Penelitian Utama Pembuatan Minuman Teh Hijau dalam Botol dengan Penambahan Ekstrak Klorofil Daun Suji (Pleomele angustifolia N. E. Brown) dan Evaluasi Mutunya selama Penyimpanan

16 b. Penentuan Jumlah Teh Daun teh hijau kering terlebih dahulu diekstrak dengan cara didiamkan dalam air panas suhu 85 o C selama 5 menit Winarno, 1992. Perbandingan teh hijau dan air panas yang digunakan yaitu 0.75 : 100, 1 : 100, dan 1.25 : 100. Air seduhan kemudian disaring dan diambil filtratnya. Hasil seduhan digunakan untuk analisis total polifenol Metode Folin-Denis dan analisis aktivitas antioksidan.

2. Penelitian Utama

Penelitian utama terdiri dari formulasi minuman teh hijau berklorofil dari ekstrak daun suji, pengemasan dengan pembotolan, dan penentuan umur simpan minuman. a. Formulasi Minuman Teh Hijau Berklorofil Ekstrak yang telah dipilih dari tahap penelitian pendahuluan dapat diformulasikan menjadi minuman ringan agar dapat diterima secara organoleptik. Tahapan proses pembuatan minuman terlihat pada Gambar 2. Bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi adalah teh hijau dengan formulasi, gula pasir 12 bv, asam sitrat 0.018 bv, dan CMC 0.05 bv. Penambahan gula pasir, asam sitrat, dan CMC berdasarkan jumlah air yang digunakan untuk pembuatan larutan sirup. Rancangan Formula yang dilakukan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Rancangan Formula Bahan-bahan Formulasi I II III Gula pasir bv 12 12 12 Asam sitrat bv 0.018 0.018 0.018 CMC bv 0.05 0.05 0.05 Teh hijau g100 ml air 1.25 1.25 1.25 Ekstrak klorofil ml100 ml 10 20 30 17 Dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil ± 1 cm Dihancurkan dengan blender Diinkubasi 75 o C, 30 menit Disaring dengan kain saring Didiamkan dalam refrigerator selama 18 jam Dihomogenisasi Didiamkan dalam refrigerator selama 18 jam Dideaerasi ± 75 o C, 2 menit Dibotolkan Dikeringkan Direbus Dicuci Dideaerasi Ditutup Disterilisasi suhu 121 o C Didinginkan Disimpan dalam kondisi pada suhu 37 o C, 45 o C, dan 55 o C selama 21 hari Gambar 2. Tahapan proses pembuatan minuman teh hijau dengan ekstrak berklorofil Ekstrak Larutan sirup Air, CMC, asam sitrat, dan gula pasir Larutan NaHCO 3 Teh Hijau Ekstrak teh Diseduh dengan air suhu 85 o C, 5 menit Daun Suji Segar Ekstrak suji yang mengandung Na + Perlakuan penambahan Cu 2+ pada berbagai konsentrasi Minuman teh hijau dengan ekstrak klorofil Botol 18 Selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik terhadap aroma, rasa, dan warna. Jenis uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik atau uji kesukaan yang merupakan pengujian penerimaan produk. Pengujian dilakukan pada 38 panelis dari mahasiswa. Panelis diminta mengungkapkan kesukaannya terhadap sampel. Penyajian sampel dilakukan satu per satu sampel tanpa adanya perbandingan antar sampel. Atribut yang diujikan yaitu aroma, rasa, dan warna. Skala hedonik yang digunakan yaitu 1-5. Angka 1 menunjukkan sangat tidak suka, angka 2 menunjukkan tidak suka, angka 3 menunjukkan netral, angka 4 menunjukkan suka, dan angka 5 menunjukkan sangat suka Soekarto, 1985. Analisis lanjutan setelah organopetik yaitu melihat aktivitas antioksidan terbaik pada ketiga formula. b. Pengemasan dengan pembotolan Proses pengemasan dengan pembotolan di awali dengan tahap proses deaerasi yakni larutan sirup dipanaskan sampai suhu 75 o C dalam tempat terbuka, kemudian ditambahkan ekstrak daun suji dan ekstrak teh hijau dan diaduk selama 2 menit. Dengan pemanasan tersebut oksigen dapat menguap sehingga mencegah kerusakan warna dan flavor. Menurut Haryadi 2000, deaerasi dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan memanaskan minuman dalam tempat terbuka pada suhu 70-80 o C. Minuman dimasukkan dengan teknik hot filling ke dalam botol bersih, kemudian ditutup dengan segera untuk menciptakan kondisi anaerob dalam botol. Tujuannya untuk mengurangi risiko produk terkontaminasi oleh mikroorganisme lingkungan. Minuman yang telah dibotolkan kemudian disterilisasi pada suhu 121 o C dengan dua taraf lama pemanasan yaitu 10 menit dan 15 menit. Setelah sterilisasi, dilakukan pengujian total mikroba untuk melihat hasil sterilisasi pada waktu 10 menit dan 15 menit. Sebagian lagi minuman kemudian disimpan pada suhu kamar untuk melihat mutunya selama penyimpanan. 19 c. Penentuan Umur Simpan Minuman Minuman yang telah disterilisasi dan disimpan pada suhu 37 o C, 45 o C, dan 55 o C. Uji parameter mutu yang dilakukan untuk pendugaan umur simpan adalah aktivitas antioksidan. Batas umur simpan atau penolakan produk ditetapkan besar aktivitas antioksidan 0 . Hasil pengamatan bagi setiap parameter aktivitas antioksidan dihitung laju penurunan mutunya per hari penurunan unit mutu per hari atau k dengan memplotkan dalam grafik hubungan antara nilai ln aktivitas antioksidan apabila mengikuti ordo reaksi satu dan nilai aktivitas antioksidan saja apabila mengikuti ordo reaksi nol. Nilai ini sebagai sumbu y dan waktu penyimpanan yaitu hari ke-0, 7, 14, dan 21 sebagai sumbu x pada masing-masing suhu penyimpanan 37 o C, 45 o C, dan 55 o C. Kemudian dicari nilai k atau nilai konstanta penurunan mutu per hari yang diperoleh dari kemiringan persamaan regresi kedua grafik tersebut. Setelah diperoleh nilai k, maka dicari nilai ln k untuk masing- masing suhu penyimpanan. Selanjutnya dibuat plot Arrhenius, dengan sumbu x menyatakan nilai 1T K -1 dan sumbu y menyatakan nila ln k pada masing-masing suhu penyimpanan yang digunakan 37 o C, 45 o C, dan 55 o C atau 310 o K, 318 o K, dan 328 o K. Nilai k merupakan gradien dari regresi linier yang didapat dari ketiga suhu penyimpanan. Dari regresi linier yang diperoleh pada kurva Arrhenius ini dapat diprediksi umur simpan produk dengan menggunakan rumus : Keterangan : k = konstanta penurunan mutu k o = konstanta tidak tergantung pada suhu Ea = energi aktivasi 20 T = suhu mutlak K R = konstanta gas 1.986 kalmol K Dengan mengubah persamaan di atas menjadi : ln k = ln k o + -EaR 1T k o merupakan konstanta penurunan mutu produk yang tidak tergantung pada suhu, sedangkan k merupakan konstanta penurunan mutu dari salah satu kondisi suhu yang digunakan 20 o C, 25 o C, 30 o C atau 40 o C dan EaR merupakan gradien yang diperoleh dari plot Arrhenius. Dengan perhitungan menggunakan rumus ini, akan diperoleh nilai k o . Umur simpan menurut ordo reaksi satu diperoleh dengan rumus : Keterangan : t = prediksi umur simpan hari A o = nilai mutu awal A t = nilai mutu produk yang tersisa setelah waktu t k o = konstanta Dari rumus di atas dapat diprediksi umur simpan dalam hari atau bulan. Jika reaksi mengikuti ordo reaksi nol, maka umur simpan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Keterangan : t = prediksi umur simpan hari A o = nilai mutu awal A t = nilai mutu produk yang tersisa setelah waktu t k o = konstanta Dari rumus di atas dapat diprediksi umur simpan dalam hari atau bulan. 21

3. Analisis Total Bakteri Fardiaz, 1992