Penentuan Kadar Zat Terbang Penentuan Kadar Abu Penentuan Kadar Karbon Analisis Data

7. Penentuan Kadar Zat Terbang

Prinsip penetapan kadar zat terbang adalah menguapkan bahan yang tidak termasuk air dengan menggunakan energi panas. Prosedur penentuan zat terbang yang digunakan adalah American Socety for Testing Material ASTM.1990b D 5832-98 adalah sebagai berikut : 1. Cawan porselen diisi contoh uji berupa serbuk sebanyak ± 2 gr, kemudian cawan ditutup rapat dengan penutupnya. 2. Contoh uji dimasukkan kedalam tanur listrik bersuhu 950°C selama 2 menit. Kemudian cawan berisi contoh uji tersebut didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. Kadar zar terbang dinyatakan dalam persen dengan rumus sebagai berikut: Kadar Zat Terbang = Kehilangan Berat Contoh X 100 Berat Contoh Uji Bebas Air

8. Penentuan Kadar Abu

Prinsip penentapan kadar abu adalah menentukan jumlah abu yang tertinggal dengan membakar serbuk menjadi abu dengan mengunakan energi panas. Prosedur yang digunakan berdasarkan ASTM.1990a D 2866-94 adalah sebagai berikut : 1. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan kedalam tanur listrik bersuhu 750 °C selama 6 jam. 2. Selanjutnya didinginkan didalam desikator dan kemudian ditimbang untuk diketahui beratnya. Kadar abu dinyatakan dalam persen dengan rumus sebagai berikut : Kadar Abu = Berat Sisa Contoh Uji X 100 Berat Contoh Uji Bebas Air

9. Penentuan Kadar Karbon

Penentuan kadar karbon yang dilakukan adalah kadar karbon tetap bahan yang telah diarangkan. Penentuan kadar karbon tetap yang digunakan adalah berdasarkan Standar Nasional Indonesia. SNI 06-3730-1995 adalah sebagai berikut : Kadar Karbon = 100 - Kadar Zat Terbang – Kadar Abu

10. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis statistik deskriptif atau penyajian dalam bentuk gambar histogram, diagram batang dan lain-lain. Menurut Hasan 2001 statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data serta menguraikan keterangan-keterangan mengenai suatu sumber data sehingga mudah dipahami. 2. Untuk mengetahui perbedaan kadar karbon tetap fixed carbon antar bagian pohon dilakukan analisis statistik yaitu uji beda nilai tengah menggunakan uji t. Adapun parameter yang diuji adalah : a. Perbedaan kadar karbon tetap rata-rata setiap bagian pohon yaitu pada bagian batang, cabang beraturan, cabang tidak beraturan, ranting dan daun. b. Perbedaan kadar karbon pada tiap jenis pohon berdasarkan berat jenisnya BJ. Rumus yang digunakan adalah Walpole 1995 : t hitung = dimana : t hitung = Beda nilai tengah = Rataan kadar karbon bagian pohon ke-1 = Rataan kadar karbon bagian pohon ke-2 d° = Selisih nilai beda tengah populasi = 0 S² 1 = Ragam bagian pohon ke-1 S² 2 = Ragam bagian pohon ke-2 n ¹ = Jumlah contoh bagian pohon ke-1 n ² = Jumlah contoh bagian pohon ke-2

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Evaluasi Upah Kerja Pemanenan Acacia mangium Wild di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 4 64

Pelaksanaan Sistem Pemanenan Daurganda (Multiharvesting Product) pada Pengusahaan Hutan Tanaman Acacia mangium (Studi Kasus di RPH Jagabaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 7 101

Analisis penetapan harga kayu bulat acacia mangium (Studi kasus di KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat)

1 20 202

Studi Penerapan Metode Pohon Contoh (Tree Sampling) Dalam Pendugaan Potensi Tegakan Akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 9 84

Analisis kelayakan usaha kelas perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten

3 34 95

Pendugaan Simpanan Karbon di Atas Permukaan Lahan Pada Tegakan Akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 7 61

: Pendugaan Potensi Kandungan Karbon Pada Tegakan Rasamala (Altingia excelsa Noronhae) KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 11 75

Model persamaan alometrik biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium (Acacia mangium Willd.): studi kasus pada HTI Akasia mangium di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 12 66

Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 5 42

Potensi simpanan karbon pada hutan tanaman mangium (acacia mangium willd.) Di kph cianjur perum perhutani Unit iii jawa barat dan banten

1 7 1