Analisis Aktivitas Antioksidan Kubo et. al., 2002 Penentuan Jumlah Cu

22 pengukuran langsung terhadap absorbansi supernatan pada 645 nm dan 663 nm. Total KlorofilmgL=20.2A Sampel-Blanko645nm +8.02A Sampel-Blanko663nm

5. Analisis Total Polifenol Metode Folin-Denis Prangdimurti et al.,

2009 Minuman dengan formula optimal digunakan sebagai sampel pengujian total polifenol. Asam tanat digunakan sebagai standar. Hasil pengukuran total polifenol minuman kemudian dihitung berdasarkan kesetaraannya dengan total polifenol pada asam tanat yang dinyatakan dalam ppm TAE Tannic Acid Equivalen. Secara spesifik, metode pengukuran total polifenol dapat dilihat pada Gambar 3. Diambil 1 ml sampel diencerkan 2-4 kali dengan aquades Ditambah pereaksi Folin-Dennis sebanyak 1 ml Diinkubasi dalam ruang gelap suhu kamar selama 5 menit Ditambah 0.25 ml larutan Na 2 CO 3 60 gL dan 1.75 ml aquades Diinkubasi sampel dalam ruang gelap suhu kamar selama 30 menit Dibaca absorbansi sampel dengan spektrofotometer pada λ = 760 nm Gambar 3. Diagram alir analisis total polifenol

6. Analisis Aktivitas Antioksidan Kubo et. al., 2002

Pengukuran dengan menggunakan buffer asetat 100 mM pH 5.5, 1.87 ml metanol, dan 0.1 mL radikal bebas DPPH 3 mM dalam metanol yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan DPPH dibuat segar setiap akan digunakan. Selanjutnya, sebanyak 0.03 mL larutan sampel ditambahkan ke dalam tabung tersebut dan diinkubasi 25 o C selama 20 menit. Larutan blanko yang digunakan adalah 0.03 mL metanol sebagai pengganti larutan sampel. Absorbansi yang dihasilkan dibaca pada 23 517 nm. Absorbansi menunjukkan adanya aktivitas scavenging atau aktivitas antioksidan. Pembuatan kurva standar menggunakan asam askorbat. Dengan demikian, satuan pengukuran dapat dinyatakan sebagai Absorbic acid Equivalent Antioxidant Capacity AEAC. [ ] 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN

1. Penentuan Jumlah Cu

2+ pada Ekstrak Daun Suji Pengekstrakan daun suji diawali dengan pengambilan daun suji segar yang selanjutnya diekstraksi dengan menggunakan NaHCO 3 pada konsentrasi 0.5 . Menurut Rufaida 2008, pada pengekstrak NaHCO 3 dengan konsentrasi 0.5 memiliki kadar total klorofil yang optimum. Dengan demikian, pengekstrakan klorofil dilakukan dengan NaHCO 3 0.5 . Setelah mendapatkan hasil ekstrak dengan penambahan NaHCO 3 maka dilakukan penentuan jumlah Cu 2+ untuk mendapatkan nilai aktivitas antioksidan dan kadar klorofil terbaik. Penggunaan ion Cu 2+ pada ekstrak daun suji bertujuan untuk memperoleh warna hijau yang stabil dan meningkatkan aktivitas antioksidan klorofil. Cu merupakan antioksidan oligoelemen yang merupakan kofaktor enzim-enzim yang dapat mendegradasi senyawa-senyawa reactive oxygen species ROS Muchtadi, 2000. Penentuan kadar klorofil dengan spektrofotometer merupakan cara paling umum yang digunakan. Menurut Prangdimurti et al., 2006, hasil pengukuran dengan spektrofotometer diperoleh rata-rata kadar total klorofil dari daun suji segar dengan larutan pengekstrak NaHCO 3 0.5 sebesar 2.575 ± 0.016 mg10 ml. Kadar total klorofil menunjukkan hasil yang lebih besar nilainya dibandingakn dengan pengukuran peneliti sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan oleh konidsi daun yang digunakan berbeda dengan peneliti sebelumnya sehingga total klorofil yang didapatkan cukup tinggi. Hasil analisis total klorofil dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan analisis varian ANOVA menunjukkan bahwa ekstrak klorofil daun suji dengan penambahan Cu pada konsentrasi 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm tidak berpengaruh nyata terhadap kadar total klorofil p0.05 Lampiran 1. Dengan uji lanjut Duncan, ekstrak klorofil daun suji dengan penambahan Cu pada berbagai konsentrasi 25 menunjukkan nilai tidak berbeda nyata kadar total klorofilnya Lampiran 2. Hal ini menunjukkan bahwa pada berbagai konsentrasi Cu yang digunakan terlihat nilai total klorofil yang hampir sama, sehingga penambahan Cu tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan atau penurunan kadar klorofil. Tabel 4. Data tingkat kadar klorofil pada daun suji Konsentrasi Cu ppm Ulangan Berat CuSO 4 mg Total Klorofil mg10ml Rata-rata Total klorofil mg10ml U1 0.0000 4.3740 4.4173±0.06 a U2 0.0000 4.4606 25 U1 0.5500 4.5411 4.4322±0.02 a U2 0.5500 4.3234 50 U1 1.3000 4.3903 4.4064±0.01 a U2 1.3000 4.4224 75 U1 2.0000 4.4607 4.4386±0.03 a U2 2.0000 4.4144 100 U1 2.2000 4.4584 4.4894±0.04 a U2 2.2000 4.5204 Pada analisis antioksidan dilakukan penentuan kurva standar terlebih dahulu. Kurva standar menggunakan asam askorbat. Konsentrasi yang digunakan untuk mendapatkan kurva standar asam askorbat yaitu menggunakan dari 0 ppm sampai 1000 ppm agar mendapatkan rentang nilai yang luas. Dari kurva standar asam askorbat didapatkan persamaan y = 0.0005x + 0.001 Lampiran 4. Hasil perhitungan aktivitas antioksidan menunjukkan semakin tinggi jumlah konsentrasi Cu yang digunakan semakin kecil nilai antioksidan. Berdasarkan analisis varian ANOVA menunjukkan bahwa ekstrak klorofil daun suji dengan penambahan Cu pada konsentrasi 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm berpengaruh sangat nyata terhadap aktivitas antioksidan p0.05 Lampiran 6. Pada penggunaan Cu 0 ppm tidak berbeda nyata dengan 25 ppm dan penggunaan Cu 25 ppm tidak berbeda nyata dengan 50 ppm. Pada penggunaan 75 ppm tidak berbeda 26 nyata dengan 100 ppm. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 5. Penggunaan Cu memberikan penurunan terhadap aktivitas antioksidan. Hal ini dapat disebabkan oleh kelebihan Cu yang digunakan. Cu bebas yang terionisasi di dalam ekstrak klorofil menurunkan aktivitas antioksidan karena atom Cu bersifat sebagai oksidator. Dengan demikian, tujuan penggunaan Cu hanya tercapai untuk stabilnya warna. Warna hijau yang dihasilkan pada berbagai konsentrasi hampir sama. Hal ini terlihat dari kadar klorofil yang tidak berbeda nyata. Pada penentuan aktivitas antioksidan, menunjukkan penurunan sehingga tujuan penambahan Cu untuk meningkatkan aktivitas antioksidan tidak tercapai. Selain itu, pada ekstrak klorofil yang tidak ditambahkan Cu memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi. Oleh karena itu, selanjutnya ekstrak klorofil yang digunakan untuk pembuatan minuman tidak dilakukan penambahan Cu. Tabel 5. Data aktivitas antioksidan pada daun suji Konsen trasi Cu ppm Ulang an Berat CuSO4 mg Rata- rata Absor bansi Ablanko- Asample Aktivitas Antiok sidan AEAC Rata-rata Aktivitas Antioksidan AEAC U1 0.0000 1.0040 0.2000 207.00 195.50±16.26 a U2 0.0000 1.0270 0.1770 184.00 25 U1 0.5500 1.0350 0.1690 176.00 178.75±3.89 a,b U2 0.5500 1.0295 0.1745 181.50 50 U1 1.3000 1.0550 0.1490 156.00 165.25±13.08 b U2 1.3000 1.0365 0.1675 174.50 75 U1 2.0000 1.0695 0.1345 141.50 137.00±6.36 c U2 2.0000 1.0785 0.1255 132.50 100 U1 2.2000 1.0815 0.1225 129.50 130.50±1,41 c U2 2.2000 1.0795 0.1245 131.50

2. Penentuan Jumlah Teh