Aspek Finansial Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional Penggunaan kedelai impor oleh sebagian besar usaha tahu Penyebab : - Sulit untuk menemukan kedelai lokal - Kedelai impor dinilai memilki kualitas yang lebih baik Dampak : Ketergantungan yang tinggi terhadap kedelai impor Penyebab pada sektor input : - Keterbatasan lahan - Minat petani dalam budidaya kedelai cukup rendah - Pembebasan tarif impor kedelai Akibat : Kenaikan harga kedelai impor yang tidak dapat terhindarkan menjadi salah satu masalah krusial bagi pengrajin tahu. Kendala : Produksi AS menurun, melemahnya nilai tukar rupiah, permasalahan pada sisi suplai Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun Analisis Finansial 1. Net Present Value NPV 2. Internal Rate of Return IRR 3. Net Benefit-Cost Net BC 4. Payback Period PP Analisis Non Finansial 1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis 3. Aspek Manajemen dan Hukum 4. Aspek Sosial dan Ekonomi 5. Aspek Lingkungan Layak Tidak Layak Analisis Sensitivitas Lanjutkan Lakukan perbaikan dan peningkatan efisiensi usaha METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha tahu Bandung Kayun-Yun milik Bapak Uun yang terletak di Cibanteng Proyek, Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, Kecamatan Ciampea merupakan salah satu kebutuhan kedelai tertinggi di Kabupaten Bogor yang juga merupakan salah satu sentra produksi kedelai. Kedua, usaha ini tergolong usaha kecil sehingga sangat rentan terhadap suatu perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk melihat kelayakan usaha baik dari segi finansial maupun non finansial. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2013 – Januari 2014. Data dan Instrumentasi Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, konsultasi, dan pengamatan langsung. Responden yang menjadi sumber data primer yaitu pemilik, karyawan, serta masyarakat umum di sekitar lokasi penelitian. Data sekunder yang berguna untuk melengkapi informasi dalam penelitian ini diperoleh dari data internal usaha tahu maupun diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, antara lain penelitian terdahulu yang relevan dalam penelitian ini, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, buku-buku dan artikel elektronik terkait. Untuk informasi tambahan yang mendukung penelitian ini menggunakan literatur yang relevan dengan objek permasalahan. Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari penentuan responden dari pihak internal maupun eksternal perusahaan, penentuan tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling secara sengaja. Responden dari pihak internal perusahaan yakni pemilik usaha dan karyawan usaha tahu. Wawancara dengan pemilik usaha mengenai aspek finansial dan beberapa aspek non finansial, seperti aspek pasar, teknis, dan manajemen. Wawancara dengan karyawan sebagai data pelengkap saja. Sedangkan untuk pihak eksternal yakni kepala desa serta masyarakat sekitar. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengaruh keberadaan usaha tahu Bandung Kayun-Yun terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Data sekunder yang digunakan berasal dari studi literatur berbagai buku, skripsi, internet, dan instansi-instansi terkait lainnya seperti Badan Pusat Statistik, dan Departemen Pertanian. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Data dan informasi yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dan diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program Microsoft Excel 2010. Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi, sosial dan budaya. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak secara non finansial, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelayakan usaha secara finansial melalui empat kriteria investasi, yaitu analisis nilai bersih sekarang Net Present ValueNPV, tingkat pengembalian investasi Internal Rate of ReturnIRR, masa pengembalian investasi Payback Period, rasio manfaat bersih dan biaya Net Benefit and Cost RatioNet BC Ratio dan analisis sensitivitas. Aspek Non Finansial Aspek Pasar Analisa aspek pasar dilakukan dengan cara deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pasar, pangsa pasar dan bauran pemasaran yang digunakan perusahaan. Potensi pasar dapat diprediksi melalui menganalisis jumlah permintaan dan penawaran. Serta bauran pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh laba yang optimal dengan mengkombinasikan empat variabel marketing mix. Aspek pasar dikatakan layak jika terdapat peluang pasar, potensi pasar dan potensi penjualan suatu yang dapat diraih oleh pelaku usaha. Aspek Teknis Analisis aspek teknis dilakukan secara deskriptif pada kegiatan teknis dalam usaha tahu. Pada analisis ini dilihat lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout atau tata letak, serta pemilihan jenis teknologi dan peralatan. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika perusahaan memiliki lokasi usaha yang mampu menunjang pelaksanaan usaha, luas produksi sudah melebihi produksi minimum yang harus dicapai, proses produksi sudah sesuai dengan standar prosedur operasional, layout usaha mempermudah proses produksi, serta menggunakan jenis teknologi dan peralatan teknis sesuai dengan prosedur. Aspek Manajemen dan Hukum Analisis aspek manajemen dilakukan secara deskriptif pada manajemen dalam operasi. Pada analisis ini dilihat bentuk usaha, jenis-jenis pekerjaan, persyaratan dalam menjalankan pekerjaan, struktur organisasi yang diterapkan dalam perusahaan, dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan Husnan dan Muhammad, 2000. Suatu usaha dikatakan layak jika perusahaan menggunakan sistem manajemen sesuai dengan kebutuhan dan memiliki pembagian serta deskripsi tugas yang jelas, sehingga mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Aspek hukum yang akan dianalisis pada usaha ini adalah melihat kelengkapan dan keabsahan dokumen yang berkaitan dengan usaha tahu mulai dari bentuk badan usaha sampai dengan ijin-ijin yang dimilki. Hal ini dikarenakan aspek hukum dari sebuah kegiatan usaha diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin kerjasama dengan pihak lain. Aspek Sosial dan Ekonomi Analisis aspek sosial dan ekonomi dilakukan secara kualitatif pada pengaruh keberadaan usaha terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar usaha. Pada analisis ini, suatu usaha dikatakan layak dari aspek sosial ekonomi jika usaha memiliki dampak positif dalam hal penyerapan tenaga kerja, pendapatan masyarakat, kontribusi dan peduli terhadap perbaikan di lingkungan sekitar, dan kontribusi dalam pendapatan daerah atau negara. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak usaha terhadap lingkungannya. Aspek lingkungan umumnya berkaitan dengan adanya pencemaran terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha atau limbah air sisa produksi tahu. Aspek lingkungan dikatakan layak apabila tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar Aspek Finansial Analisis aspek finansial akan dilakukan secara kuantitatif menggunakan bantuan alat hitung kalkulator dan komputer dengan program Microsoft Excel. Pada analisis aspek finansial ini, akan digunakan empat kriteria investas, yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan payback period PP. Dalam penelitian ini akan dilakukan pula analisis sensitivitas. Net Present Value NPV Net Present Value NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang dihasilkan oleh penanaman investasi. Menurut Nurmalina et al. 2009 NPV merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya selama umur usaha. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV berupa satuan mata uang Rp. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun umur proyek Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV, yaitu:  NPV 0, artinya suatu usaha sudah dinyatakan menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan.  NPV 0, artinya usaha tidak menghasilkan manfaat sebesar biaya yang digunakan yang artinya bahwa usaha merugikan dan tidak layak untuk dilaksanakan.  NPV = 0, artinya usaha mampu mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan yang artinya usaha tidak untung maupun rugi. Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2010. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan usaha yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. IRR merupakan nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu usaha sama dengan nol. Suatu usaha atau kegiatan investasi dinyatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang ditentukan maka usaha atau kegiatan investasi tidak layak untuk dijalankan Nurmalina et al, 2010. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : i = discount rate dengan NPV positif i‟ = discount rate dengan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif NPV‟= NPV yang bernilai negatif Net Benefit-Cost Ratio Net BC Net Benefit-Cost Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih bernilai negatif Nurmalina, et al 2009. Nilai Net BC menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan rupiah. ∑ Keterangan : B t = manfaat yang diperoleh tiap tahun C t = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun umur proyek i = tingkat bunga diskonto t = tahun Payback Period Payback period merupakan metode yang mengukur perioede jangka waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal investasi. Umumnya digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu proyek dengan tingkat pengembalian yang paling cepat. Rumus yang digunakan adalah : Keterangan : I = Besarnya investasi yang diperlukan A b = Benefit bersih setiap tahun Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan diukur, yaitu kenaikan harga kedelai dan penurunan jumlah produksi tahu. Penentuan kedua variabel tersebut berdasarkan fakta mengenai peningkatan harga kedelai yang membuat suatu perubahan dalam usaha. Perubahan lain yang pernah terjadi selama keberlangsungan usaha adalah penurunan jumlah produksi tahu. Dengan menggunakan hasil analisis ini, maka akan didapatkan informasi apakah Usaha Tahu Bandung Kayun- Yun ini masih layak untuk dijalankan atau tidak, jika terjadi perubahan pada kedua variabel tersebut. Asumsi Dasar 1. Umur bisnis ditentukan selama 10 tahun berdasarkan umur bangunan yang digunakan selama bisnis berlangsung, penentuan ini berdasarkan nilai investasi terbesar. 2. Pada tahun 2010 dan 2011, tahu hanya memiliki 1 ukuran, yaitu 4 cm seharga Rp 250 per unit. Pada tahun 2012, tahu memiliki 2 ukuran, yaitu 4 cm dan 5 cm masing-masing seharga Rp 250 dan Rp 300 per unit. Pada tahun 2013, harga tahu meningkat sebesar Rp 50 sehingga tahu ukuran 4 cm dan 5 cm masing-masing seharga Rp 300 dan Rp 350 per unit. 3. Sumber modal adalah modal sendiri, tidak ada modal pinjaman. 4. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat rata-rata diskonto Bank Pemerintah, yaitu sebesar 8 persen. Pemilihan ini didasarkan pemilik tidak memiliki tabungan ataupun pinjaman dari bank manapun. 5. Seluruh pembelian alat investasi dilakukan pada tahun 2004, yaitu pada awal usaha didirikan sedangkan perhitungan dalam penelitian ini dimulai pada tahun 2010, ketika terjadi perpindahan lokasi kepada lokasi saat ini. Untuk memberikan hasil yang lebih representativ maka biaya investasi dilakukan perhitungan compounding factor yang juga disesuaikan dengan umur ekonomis peralatan. 6. Perhitungan nilai penyusutan masing-masing investasi menggunakan metode garis lurus dimana harga jual dikurangi nilai dan dibagi dengan umur manfaat. 7. 1 jiringan terdiri atas 10 kilogram kedelai. 8. Pembuatan tahu dalam satu jiringan menghasilkan 600 potong tahu 9. Penentuan hari dalam satu tahun terdiri atas 300 hari. 10. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tahu ini terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya re-investasi dikeluarkan untuk peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Sedangkan biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. 11. Harga kedelai pada tahun 2010 sebesar Rp 6 000, pada tahun 2011-2012 sebesar Rp 7 000, dan pada tahun 2013 hingga akhir periode usaha sebesar Rp 9 000. 12. Upah tenaga kerja dalam dan luar keluarga terdiri atas upah tenaga kerja dan uang konsumsi. Uang konsumsi terdiri atas uang makan, kopi, dan rokok,. 13. Biaya perawatan mesin dan mobil diasumsikan konstan. 14. Tidak terdapat pemungutan pajak apapun dari usaha ini. 15. Tidak ada produk cacat hasil produksi, semuanya habis terjual. 16. Hasil seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari hasil wawancara dan survey lapang. GAMBARAN UMUM USAHA Pada awalnya, Pak Uun memulai usahanya dengan menjadi salah satu pekerja pada pabrik tahu. Disanalah beliau tertarik untuk mendirikan usaha tahu sendiri. Sambil bekerja, beliau mempelajari bagaimana proses pembuatan tahu dan mengamati peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tahu. Setelah modal mencukupi, Pak Uun akhirnya berhasil mendirikan usaha tahu sendiri pada tahun 2004 yang berlokasi di Warung Borong Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Kapasitas produksi pertama berkisar antara 40 – 50 kilogram tiap siklus produksi. Seluruh kegiatan produksi dilakukan oleh Pak Uun bersama istri karena belum memiliki tenaga kerja. Pada tahun 2006, Pak Uun berpindah lokasi karena masa kontraknya telah habis. Wilayah selanjutnya yang beliau pilih adalah Kebon Kopi, yakni sebrang kampus IPB dengan batas kontrak yang diberikan adalah 4 tahun. Pada saat berpindah ke lokasi yang baru, Pak Uun mengalami jumlah penurunan volume produksi. Awalnya usaha tahu Pak Uun mengolah hingga mencapai 40 – 50 kilogram kedelai menjadi sekitar 30 – 40 kilogram kedelai. Penurunan jumlah produksi ini disebabkan sulitnya akses menuju lokasi. Hal ini dikarenakan pabrik berlokasi di tempat terpencil dan sulit dilalui kendaraan. Selain itu harga kedelai yang berfluktuatif dan keterbatasan modal juga menjadi penyebab penurunan produksi. Pada tahun 2010, Pak Uun berpindah ke lokasi pabrik yang juga menjadi tempat penelitian tugas akhir penulis yaitu Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi dipilih karena memiliki area yang luas, akses yang mudah dijangkau, dan dapat dilalui oleh kendaraan umum sehingga dapat menunjang semua kegiatan usaha. Sejak pindah ke lokasi ini, usaha Pak Uun mulai mengalami banyak kemajuan antara lain peningkatan permintaan tahu, peningkatan volume produksi, dan penambahan tenaga kerja. Pak Uun mulai mendapat beberapa pesanan dari pasar sekitar, pedagang keliling, bahkan rumah makan. Karena adanya permintaan pasar disertai dengan modal yang cukup, maka Pak Uun mulai meningkatkan volume produksinya. Peningkatan volume produksi menyebabkan Pak Uun harus menambah tenaga kerja untuk menyelesaikan produksi dengan lebih cepat. Oleh sebab itu Pak Uun menambah dua orang tenaga kerja untuk membantunya. Dua orang tenaga kerja berasal dari penduduk sekitar yang memiliki pengalaman dalam proses produksi tahu. Sampai saat ini, Pak Uun sudah memiliki tiga belas orang pedagang keliling dan dua pasar langganan. Belum lagi, terkadang terdapat beberapa permintaan dari rumah makan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana usaha tahu Bandung Kayun-Yun layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Analisis aspek non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini adalah aspek pasar, aspek, teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan. Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar sangat penting untuk dilakukan karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan barang maupun jasa dari pasar. Pada penelitian ini aspek pasar yang diteliti meliputi permintaan, penawaran, serta strategi pemasaran.

1. Permintaan

Analisis permintaan digunakan untuk mengetahui secara riil jumlah kebutuhan produk atau jasa yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu. Potensi pasar usaha tahu bandung dinilai cukup tinggi. Dalam sehari atau satu kali siklus, usaha tahu ini mampu berproduksi hingga mencapai 100 - 120 kilogram kedelai yang dapat menghasilkan 6 700 potong tahu yang dibedakan menjadi dua ukuran, yaitu ukuran 4 cm dan 5 cm. Jumlah permintaan tahu dapat dilihat dari hasil produksi yang selalu habis terjual. Terlebih lagi pada saat hari raya, permintaan terhadap tahu bandung Kayun-yun meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasanya. Sebagian hasilnya diberikan kepada tenaga kerja sebagai bonus lebaran. Permintaan tahu bandung ini biasanya datang dari beberapa pasar setempat, pedagang keliling langganan, rumah makan, hingga konsumen yang langsung datang ke tempat produksi. Pak Uun lebih memprioritaskan tahu hasil produksinya kepada pedagang keliling langgannannya, sisanya baru dijual ke pasar dan permintaan lainnya. Menurut KOPTI 2013, kebutuhan kedelai tiap bulannya mencapai 3 300 000 kilogram sehingga kebutuhan tiap tahun rata-rata mencapai 39 600 000 dan relatif stabil. Stok kedelai Kabupaten Bogor selalu tersedia dan relatif aman. Jika dikaitkan dengan kebutuhan rata-rata dan stok kedelai yang tersedia, maka permintaan kedelai oleh para pengrajin tahu dapat selalu terpenuhi. Pak Uun mengaku, tidak pernah mengalami kesulitan dalam melakukan pembelian kedelai. Kedelai dapat dibeli di KOPTI, maupun di toko-toko setempat. Beliau melakukan pembelian kedelai dan berproduksi sesuai dengan kemampuannya. Setiap harinya, berapa pun kedelai yang diproduksi, kedelai hasil olahannya selalu habis terjual. Permintaan akan produk tahu juga dapat dilihat dari konsumsi tahu rata-rata nasional per kapita. Konsumsi tahu nasional per kapita menunjukkan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan konsumsi kacang kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar untuk usaha ini cukup baik. Konsumsi tahu mencapai 6 – 7.5 kilogram per tahun per kapita dengan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi relatif stabil hanya mencapai 0.9 persen. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun 2009 –2013 Bahan Makanan Satuan unit Tahun Rata-rata pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 Kacang Kedelai Kg 0.052 0.052 0.052 0.052 0.052 0.00 Tahu Kg 7.039 6.987 7.404 6.987 7.039 0.09 Tempe Kg 7.039 6.935 7.300 7.091 7.091 0.23 Sumber : Deptan 2013 Peluang dan permintaan pasar akan tahu juga didukung oleh nilai budaya masyarakat Indonesia. Hampir seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke menyukai produk olahan kedelai seperti tahu. Tahu dapat disantap dengan cara yang berbeda-beda, dapat dijadikan lauk pauk hingga disajikan sebagai kudapan atau camilan saja. Selain banyak mengandung protein, tahu memiliki harga yang cukup terjangkau oleh seluruh kalangan. Oleh karena itu hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi produk olahan yang satu ini. 2. Penawaran Penawaran adalah jumlah produksi yang dapat disediakan oleh perusahaan. Penawaran tahu bandung ini bersifat relatif stabil. Seluruh produk yang dihasilkan selalu laku dan habis terjual, tidak ada permintaan yang terlalu signifikan kecuali pada hari raya. Pada hari raya, biasanya Pak Uun memproduksi tahu hingga dua kali lipat untuk memenuhi permintaan pasar. Di wilayah Desa Cihideung Ilir terdapat dua pengrajin tahu lainnya. Pak Uun mengaku, beliau tidak pernah merasa adanya persaingan satu sama lain, bahkan ketika terdapat masalah kenaikan harga yang baru-baru ini terjadi, para pengrajin di sekitar bermusyawarah untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Satu pengrajin tahu memproduksi tahu dibawah produksi rata-rata Pak Uun, yaitu berkisar antara 40 - 50 kilogram. Sedangkan satu pengrajin lainnya memproduksi hingga mencapai 200 - 300 kilogram, yang berarti memproduksi di atas rata-rata jumlah produksi Pak Uun. Seluruh hasil produksi dari ketiga pengrajin tersebut rata-rata didistribusikan melalui pedagang keliling yang sudah menjadi langganan mereka. Berbeda dengan Pak Uun, selain menjual hasil produksinya kepada pedagang keliling, beliau juga memiliki kenalan di dua pasar setempat sehingga saluran distribusinya menjadi lebih luas. Berdasarkan wawancara mendalam dengan Pak Uun, beliau tidak memiliki upaya tersendiri dalam menghadapi beberapa pesaing pengrajin tahu di daerahnya. Beliau hanya mempertahankan kualitas dari produk tahu buatannya. Kualitas yang baik mencerminkan proses pengerjaan atau proses produksi yang baik. Pak Uun selalu melakukan kontrol pada setiap proses produksi yang dilakukan. Beliau memiliki standar terhadap rasa yang dihasilkan. Menurutnya, rasa tahu yang baik akan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen. Walaupun, tahu hasil produksinya merupakan produk yang homogen dan belum memiliki loyalitas merk sehingga cenderung memiliki daya substitusi sempurna satu sama lain, tapi Pak Uun sebagai produsen selalu berusaha untuk memberikan hasil tahu terbaiknya dengan selalu menjaga cita rasa dan kualitas tahu buatannya.

3. Strategi Pemasaran

Stanton 1984 mendefinisikan pasar sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Sedangkan pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial Stanton, 1984. Berdasarkan definisi tersebut maka ketika membahas tentang pemasaran, tidak dapat lepas dari bauran pemasaran atau marketing mix. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok utama, yang dikenal dengan 4P, yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion.

a. Produk

Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dihasilkan oleh industri tahu ini adalah tahu bandung. Tahu bandung adalah tahu putih yang sudah dibentuk melalui potongan- potongan lalu dilakukan proses perebusan kembali dengan menggunakan kunyit. Produk tahu pada awalnya dipasarkan hanya dalam satu ukuran yaitu tahu berukuran 4 cm. Seiring dengan meningkatnya volume produksi dan kemajuan usaha, tahu mulai dipasarkan dalam dua ukuran yaitu ukuran kecil 4 cm dan ukuran besar 5 cm. Penambahan ukuran disebabkan juga oleh permintan pasar untuk disesuaikan dengan pangan yang akan diolah. Selain produk utama, yaitu tahu juga terdapat limbah dari proses produksi berupa ampas tahu. Ampas tahu ini sudah memilik langganan tersendiri yaitu salah satu pemilik peternakan yang berada di daerah Ciampea. Ampas tahu digunakan sebagai pakan ternak yang baik untuk dikonsumsi juga dinilai memiliki zat gizi yang cukup tinggi sehingga membantu dalam proses penggemukan hewan ternak. Selain itu juga terdapat pinggiran tahu sisa cetakan yang dapat dimanfaatkan dan sudah memiliki langganan tersendiri, yaitu ibu-ibu warga sekitar. Hasil penjualan dari pinggiran tahu digunakan untuk melengkapi biaya tambahan dan keperluan sekolah anak pemilik usaha.

b. Harga

Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Penentuan tingkat harga sangat menentukan keberhasilan sebuah bisnis. Rata-rata pengrajin tahu sekitar memberikan harga jual yang sama kepada konsumen. Harga jual ini ditentukan dari penambahan biaya produksi terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan. Penentuan harga ini disebut cost based pricing atau penetapan harga berdasarkan biaya. Harga jual tahu mengalami kenaikan sebesar Rp 50 untuk masing – masing ukuran. Semula ukuran 4 cm seharga Rp 250 dan ukuran 5 cm seharga Rp 300, setelah adanya kenaikan harga kedelai para pengrajin melakukan musyawarah dan mencapai keputusan bersama dengan melakukan salah satu alternatif penyesuaian berupa kenaikan harga jual tahu. Oleh sebab itu harga tahu meningkat menjadi Rp 300 untuk tahu ukuran 4 cm dan Rp 350 untuk tahu ukuran 5 cm.

c. Distribusi

Pemasaran produk tahu hanya dilakukan di daerah sekitar Bogor, belum menjangkau daerah lain. Hal ini dikarenakan penawaran produk tahu belum mampu untuk melakukan ekspansi ke berbagai daerah karena memiliki beberapa kendala, seperti keterbatasan modal, keterbatasan tenaga kerja, dsb. Terdapat dua saluran utama yang digunakan oleh usaha tahu ini Saluran I Gambar 3 Saluran pemasaran tahu bandung saluran I Saluran I ini merupakan saluran utama bagi pemasaran tahu bandung Kayun-Yun. Saluran utama tahu bandung ini mengutamakan kepada penjulan melalui perantara. Terdapat tiga belas pedagang keliling tetap yang selalu membeli tahu bandung Kayun-Yun untuk dipasarkan kembali kepada konsumen yang ada di berbagai daerah. Pedagang keliling ada dua macam, ada yang menggunakan box ada juga yang menggunakan gentong. Pedagang yang menggunakan box mampu membawa sekitar 250 potong tahu per unit box, satu orang membawa satu box. Lain halnya dengan gentong, gentong mampu membawa potongan tahu lebih banyak, sekitar 300 - 400 potong tahu per gentongnya. Jika terdapat tahu yang mengalami kerusakan ataupun tidak laku, tahu akan dikembalikan kepada produsen. Tahu yang mengalami kerusakan dan sisa-sisa potongan memiliki langganan tersendiri. Usaha tahu Pedagang Keliling Konsumen Saluran II Gambar 4 Saluran pemasaran tahu bandung saluran II Saluran II juga menggunakan perantara untuk memasarkan produk tahu kepada konsumen. Perantaranya yaitu pasar. Terdapat dua pasar langganan yang digunakan Pak Uun sebagai tempat untuk berjualan tahu, yaitu Pasar Ciomas dan Pasar Anyar. Pemilihan kedua pasar ini dikarenakan sejak Pak Uun mendirikan usaha tahu, beliau sudah merintis penjualan di kedua pasar tersebut. Beliau memiliki beberapa kenalan dan langganan selama berjualan. Oleh sebab itu, hingga sekarang Pak Uun menjual tahu hasil produksinya ke dua pasar yang telah dirintisnya tersebut . Prioritas utama produsen adalah saluran I. Pak Uun mengutamakan tahu hasil produksinya untuk dijual terlebih dahulu kepada tiga belas pedagang keliling langganannya. Sebagian besar pedagang keliling mengambil tahu pada pagi hari bahkan menjelang subuh agar dapat langsung dipasarkan ke daerah tujuan, hanya ada beberapa pedagang keliling yang mengambil tahu pada sore hari. Tahu yang sudah jadi dimasukkan dan dirapikan ke dalam box dan gentong untuk siap diambil oleh para pedagang keliling keesokan harinya. Setelah pasokan pedagang keliling terpenuhi, barulah memenuhi permintaan tahu bandung Kayun-Yun yang ada di kedua pasar yang telah ditentukan. d. Strategi Promosi Promosi adalah semua aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengomunikasikan dan mempromosikan produk pada target pasar Kotler 1997. Sampai sejauh ini, usaha tahu bandung belum pernah melakukan strategi promosi secara gencar-gencaran. Saat ini upaya strategi promosi yang diandalkan adalah promosi secara tradisional, yaitu word of mouth. Promosi ini hanya mengandalkan kesan konsumen kepada suatu produk sehingga konsumen dapat menceritakan bahkan merekomendasi produk tersebut kepada konsumen lainnya. Produsen membiarkan konsumen untuk melakukan pembelian ataupun tidak. Yang terpenting, produsen selalu memperhatikan standard rasa dan kualitas produk buatannya. Produsen meyakini, jika suatu produk menghasilkan cita rasa yang disukai konsumen, maka konsumen tersebut akan puas sehingga konsumen akan melakukan pembelian berulang repeat buying terhadap produk yang ditawarkan. Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis potensi pasar tahu bandung di atas dapat disimpulkan bahwa usaha tahu bandung layak untuk diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari potensi pasar untuk produk tahu tergolong relatif stabil dan tidak pernah ditemukan over supply. Permintaan yang selalu diimbangi dengan penawaran membuat usahanya selalu laku dan habis terjual. Permintaan meningkat pada hari-hari tertentu saja, seperti hari raya. Harga jual tahu mengalami kenaikan sebesar Rp 50 akibat kenaikan harga kedelai, akan tetapi kenaikan dinilai masih dalam batas yang wajar sehingga konsumen masih memberikan toleransi terhadap harga jual tahu yang ditawarkan. Hal ini juga mungkin didukung dengan budaya sebagian besar masyarakat Indonesia dala hal kegemarannya mengkonsumsi olahan kedelai, khusunya tahu. Tahu dapat menjadi pangan substitusi Usaha tahu Pasar Konsumen karena mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, membuat produk pangan yang satu ini selalu dicari dan tidak pernah kehabisan pembeli walaupun usaha tahu rata-rata belum mempunyai loyalitas merk. Aspek Teknis Jika analisis pasar menunjukkan sebuah bisnis layak untuk dijalankan maka langkah berikutnya adalah menjawab pertanyaan apakah bisnis tersebut secara teknis dapat dijalankan atau tidak. Meskipun berdasarkan aspek pasar suatu bisnis layak dijalakan, tetapi jika secara teknis tidak dapat dijalankan dengan baik maka investasi sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Hal ini disebabkan bisnis seringkali mengalami kegagalan karena tidak mampu menghadapi masalah-masalah teknis. 1. Lokasi Usaha Lokasi usaha adalah lokasi dimana usaha akan dijalankan, baik lokasi untuk lahan pabrik maupun lokasi perkantoran. Lokasi usaha mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya operasional dan biaya investasi. Penentuan lokasi usaha yang salah akan menimbulkan beban yang tak terbatas bagi perusahaan. Lokasi usaha tahu bandung Kayun-Yun terletak di Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Lokasi dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, yaitu lokasi memiliki halaman yang luas. Hal ini dipertimbangkan untuk menaruh kepingan kayu bakar yang akan dipakai dalam proses produksi juga sebagai tempat parkir mobil pick-up. Kedua, yaitu akses transportasi mudah dan memadai. Lokasi pabrik berada di desa yang tidak jauh dari keramaian sehingga akses keluar masuk pabrik cukup mudah. Selain itu lokasi juga berada di pemukiman penduduk dengan kondisi jalan yang sudah memadai. Usaha tahu memiliki beberapa keuntungan dari segi fasilitas dan transportasi. Dari segi fasilitas, lokasi usaha pembuatan tahu ini sudah tersedia sumber air dan instalasi listrik yang baik. Hal ini membuat produsen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemasangan instalasi air dan listrik. Dari sisi transportasi, letak lokasi usaha mudah dicapai. Lokasi terletak di pemukiman penduduk yang memiliki fasilitas jalan dengan kondisi yang baik. Tidak ada kesulitan menuju lokasi usaha sehingga dapat diakses dengan menggunakan kendaraan beroda dua atau yang beroda empat. 2. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi adalah kedelai. Sebagian besar para pengrajin tahu menggunakan kedelai impor dalam proses produksinya. Hal ini dilakukan karena sulit menemukan kedelai lokal. Berdasarkan wawancara dengan para pengrajin sekitar, kedelai impor dinilai lebih mudah dicari, selain itu kedelai impor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai lokal. Kedelai impor tidak mengandung banyak kotoran dan memiliki biji yang sedikit lebih besar sehingga lebih cepat mekar dalam proses perendaman. Kualitas biji kedelai akan mempengaruhi kualitas tahu yang dihasilkan. Berikut adalah kedelai impor yang digunakan oleh produsen dalam proses produksi tahu Gambar 5 Kedelai yang digunakan dalam proses produksi Produsen memiliki dua toko langganan untuk membeli pasokan kedelai. Toko tersebut terletak di Lembur Pos dan Cimanggu. Kedua toko ini memiliki perbedaan waktu dalam pembukaan toko. Toko yang berada di Cimanggu memiliki jam buka mulai pukul 05.00 – 20.00, sedangkan toko yang berada di Lembur Pos memiliki jam buka 07.00 – 18.00. Jika Pak Uun ingin membeli kedelai pada pagi hari menjelang subuh, beliau dapat membeli kedelai di toko yang berada di daerah Cimanggu. Oleh karena itu, Pak Uun tidak pernah menemukan kesulitan dalam hal pembelian kedelai. Kedua toko langganan pemilik usaha memiliki jumlah kapasitas kedelai yang berbeda. Toko yang berada di Lembur Pos memiliki kapasitas suplai sebesar 2 – 3 ton dan mendapat suplai dari pasar yang berada di daerah Ciluwer Kabupaten Bogor. Sedangkan toko yang berada di Cimanggu memiliki kapasitas suplai sebesar 20 – 30 ton per harinya. Selain menjual kedelai, toko ini juga memiliki pabrik tempe yang berlokasi di tempat yang sama. Suplai kedelai diperoleh langsung dari pelabuhan merak sehingga pembelian dilakukan dalam jumlah besar. Untuk harga jual, baik kedelai di toko Lembur Pos dan Cimanggu tidak memiliki perbedaan harga yang signifikan. Harga jual kedelai pada saat ini berkisar antara Rp 8 600 – Rp 9 000 dan sebagian besar menjual kedelai impor. Pemilik mengaku pernah melakukan pembelian pasokan kedelai beberapa kali kepada KOPTI Koperasi Tahu Tempe Indonesia Kabupaten Bogor. Beliau juga sempat menjadi anggota KOPTI karena memiliki berbagai keuntungan, selain mendapatkan kedelai dengan harga yang lebih terjangkau, KOPTI juga masih menerapkan SHU Sisa Hasil Usaha. SHU merupakan keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan aktifitas ekonomi anggota koperasi. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota berbeda-beda tergantung dari besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota. Oleh sebab itu, semakin tinggi frekuensi melakukan suatu transaksi dengan KOPTI maka besar kemungkinan SHU yang diterima pada akhir tahun akan semakin tinggi. Pada saat ini, pembelian pasokan kedelai di KOPTI dengan toko biasa tergolong relatif sama atau tidak memiliki perbedaan harga sehingga para pengrajin lebih memilih melakukan pembelian pasokan kedelai di beberapa toko setempat yang lebih dekat dengan lokasi pabrik. Hingga saat ini, pemilik mengaku belum menemukan kesulitan yang berarti dalam memperoleh pasokan kedelai. Toko langganan dengan jam buka yang berbeda cukup memudahkan pemilik dalam memperoleh pasokan kedelai. Kapanpun kedelai habis, pemilik dapat membeli pasokan kedelai di toko langganannya.