Net Present Value NPV
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada usaha tahu bandung Kayun-Yun baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu : 1.
Berdasarkan analisis aspek non finansial, usaha tahu Bandung Kayun-Yun dapat dikatakan layak, kecuali pada aspek manajemen dan aspek lingkungan. Analisis
aspek manajemen dikatakan kurang layak karena usaha tahu ini belum memiliki pencatatan finansial yang baik ataupun pembukuan atas penjualan yang dilakukan.
Usaha ini juga belum memiliki struktur organisasi, akan tetapi pembagian pekerjaan sudah jelas. Sedangkan analisis aspek lingkungan dikatakan kurang layak karena
usaha ini membuang air limbah langsung ke kali terdekat tanpa memberikan perlakukan khusus. Pada jangka panjang, hal ini tentunya dapat menimbulkan
gangguan berupa pencemaran lingkungan.
2. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha tahu Bandung Kayun-Yun
ini layak untuk dijalankan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV, IRR, Net BC serta payback period yang memenuhi seluruh kriteria investasi.
3. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha tahu bandung Kayun-Yun
terbukti sangat sensitif terhadap perubahan dua variabel yaitu kenaikan harga kedelai dan penurunan jumlah produksi. Dari kedua nilai variabel menunjukkan
bahwa seluruh kriteria investasi tidak memenuhi kriteria sehingga usaha menjadi tidak layak. Dengan demikian, baik kenaikan harga maupun penurunan jumlah
produksi memiliki pengaruh yang signifikan dan sangat sensitif terhadap kelayakan suatu usaha. Jika dibandingkan antara kedua variabel maka kenaikan harga memiliki
tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan penurunan jumlah produksi.
Saran
1. Usaha tahu Bandung Kayun-Yun sebaiknya mulai melakukan pencatatan finansial
meliputi data arus masuk dan arus keluar produksi sehingga pemilik usaha dapat melihat peningkatan ataupun penurunan yang terjadi pada kondisi keuangan dan
keuntungan yang diperoleh.
2. Peralatan yang digunakan hendaknya selalu dirawat agar kehigienisan tahu tetap
terjaga dengan baik. 3.
Penerapan perlakuan khusus terhadap air limbah produksi. Salah satunya dengan menerapkan sistem netralisir atau aerodinamis. Hal ini dilakukan untuk mencegah air
limbah mengalir langsung ke sungai yang dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitar.
4. Pihak pemerintah sebaiknya dapat menjaga tingkat harga komoditas atau harga
pembelian pemerintah HPP kedelai di tingkat petani agar mereka tertarik untuk menanam kedelai sehingga produksi kedelai lokal dapat meningkat dan
ketergantungan impor menjadi semakin menurun. Selain itu, optimalisasi lahan dan perbaikan tata niaga kedelai juga perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan
produktifitas kedelai dan mengurangi „permainan‟ pada sisi suplai. Beberapa kebijakan ini dilakukan dengan tujuan akhir yaitu menjaga stabilitas harga kedelai di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Bruto PDB Atas Dasar Harga Yang Berlaku Menurut Lapangan Usaha [Internet]. [Diunduh 2014 Jan 16] Jakarta
ID : Badan Pusat Statistika Republik Indonesia : Tersedia pada : http:www bps go idtab_subview php?kat=2tabel=1daftar=1id_subyek=11notab=1.
Jakarta ID : Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi, Impor, Kebutuhan Dalam Negeri, dan Pangsa Produksi Kedelai Terhadap Kebutuhan Dalam Negeri Tahun 2007
– 2013 [Internet]. [Diunduh 2014 Jan 16] Jakarta ID : Badan Pusat Statistika Republik
Indonesia. [DEPTAN] Departemen Pertanian. 2013. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Setahun
Beberapa Bahan Makanan di Indonesia Tahun 2009 – 2013 [Internet]. [Diunduh
2014 Maret 20] Jakarta ID : Departemen Pertanian : Tersedia pada : http:wwwdepkopgoid. Jakarta ID : Departemen Pertanian.
Emawati. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu Studi Kasus : Usaha Dagang Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Jakarta ID :
UIN Syarif Hidayatullah. Yacob I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta ID : PT RINEKA CIPTA
Kurniasary E. 2010. Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai di Sentra Industri Tempe Kelurahan Semanan Jakarta Barat. [Skripsi]. Bogor ID : Institut
Pertanian Bogor. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta ID : Erlangga.
Mulyawati D. 2012 Analisis Kelayakan Usaha Jamur Tiram Putih [Skripsi]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor.
Nurhayati N. 2011. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat Studi Kasus :
Industri Kecil Tahu Lamping [Skripsi]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor ID :
Departemen Agribisnis FEM IPB. Nursiah T. 2013. Analisis Pengaruh Kenaikan Harga Kedelai Terhadap Kinerja Usaha
Industri Tempe di Desa Citeureup Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor.
Patmawaty. 2009. Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Skala Kecil Dan Rumah Tangga [Skripsi]. Bogor ID :
Institut Pertanian Bogor. Salim E. 2012. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. Yogyakarta ID : Lily
Publisher. Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta ID : UI-Press.
Sukino S. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta ID : PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta ID : ANDI Yogyakarta.
Tamisari MD. 2013. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Kedelai di Indonesia. [Skripsi]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta ID : PT Gramedia Pustaka Utama.