28
menunjukkan  semakin  tinggi  jumlah  teh  hijau  yang  digunakan  semakin besar aktivitas antioksidan.
Berdasarkan  analisis  varian  ANOVA  menunjukkan  bahwa penggunaan  jumlah  teh  pada  perbandingan  0,75  :  100  bv,  1  :  100  bv,
dan  1,25  :  100  bv  berpengaruh  nyata  terhadap  aktivitas  antioksidan p0.05  Lampiran  14.  Pada  perbandingan  0,75  :100  bv  tidak  berbeda
nyata  dengan  perbandingan  1  :  100  bv  dan  perbandingan  1  :  100  bv tidak  berbeda  nyata  dengan  perbandingan  1,25  :  100  bv.  Hal  ini
ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Data aktivitas antioksidan pada seduhan teh hijau
Berat teh
gram Ulang
an Absorbansi
Ablanko- Asample
Aktivitas Antioksidan
AEAC Rata-rata
Aktivitas Antioksidan
AEAC
0.7528 U1
0.030 0.4590
916.00 918.00±2.82
a
U2 0.028
0.4610 920.00
1.0037 U1
0.027 0.4620
922.00 921.50±0.70
a,b
U2 0.027
0.4615 921.00
1.2538 U1
0.025 0.4635
925.00 925.50±0.70
b
U2 0.025
0.4640 926.00
Dengan demikian, diketahui bahwa jumlah teh pada perbandingan 1,25  :  100  bv  memiliki  total  fenol  tertinggi  dan  aktivitas  antioksidan
tertinggi.  Oleh  karena  itu,  formulasi  minuman  akan  menggunakan perbandingan 1,25  : 100 bv.
B. PENELITIAN UTAMA
1. Formulasi Minuman Teh Hijau Berklorofil
Tahapan  formulasi  dilakukan  dengan  pengujian  organoleptik  agar dapat  diterima  oleh  konsumen  dan  analisis  aktivitas  antioksidannya.
Formulasi minuman
menggunakan gula
atau pemanis
untuk menyumbangkan  peranan  yang  besar  pada  penampakkan  dan  cita  rasa
29
minuman.  Penggunaan  gula  pasir  12    sesuai  dengan  kebiasaan  minuman yang dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Asam  sitrat  berfungsi  sebagai  penegas  rasa  dan  warna  serta menyelubungi  after  taste  yang  tidak  disukai.  Selain  itu,  sifat  sinergisnya
terhadap  antioksidan  dalam  mencegah  ketengikan  dan  browning.  Dengan penurunan  pH,  maka  suhu  sterilisasi  yang  dibutuhkan  juga  akan  lebih
rendah  dan  kemungkinan  tumbuhnya  mikroba  berbahaya  akan  lebih  kecil Winarno, 1992. Menurut Furia 1981, asam sitrat serta garam natrium dan
kalsium  sitrat  diklasifikasikan  oleh  FDA  Food  and  Drug  Administration sebagai GRAS Generally Recognized As Safe.
CMC  Carboxy  Methyl  Celllose  adalah  zat  penstabil  dalam pembuatan minuman. CMC merupakan turunan selulosa yang sering dipakai
dalam  industri  makanan  untuk  mendapatkan  tekstur  yang  baik.  Karena CMC  mempunyai  gugus  karbonil,  maka  viskositas  larutan  CMC
dipengaruhi  oleh  pH  larutan.  pH  optimum  adalah  5  dan  jika  pH  terlalu rendah yaitu di bawah 3 maka CMC akan mengendap Winarno, 1992.
Setelah  melakukan  proses  formulasi  maka  dapat  dilakukan pengujian  organoleptik.  Uji  organoleptik  terhadap  produk  minuman
dilakukan  setelah  tahap  deaerasi  pertama.  Uji  organoleptik  yang  dilakukan adalah  uji  hedonik  kesukaan.  Uji  ini  dilakukan  untuk  mengukur
penerimaan  atau  kesukaan  panelis  terhadap  suatu  produk.  Pada  uji  ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya terhadap skor warna,
rasa,  aroma,  dan  over  all  berdasarkan  intensitas  kesukaannya.  Penyajian dilakukan  satu  persatu  tanpa  melakukan  perbandingan  antar  sampel  tetapi
merupakan  respon  spontan  terhadap  kesukaan  produk  yang  diuji.  Format contoh penilaian uji hedonik dapat dilihat pada Lampiran 15.
Hasil  organoleptik  aroma  menunjukkan  ketiga  sampel  yaitu penambahan  ekstrak  klorofil  10    vv,  20    vv,  dan  30    vv
memiliki skor yang sama sebesar 2,9 Lampiran 16. Hal ini dapat diketahui bahwa  panelis  memiliki  tingkat  kesukaan  menuju  netral.  Berdasarkan
analisis  varian  ANOVA  dapat  disimpulkan  bahwa  aroma  ketiganya  tidak berbeda nyata pada taraf α = 0.05 Lampiran 17.
30
Hasil  organoleptik  rasa  menunjukkan  ketiga  sampel  yaitu penambahan  ekstrak  klorofil  10    vv,  20    vv,  dan  30    vv
memiliki skor yang hampir sama sebesar 3,4 sampai 3,6 Lampiran 18. Hal ini  dapat  diketahui  bahwa  panelis  memiliki  tingkat  kesukaan  menuju  suka.
Berdasarkan  analisis  varian  ANOVA  dapat  disimpulkan  bahwa  rasa ketiganya tidak berbeda nyata pada taraf α = 0.05 Lampiran 19.
Hasil  organoleptik  warna  menunjukkan  ketiga  sampel  yaitu penambahan  ekstrak  klorofil  10    vv,  20    vv,  dan  30    vv
memiliki  tingkat  kesukaan  menuju  suka.  Berdasarkan  analisis  varian ANOVA  dapat  disimpulkan  bahwa  warna  ketiganya  tidak  berbeda  nyata
pada taraf α = 0.05 Lampiran 21. Hasil  organoleptik  overall  menunjukkan  ketiga  sampel  yaitu
penambahan  ekstrak  klorofil  10    vv,  20    vv,  dan  30    vv memiliki  tingkat  kesukaan  menuju  suka.  Berdasarkan  analisis  varian
ANOVA dapat disimpulkan bahwa overall ketiganya tidak berbeda nyata pada taraf α = 0.05 Lampiran 23.
Penambahan  ekstrak klorofil pada 10    vv, 20   vv, dan 30 vv  tidak  berbeda  nyata  hasil  organoleptiknya.  Sehingga  pengujian
selanjutnya  dilihat  aktivitas  antioksidan  terbaik  dari  ketiga  sampel  untuk dijadikan formula terbaik.
Pada  analisis  antioksidan  dilakukan  penentuan  kurva  standar terlebih  dahulu.  Kurva  standar  menggunakan  asam  askorbat.  Konsentrasi
yang  digunakan  untuk  mendapatkan  kurva  standar  asam  askorbat  yaitu menggunakan dari 0 ppm sampai 2000 ppm agar mendapatkan rentang nilai
yang lebih luas. Dari kurva standar asam askorbat didapatkan persamaan y = 0.0008x  +  0.034  Lampiran  25.  Hasil  perhitungan  aktivitas  antioksidan
menunjukkan  semakin  tinggi  jumlah  penambahan  ekstrak  klorofil  yang digunakan semakin besar aktivitas antioksidan .
Berdasarkan  analisis  varian  ANOVA  menunjukkan  bahwa penambahan  ekstrak  klorofil  pada  10    vv,  20    vv,  dan  30    vv
berpengaruh  nyata  terhadap  aktivitas  antioksidan  p0.05  Lampiran  27. Pada  penambahan  ekstrak  klorofil  10    tidak  berbeda  nyata  dengan
31
penambahan  20    vv  dan  perbandingan  30    vv  berbeda  nyata  pada sampel lainnya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Data  aktivitas  antioksidan  pada  minuman  teh  hijau  dengan
penambahan ekstrak klorofil
Persentase Penambahan
Estrak Klorofil
Ulan gan
Absor bansi
Ablanko- Asample
Aktivitas Antioksidan
AEAC Rata-rata
Aktivitas Antioksidan
AEAC
10 U1
0.078 0.8105
937.54 937.5377
±0.00
a
10 U2
0.078 0.8105
937.54 20
U1 0.076
0.8125 939.95
940.5552 ±0.85
a
20 U2
0.075 0.8135
941.16 30
U1 0.073
0.8155 943.57
944.7797 ±1.70
b
30 U2
0.071 0.8175
945.99
Dengan demikian, diketahui bahwa penambahan ekstrak klorofil 30 vv  memiliki  aktivitas  antioksidan  tertinggi  dan  secara  organoleptik
tidak berbeda nyata dengan sampel lainnya. Oleh karena itu, minuman yang akan  dibotolkan  adalah  formula  III  dengan  formulasi  penambahan  ekstrak
klorofil 30 .
2. Pengemasan dengan Pembotolan