengan berat jenis yang lebih rendah Seng 1990.

2.7 Karbon

Dokumen yang terkait

Evaluasi Upah Kerja Pemanenan Acacia mangium Wild di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 4 64

Pelaksanaan Sistem Pemanenan Daurganda (Multiharvesting Product) pada Pengusahaan Hutan Tanaman Acacia mangium (Studi Kasus di RPH Jagabaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 7 101

Analisis penetapan harga kayu bulat acacia mangium (Studi kasus di KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat)

1 20 202

Studi Penerapan Metode Pohon Contoh (Tree Sampling) Dalam Pendugaan Potensi Tegakan Akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 9 84

Analisis kelayakan usaha kelas perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten

3 34 95

Pendugaan Simpanan Karbon di Atas Permukaan Lahan Pada Tegakan Akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 7 61

: Pendugaan Potensi Kandungan Karbon Pada Tegakan Rasamala (Altingia excelsa Noronhae) KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 11 75

Model persamaan alometrik biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium (Acacia mangium Willd.): studi kasus pada HTI Akasia mangium di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 12 66

Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 5 42

Potensi simpanan karbon pada hutan tanaman mangium (acacia mangium willd.) Di kph cianjur perum perhutani Unit iii jawa barat dan banten

1 7 1