Aspek Finansial Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional Penggunaan kedelai impor oleh sebagian besar
usaha tahu
Penyebab : -
Sulit untuk menemukan kedelai
lokal
- Kedelai impor dinilai
memilki kualitas yang lebih baik
Dampak : Ketergantungan
yang tinggi terhadap kedelai
impor Penyebab pada sektor
input : -
Keterbatasan lahan -
Minat petani dalam budidaya kedelai
cukup rendah
- Pembebasan tarif
impor kedelai
Akibat : Kenaikan harga kedelai impor yang
tidak dapat terhindarkan menjadi salah satu masalah krusial bagi
pengrajin tahu. Kendala :
Produksi AS menurun,
melemahnya nilai tukar rupiah,
permasalahan pada sisi suplai
Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun
Analisis Finansial 1. Net Present Value NPV
2. Internal Rate of Return IRR 3. Net Benefit-Cost Net BC
4. Payback Period PP Analisis Non Finansial
1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis
3. Aspek Manajemen dan
Hukum 4. Aspek Sosial dan
Ekonomi 5. Aspek Lingkungan
Layak Tidak Layak
Analisis Sensitivitas
Lanjutkan Lakukan perbaikan dan
peningkatan efisiensi usaha
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada usaha tahu Bandung Kayun-Yun milik Bapak Uun yang terletak di Cibanteng Proyek, Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pertama,
Kecamatan Ciampea merupakan salah satu kebutuhan kedelai tertinggi di Kabupaten Bogor yang juga merupakan salah satu sentra produksi kedelai.
Kedua, usaha ini tergolong usaha kecil sehingga sangat rentan terhadap suatu perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk melihat kelayakan usaha
baik dari segi finansial maupun non finansial. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2013
– Januari 2014.
Data dan Instrumentasi
Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, konsultasi, dan pengamatan langsung. Responden yang menjadi sumber data primer yaitu pemilik, karyawan, serta
masyarakat umum di sekitar lokasi penelitian. Data sekunder yang berguna untuk melengkapi informasi dalam penelitian ini diperoleh dari data internal usaha tahu
maupun diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, antara lain penelitian terdahulu yang relevan dalam penelitian ini, Badan Pusat Statistik,
Departemen Pertanian, buku-buku dan artikel elektronik terkait. Untuk informasi tambahan yang mendukung penelitian ini menggunakan literatur yang relevan dengan
objek permasalahan.
Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari penentuan responden dari pihak internal maupun eksternal perusahaan, penentuan tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling secara sengaja. Responden dari pihak internal perusahaan yakni pemilik usaha dan karyawan usaha tahu. Wawancara dengan pemilik usaha mengenai
aspek finansial dan beberapa aspek non finansial, seperti aspek pasar, teknis, dan manajemen. Wawancara dengan karyawan sebagai data pelengkap saja. Sedangkan
untuk pihak eksternal yakni kepala desa serta masyarakat sekitar. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengaruh keberadaan usaha tahu Bandung Kayun-Yun terhadap
kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Data sekunder yang digunakan berasal dari studi literatur berbagai buku, skripsi, internet, dan instansi-instansi terkait
lainnya seperti Badan Pusat Statistik, dan Departemen Pertanian.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dan diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program
Microsoft Excel 2010. Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi, sosial dan budaya.
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak secara non finansial, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelayakan
usaha secara finansial melalui empat kriteria investasi, yaitu analisis nilai bersih sekarang Net Present ValueNPV, tingkat pengembalian investasi Internal Rate of
ReturnIRR, masa pengembalian investasi Payback Period, rasio manfaat bersih dan biaya Net Benefit and Cost RatioNet BC Ratio dan analisis sensitivitas.
Aspek Non Finansial Aspek Pasar
Analisa aspek pasar dilakukan dengan cara deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pasar, pangsa pasar dan bauran pemasaran
yang digunakan perusahaan. Potensi pasar dapat diprediksi melalui menganalisis jumlah permintaan dan penawaran. Serta bauran pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh
laba yang optimal dengan mengkombinasikan empat variabel marketing mix. Aspek pasar dikatakan layak jika terdapat peluang pasar, potensi pasar dan potensi penjualan
suatu yang dapat diraih oleh pelaku usaha.
Aspek Teknis
Analisis aspek teknis dilakukan secara deskriptif pada kegiatan teknis dalam usaha tahu. Pada analisis ini dilihat lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout
atau tata letak, serta pemilihan jenis teknologi dan peralatan. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika perusahaan memiliki lokasi usaha yang mampu menunjang
pelaksanaan usaha, luas produksi sudah melebihi produksi minimum yang harus dicapai, proses produksi sudah sesuai dengan standar prosedur operasional, layout usaha
mempermudah proses produksi, serta menggunakan jenis teknologi dan peralatan teknis sesuai dengan prosedur.
Aspek Manajemen dan Hukum
Analisis aspek manajemen dilakukan secara deskriptif pada manajemen dalam operasi. Pada analisis ini dilihat bentuk usaha, jenis-jenis pekerjaan, persyaratan dalam
menjalankan pekerjaan, struktur organisasi yang diterapkan dalam perusahaan, dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan Husnan dan Muhammad, 2000. Suatu usaha
dikatakan layak jika perusahaan menggunakan sistem manajemen sesuai dengan kebutuhan dan memiliki pembagian serta deskripsi tugas yang jelas, sehingga
mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Aspek hukum yang akan dianalisis pada usaha ini adalah melihat kelengkapan dan keabsahan dokumen yang berkaitan dengan usaha tahu mulai dari bentuk badan
usaha sampai dengan ijin-ijin yang dimilki. Hal ini dikarenakan aspek hukum dari sebuah kegiatan usaha diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan
bisnis pada saat menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis aspek sosial dan ekonomi dilakukan secara kualitatif pada pengaruh keberadaan usaha terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar usaha.
Pada analisis ini, suatu usaha dikatakan layak dari aspek sosial ekonomi jika usaha memiliki dampak positif dalam hal penyerapan tenaga kerja, pendapatan masyarakat,
kontribusi dan peduli terhadap perbaikan di lingkungan sekitar, dan kontribusi dalam pendapatan daerah atau negara.
Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak usaha terhadap lingkungannya. Aspek lingkungan umumnya berkaitan dengan adanya
pencemaran terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha atau limbah air sisa produksi tahu. Aspek lingkungan dikatakan layak apabila tidak menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan sekitar
Aspek Finansial
Analisis aspek finansial akan dilakukan secara kuantitatif menggunakan bantuan alat hitung kalkulator dan komputer dengan program Microsoft Excel. Pada analisis
aspek finansial ini, akan digunakan empat kriteria investas, yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan payback
period PP. Dalam penelitian ini akan dilakukan pula analisis sensitivitas.
Net Present Value NPV
Net Present Value NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang dihasilkan oleh penanaman investasi. Menurut Nurmalina et al. 2009 NPV merupakan
selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya selama umur usaha. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV berupa satuan mata uang Rp.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
∑ ∑
∑ Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun
Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun umur proyek
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV, yaitu: NPV 0, artinya suatu usaha sudah dinyatakan menguntungkan dan layak untuk
dilaksanakan. NPV 0, artinya usaha tidak menghasilkan manfaat sebesar biaya yang
digunakan yang artinya bahwa usaha merugikan dan tidak layak untuk dilaksanakan.
NPV = 0, artinya usaha mampu mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan yang artinya usaha tidak untung maupun rugi.
Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada
software Microsoft Excel 2010.
Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan usaha yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. IRR merupakan
nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu usaha sama dengan nol. Suatu usaha atau kegiatan investasi dinyatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat
discount rate yang ditentukan, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang ditentukan maka usaha atau kegiatan investasi tidak layak untuk dijalankan
Nurmalina et al, 2010. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : i = discount rate dengan NPV positif i‟ = discount rate dengan NPV negatif
NPV = NPV yang bernilai positif NPV‟= NPV yang bernilai negatif
Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net Benefit-Cost Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih bernilai negatif Nurmalina, et al 2009. Nilai Net BC
menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan rupiah.
∑
Keterangan : B
t
= manfaat yang diperoleh tiap tahun C
t
= biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun umur proyek
i = tingkat bunga diskonto t = tahun
Payback Period
Payback period merupakan metode yang mengukur perioede jangka waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal investasi. Umumnya
digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu proyek dengan tingkat pengembalian yang paling cepat. Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan : I = Besarnya investasi yang diperlukan A
b
= Benefit bersih setiap tahun
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan
diukur, yaitu kenaikan harga kedelai dan penurunan jumlah produksi tahu. Penentuan kedua variabel tersebut berdasarkan fakta mengenai peningkatan harga kedelai yang
membuat suatu perubahan dalam usaha. Perubahan lain yang pernah terjadi selama keberlangsungan usaha adalah penurunan jumlah produksi tahu. Dengan menggunakan
hasil analisis ini, maka akan didapatkan informasi apakah Usaha Tahu Bandung Kayun- Yun ini masih layak untuk dijalankan atau tidak, jika terjadi perubahan pada kedua
variabel tersebut.
Asumsi Dasar
1. Umur bisnis ditentukan selama 10 tahun berdasarkan umur bangunan yang
digunakan selama bisnis berlangsung, penentuan ini berdasarkan nilai investasi terbesar.
2. Pada tahun 2010 dan 2011, tahu hanya memiliki 1 ukuran, yaitu 4 cm seharga Rp
250 per unit. Pada tahun 2012, tahu memiliki 2 ukuran, yaitu 4 cm dan 5 cm masing-masing seharga Rp 250 dan Rp 300 per unit. Pada tahun 2013, harga tahu
meningkat sebesar Rp 50 sehingga tahu ukuran 4 cm dan 5 cm masing-masing seharga Rp 300 dan Rp 350 per unit.
3. Sumber modal adalah modal sendiri, tidak ada modal pinjaman.
4. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat rata-rata diskonto Bank
Pemerintah, yaitu sebesar 8 persen. Pemilihan ini didasarkan pemilik tidak memiliki tabungan ataupun pinjaman dari bank manapun.
5. Seluruh pembelian alat investasi dilakukan pada tahun 2004, yaitu pada awal usaha
didirikan sedangkan perhitungan dalam penelitian ini dimulai pada tahun 2010, ketika terjadi perpindahan lokasi kepada lokasi saat ini. Untuk memberikan hasil
yang lebih representativ maka biaya investasi dilakukan perhitungan compounding factor yang juga disesuaikan dengan umur ekonomis peralatan.
6. Perhitungan nilai penyusutan masing-masing investasi menggunakan metode garis
lurus dimana harga jual dikurangi nilai dan dibagi dengan umur manfaat. 7.
1 jiringan terdiri atas 10 kilogram kedelai. 8.
Pembuatan tahu dalam satu jiringan menghasilkan 600 potong tahu 9.
Penentuan hari dalam satu tahun terdiri atas 300 hari. 10.
Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tahu ini terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya re-investasi
dikeluarkan untuk peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Sedangkan biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.
11. Harga kedelai pada tahun 2010 sebesar Rp 6 000, pada tahun 2011-2012 sebesar Rp
7 000, dan pada tahun 2013 hingga akhir periode usaha sebesar Rp 9 000. 12.
Upah tenaga kerja dalam dan luar keluarga terdiri atas upah tenaga kerja dan uang konsumsi. Uang konsumsi terdiri atas uang makan, kopi, dan rokok,.
13. Biaya perawatan mesin dan mobil diasumsikan konstan.
14. Tidak terdapat pemungutan pajak apapun dari usaha ini.
15. Tidak ada produk cacat hasil produksi, semuanya habis terjual.
16. Hasil seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari
hasil wawancara dan survey lapang.
GAMBARAN UMUM USAHA
Pada awalnya, Pak Uun memulai usahanya dengan menjadi salah satu pekerja pada pabrik tahu. Disanalah beliau tertarik untuk mendirikan usaha tahu sendiri. Sambil
bekerja, beliau mempelajari bagaimana proses pembuatan tahu dan mengamati peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tahu.
Setelah modal mencukupi, Pak Uun akhirnya berhasil mendirikan usaha tahu sendiri pada tahun 2004 yang berlokasi di Warung Borong Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor. Kapasitas produksi pertama berkisar antara 40 – 50 kilogram tiap
siklus produksi. Seluruh kegiatan produksi dilakukan oleh Pak Uun bersama istri karena belum memiliki tenaga kerja. Pada tahun 2006, Pak Uun berpindah lokasi karena masa
kontraknya telah habis. Wilayah selanjutnya yang beliau pilih adalah Kebon Kopi, yakni sebrang kampus IPB dengan batas kontrak yang diberikan adalah 4 tahun. Pada
saat berpindah ke lokasi yang baru, Pak Uun mengalami jumlah penurunan volume produksi. Awalnya usaha tahu Pak Uun mengolah hingga mencapai 40
– 50 kilogram kedelai menjadi sekitar 30
– 40 kilogram kedelai. Penurunan jumlah produksi ini disebabkan sulitnya akses menuju lokasi. Hal ini dikarenakan pabrik berlokasi di tempat
terpencil dan sulit dilalui kendaraan. Selain itu harga kedelai yang berfluktuatif dan keterbatasan modal juga menjadi penyebab penurunan produksi.
Pada tahun 2010, Pak Uun berpindah ke lokasi pabrik yang juga menjadi tempat penelitian tugas akhir penulis yaitu Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor. Lokasi dipilih karena memiliki area yang luas, akses yang mudah dijangkau, dan dapat dilalui oleh kendaraan umum sehingga dapat menunjang semua kegiatan usaha.
Sejak pindah ke lokasi ini, usaha Pak Uun mulai mengalami banyak kemajuan antara lain peningkatan permintaan tahu, peningkatan volume produksi, dan penambahan
tenaga kerja. Pak Uun mulai mendapat beberapa pesanan dari pasar sekitar, pedagang keliling, bahkan rumah makan. Karena adanya permintaan pasar disertai dengan modal
yang cukup, maka Pak Uun mulai meningkatkan volume produksinya. Peningkatan volume produksi menyebabkan Pak Uun harus menambah tenaga kerja untuk
menyelesaikan produksi dengan lebih cepat. Oleh sebab itu Pak Uun menambah dua orang tenaga kerja untuk membantunya. Dua orang tenaga kerja berasal dari penduduk
sekitar yang memiliki pengalaman dalam proses produksi tahu. Sampai saat ini, Pak Uun sudah memiliki tiga belas orang pedagang keliling dan dua pasar langganan. Belum
lagi, terkadang terdapat beberapa permintaan dari rumah makan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial
Analisis aspek non finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana usaha tahu Bandung Kayun-Yun layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Analisis aspek
non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini adalah aspek pasar, aspek, teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan.
Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar sangat penting untuk dilakukan karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan barang maupun jasa dari pasar. Pada penelitian
ini aspek pasar yang diteliti meliputi permintaan, penawaran, serta strategi pemasaran.