Status Kepemilikan Kependudukan dan mata pencaharian

Tabel 14 Penggolongan petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani Pengalaman Usahatani Tahun Jumlah petani jajar legowo orang Persentase Jumlah petani tegel orang Persentase 10 8 40 1 10 11-20 1 5 2 20 21-30 4 20 3 30 31-40 4 20 3 30 40 3 15 1 10 Total 20 100 10 100 Sumber: Data primer, 2014 Suatu usahatani akan mengalami permasalahan dalam pengelolaannya, demikian pula dalam melakukan usahatani padi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh para petani, terutama petani di kelurahan Situmekar. Permasalahan tersebut berupa langkanya tenaga kerja, harga pupuk dan benih mahal, serta permasalahan cuaca. Namun demikian, permasalahan utama yang dihadapi oleh petani di kelurahan situmekar yaitu kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani, jika tenaga kerja kurang memadai maka usahatani tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Permasalahan tenaga kerja yang dihadapi oleh para petani diakibatkan oleh kurangnya pemuda yang berminat untuk bekerja sebagai petani. Sebagian besar pemuda tersebut lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian seperti buruh pabrik atau bekerja di toko. Tabel 15 Jumlah tanggungan keluarga petani responden Jumlah amggota keluarga Jumlah petani Jajar legowo orang Persentase Jumlah petani Tegel orang Persentase 1-3 14 70 5 50 4-6 5 25 5 50 7 1 5 Total 20 100 10 100 Sumber: Data primer, 2014 Akibat adanya kekurangan tenaga kerja tersebut maka akan berpengaruh terhadap proses usahatani padi, diantaranya yaitu terjadi rebutan tenaga kerja antar petani, atau benih yang ditanam terlalu tua akibat dari harus menunggu giliran untuk mendapatkan tenaga kerja yang membantu dalam proses penanaman. Petani melakukan berbagai cara untuk memecahkan masalah tersebut diantaranya yaitu mencari tenaga kerja di luar kelurahan, namun biaya yang dikeluarkan oleh petani lebih besar, karena harus memberikan upah yang lebih besar. Keragaan Padi Sistem Tanam Jajar Legowo 1. Pembuatan baris tanam Alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki dipersiapkan. Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Kemudian lahan diratakan dan didatarkan dengan baik. Selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan. 2. Tanam Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Bibit yang digunakan sebanyak 1-3 bibit per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam dapat terlihat dengan jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia. pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya. 3. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan pemupukan berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan 2 barisan legowo. Khusus cara pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya. 4. Penyiangan Penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat penyiangan seperti landakgasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan sendirinya akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi. 5. Pengendalian Hama dan Penyakit HPT Pada pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot atau handsprayer, posisi orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo. 6. Panen Panen dilakukan dua kali dalam satu tahun. Panen padi dilakukan dengan menggunakan sabit. Setelah di panen padi dirontokan dengan cara memukul batang padi ke kayu hingga gabah berjatuhan. Gabah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gabah kering panen dan gabah kering giling. Petani biasa menjual gabah kering panen ke para tengkulak. Penggunaan Input dan output yang dihasilkan usahatani padi sistem tanam jajar legowo dengan sistem tegel. Secara teknis penggunaan input-input pada usahatani padi sistem tanam jajar legowo dengan sistem tanam tegel berbeda. Secara keseluruhan jumlah input yang digunakan pada usahatani padi sistem tanam jajar legowo leih banyak dibandingkan dengan usahatani padi sistem tanam tegel, namun demikian jumlah benih yang digunakan pada sistem tanam jajar legowo lebih sedikit dibandingkan dengan sostem tanam tegel. Adapun pupuk yang digunakan pada sistem tanam jajar legowo lebih banyak diabndingkan dengan pupuk yang digunakan pada sistem tanam tegel, jenis pupuk yang digunakan pada sistem tanam jajar legowo lebih bermacam-macam seperti pupuk