namun dalam bentuk gabah yang dihasilkan, jumlah sewa untuk setiap musim yaitu sebesar 30 kg GKP per are atau 3000 kg per hektar dengan harga gabah per kilogram
yaitu Rp 3.500,- . Adapun jumlah petani penggarap untuk usahatani padi jajar lagowo adalah sejumlah 18 orang atau sebesar 90 persen dan petani penggarap untuk usahatani
padi tegel adalah sebesar 9 oarang atau 90 persen. Berikut adalah penggolang petani berdasarkan status kepemilikan lahan.
Tabel 12. Penggolongan responden berdasarkan status kepemilikan lahan
Status Kepemilikan lahan Jajar
Legowo Persentase
Tegel persentase
1. sewa 18
90 9
90 2. Milik Sendiri
2 10
1 10
Total 20
100 10
100
Sumber: Data Primer,2014
d. Luas Penguasaan Lahan Petani Responden
Luas penguasaan lahan sebagian besar petani sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam tegel tidaklah teralalu besar. Sebagian besar kuarang dari 0,50 Ha. Hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah responden yang memiliki luas lahan kurang dari 0,50 Ha aadalah sebanyak 60 persen pada petani sistem tanam jajar legowo dan 70 persen pada siste tanam
tegel. Luas penguasaan lahan yang kecil diaibatkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu adanya alih fungsi lahan untuk pemukiman penduduk, sehingga luas lahan pertanian
terutama lahan sawah semakin berkurang, selain itu sebagian petani menjual lahannya kepada pihak lain untuk digunakan sebagai lahan non pertanian, seperti pabrik dan lain
sebagainya. Berikut adalah luas penguasaan lahan responden.
Tabel 13 Penggolongan responden berdasarkan luas penguasaan lahan
Luas Lahan Ha
Jumlah Petani Jajar legowo
orang Persentase
Jumlah Petani Tegel orang
Persentase 0-0,50
12 60
7 70
0,51-1,00 8
40 2
20 1,00
1 10
Total 20
100 10
100
Sumber: Data primer, 2014 e.
Pengalaman Usahatani
Pengalaman petani dalam berusahatani padi memiliki peran penting dalam menentukan sistem tanam yang digunakan. Petani dengan pengalaman lebih dari 20 tahun
sulit menerima teknologi baru dalam usahataninya, berbeda halnya dengan petani yang memiliki pengalaman kuarang dari 20 tahun. Petani dengan sedikit pengalaman dapat
menerima hal baru dan menginginkan untuk mengembangkan usahataninya menjadi lebih baik, dibandingkan dengan petani dengan pengalaman bertani yang lebih lama. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah petani sistem tanam legowo sebanyak 40 persen merupakan petani yang memiliki pengalaman kurang dari sepuluh tahun, sementara
petani sistem tegel sebagian besar memiliki pengalaman petani lebih dari 20 tahun yaitu pengalaman 21 sampai dengan 30 tahun sebesar 30 persen dan pengalaman dari 31 tahun
sampai dengan 40 tahun sebesar 30 persen. Tabel berikut merupakan penggolangan petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani.
Tabel 14 Penggolongan petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani
Pengalaman Usahatani Tahun
Jumlah petani jajar legowo orang
Persentase Jumlah petani tegel
orang Persentase
10 8
40 1
10 11-20
1 5
2 20
21-30 4
20 3
30 31-40
4 20
3 30
40 3
15 1
10 Total
20 100
10 100
Sumber: Data primer, 2014 Suatu usahatani akan mengalami permasalahan dalam pengelolaannya, demikian
pula dalam melakukan usahatani padi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh para petani, terutama petani di kelurahan Situmekar. Permasalahan tersebut berupa langkanya
tenaga kerja, harga pupuk dan benih mahal, serta permasalahan cuaca. Namun demikian, permasalahan utama yang dihadapi oleh petani di kelurahan situmekar yaitu kekurangan
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani, jika tenaga kerja kurang memadai maka usahatani tersebut tidak akan berjalan dengan
baik. Permasalahan tenaga kerja yang dihadapi oleh para petani diakibatkan oleh kurangnya pemuda yang berminat untuk bekerja sebagai petani. Sebagian besar pemuda
tersebut lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian seperti buruh pabrik atau bekerja di toko.
Tabel 15 Jumlah tanggungan keluarga petani responden
Jumlah amggota
keluarga Jumlah petani
Jajar legowo orang
Persentase Jumlah petani
Tegel orang Persentase
1-3 14
70 5
50 4-6
5 25
5 50
7 1
5 Total
20 100
10 100
Sumber: Data primer, 2014 Akibat adanya kekurangan tenaga kerja tersebut maka akan berpengaruh terhadap
proses usahatani padi, diantaranya yaitu terjadi rebutan tenaga kerja antar petani, atau benih yang ditanam terlalu tua akibat dari harus menunggu giliran untuk mendapatkan
tenaga kerja yang membantu dalam proses penanaman. Petani melakukan berbagai cara untuk memecahkan masalah tersebut diantaranya yaitu mencari tenaga kerja di luar
kelurahan, namun biaya yang dikeluarkan oleh petani lebih besar, karena harus memberikan upah yang lebih besar.
Keragaan Padi Sistem Tanam Jajar Legowo
1. Pembuatan baris tanam
Alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki dipersiapkan. Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya
terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Kemudian lahan diratakan