Pada Tabel 10 disajikan model pendugaan untuk menduga biomassa dengan melihat hubungan antara diameter dan tinggi pohon. Pada model pertama
digunakan untuk menduga hubungan antara biomassa dengan diameter sedangkan untuk model kedua digunakan untuk menduga hubungan antara biomassa dengan
diameter dan tinggi pohon. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa R-Sqadj berkisar antara 48,20 - 89,00 . dari kedua model persamaan, W = aD
b
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj dengan kisaran 48,20 - 87,30 .
Sedangkan persamaan W = a D
b1
H
b2
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj yang lebih besar yakni dengan kisaran 49,20 - 89,00 . Dari Tabel
8 terlihat pula bahwa beberapa persamaan atau model tersebut diatas dapat diterima P 0,005 karena peubah bebasnya tinggi dan diameter memiliki
pengaruh yang nyata terhadap perubahan biomassa. Untuk kelayakan model adalah dengan membandingkan nilai koefisien
determinasi adjustment R-Sqadj. Diantara model C = aD
b
menunjukkan keeratan hubungan biomasa dengan peubah bebas diameter yang lebih baik
dibandingkan dengan model C = a D
b
H
c
. Dengan demikian model yang terbaik yang dapat diterapkan adalah C = aD
b
, karena meskipun ada penambahan peubah bebas tinggi, namun kenaikan nilai koefisien determinasi adjustment R-Sqadj
sangat sedikit.
5.8 Model Pendugaan Karbon Berdasarkan Hubungan Dengan Diameter
dan Tinggi Pohon
Model yang digunakan untuk menduga kandungan karbon pada tiap bagian pohon sama seperti pada pendugaan biomassa yaitu menggunakan model : C =
aD
b
dan C = a + bD untuk model hubungan kandungan karbon dengan diameter, sedangkan untuk menduga hubungan antara kandungan karbon dengan diameter
dan tinggi pohon digunakan model: C = a D
b1
H
b2
dan C = a +
b1
D +
b2
H, dimana C adalah kandungan karbon dalam Kg Cha, D adalah diameter pohon dalam
meter, H adalah tinggi dalam meter. Sedangkan a dan b adalah konstanta.
Tabel 11. Model Pendugaan Hubungan Karbon Pohon Acacia mangium Dengan Diameter dan Tinggi Pohon
Bagian Model Linear
R
2
adj S
P
Pohon
C=1,71D
1,69
86,60 0,066002
C= 0,53D
1,44
H
0,667
87,30 0,064085
Batang C=1,56D
1,75
85,50 0,069351
C=0,44D
1,33
H
1,11
86,40 0,067083
Tunggak C= 0,21D
1,07
70,70 0,067849
C= 0,31D
1,09
H
-0,111
68,80 0,069964
Cabang Tidak Beraturan C= 0,01D
1,94
78,60 0,099768
C= 0,002D
1,54
H
0,952
78,90 0,099059
Cabang Beraturan C= 0,02D
1,95
86,60 0,075973
C= 0,004D
1,66
H
0,705
86,80 0,075619
Ranting C=0,03D
1,36
43,70 0,14767
0,003 C=
0,37D
1,99
H
-1,51
45,20 0,145626
0,008 Daun C=
0,006D
1,87
88,20 0,068113
C= 0,049D
2,38
H
-1,21
91,00 0,059524
Keterangan : R-Sqadj = Koefisien determinasi P = Taraf nyata
S = Simpangan baku
Pada Tabel 11 disajikan model pendugaan untuk menduga kandungan karbon dengan melihat hubungan antara diameter dan tinggi pohon. Pada model
pertama digunakan untuk menduga hubungan antara karbon dengan diameter sedangkan untuk model kedua digunakan untuk menduga hubungan antara karbon
dengan diameter dan tinggi pohon. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa R-Sqadj berkisar antara 43,70 -88,20 . Dari kedua model persamaan, C = a D
b1
H
b2
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj dengan kisaran 45,20 - 91,00 . Dari Tabel 9 terlihat pula bahwa beberapa persamaan atau model
tersebut diatas dapat diterima P 0,005 karena peubah bebasnya memiliki pengaruh yang nyata terhadap perubahan karbon, kecuali persamaan pendugaan
karbon ranting dengan dua peubah bebas karena nilai P 0,005. Dari tabel diatas dapat diketahui model terbaik adalah C = a D
b1
H
b2
dengan persamaan
C= 0,.53 D
1.44
H
0.667
.
5.9 Potensi Karbon