tanam jajar legowo lebih besar dibandingkan pada usahatani padi sistem tanam tegel. hal tersebut  dikarenakan  perhitungan  biaya  panen  dengan  menggunakan  sistem  bawon
dimana  nilainya  sebesar  15  dari  jumlah  produksi  yang  dihasilkan.  Sehingga  dengan jumlah produksi pada sistem tanam jajar legowo lebih besar dibandingkan pada usahatani
padi sistem tanam tegel maka biaya yang dikeluarkan pada kegiatan panen usahatani padi sistem tanam  jajar legowo lebih besar dibandingkan dengan usahatani padi  sistek tanam
tegel.
5. Jumlah output yang dihasilkan
Jumlah output  yang dihasilkan pada usahatani padi  sistem tanam  jajar legowo dan pada  sistem  tanam    tegel  berbeda.    Jumlah  produksi  dan  produktivitas  padi  pada  sistem
tanam  jajar  legowo  lebih  besar  dibandingkan  dengan  produksi  dan  produktivitas  padi pada  sistem  tanam  tegel  yaitu  7,03  ton  per  ha  dan  6,99  ton  per  ha.  Hal  tersebut  yang
menyebabkan  penerimaan  usahatani  padi  sistem  tanam  jajar  legowo  lebih  besar dibandingkan  dengan  usahatani  padi  sistem  tanam  tegel.  Peningkatan  produktivitas  dari
sistem tanam jajar legowo adalah sebesar 14,06 persen. Produktivitas padi baik usahatani dengan  menggunakan  sistem  tanam  jajar  legowo  maupun  sistem  tegel  di  kelurahan
Situmekar  berbeda  dari  nilai  produktivitas  hasil  penelitian  dari  Jumakir  2012  yang menyatakan bahwa produktivitas padi  sistem tanam  jajar legowo adalah  7,68 ton  per ha
dan  pada  sistem  tanam  tegel  yaitu  6,56  ton  per  ha.  Perbedaan  produktivitas  yang dihasilkan tersebut terjadi karena adanya perbedaan lokasi penelitian, serta kondisi iklim,
kesuburan tanah serta penggunaan jumlah input yang berbeda.
Tabel 18 Jumlah hasil produksi padi Jenis sistem tanam
Produktivitas tonha Jajar legowo
7,03 Tegel
6,99 Sumber : Data primer
Analisis Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem Tegel.
1. Biaya total
Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani melingkupi biaya tunai  dan  biaya  tidak  tunai.  Biaya  total  yang  dikeluarkan  oleh  petani  sistem  tanam  jajar
legowo  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  petani  sistem  tegel  baik  pada  musim  pertama maupun pada musim kedua. Biaya total  yang dikelurakan oleh petani sistem tanam jajar
legowo sebesar Rp 8 262 513 pada musim pertama dan Rp 8 372 462 pada musim kedua. Sementara biaya total petani sistem tegel sebesar Rp 8 714 746 pada musim pertama dan
Rp  8  531  791  pada  musim  kedua.  Terdapat  perbedaan  biaya  yang  dikeluarkan  sebesar 2,56  persen  pada  musim  pertama  dan  sebesar  0,70  persen  pada  musim  kedua.  Besarnya
perbedaan  biaya  yang  dikeluarkan  pada  musim  kedua  lebih  kecil  dibandingkan  dengan pada  musim  pertama  dikarenakan  adanya  penurunan  biaya  total  yang  dikeluarkan  oleh
petani sistem tanam tegel, penurunan biaya tersebut sebesar 1,14 persen. Penurunan biaya total  tersebut  terjadi  akibat  adanya  pengurangan  biaya  pada  penggunaan  pupuk  NPK.
Pengurangan  penggunaan  pupuk  NPK  cukup  berpengaruh  terhadap  total  biaya  yang
dikeluarkan karena pupuk NPK merupakan pupuk utama yang digunakan dalam usahatani padi.  Sementara  itu  biaya  total  yang  dikeluarkan  oleh  petani  sistem  tanam  jajar  legowo
meningkan  sebesar  0,71  persen  pada  musim  kedua.  Kenaikan  tersebut  diakibatkan  oleh adanya kenaikan pada biaya tunai seperti kenaikan penggunaan bibit dan pupuk.
2. Biaya Tunai
Biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sitem tanam jajar legowo dan sistem tegel terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya  yang dikeluarkan
secara  tunai  untuk  keperluan  usahatani.  Biaya  tunai  terdiri  dari  biaya  tetap  dan  biaya variabel.  Biaya tetap berupa biaya sewa traktor dan biaya sewa lahan. Biaya sewa lahan
dikelurakan petani dalam bentuk gabah yang dihasilkan rata-rata harga sewa petani yaitu 30 kg per are atau 3000 kg GKP per hektar. Biaya variabel teridiri dari biaya pembelian
benih,  pembelian  pupuk,  pembelian  pestisida,  dan  upah  tenaga  kerja  luar  keluarga. Besarnya  biaya  tunai  yang  dikeluarkan  oleh  petani  sistem  tanam  jajar  legowo  adalah
sebesar 94,30 persen dari keseluruhan biaya pada musim pertama dan 94,37 persen pada musim  kedua.  Sementara  petani  sistem  tenam  tegel  mengeluarkan  biaya  tunai  sebesar
90,54 persen pada musim pertama dan 90,33 persen pada musim kedua.
Komponen  biaya  terbesar  yang  dikeluarkan  oleh  petani  padi  sistem  jajar  legowo dan tegel adalah komponen biaya sewa lahan yaitu sebesar 23,06 persen dan pada sistem
tanam  tegel  yaitu  sebesar  26,46  persen.  Besarnya  persentase  biaya  sewa  lahan  berbeda karena ditentukan oleh luas lahan yang dimiliki oleh masing-masing petani yang berbeda.
Biaya terbesar lainnya yang dikeluarkan oleh petani sistem tanam jajar legowo dan petani sistem tegel  yaitu biaya tenaga kerja luar keluarga. Besar biaya tenaga kerja luar keluarga
yang  dikeluarkan  oleh  petani  sistem  tanam  jajar  legowo  yaitu  sebesar  30,10  persen  dari keseluruhan  biaya,  sedangakan  biaya  tenaga  kerja  luar  keluarga  yang  dikeluarkan  oleh
petani  sistem  tegel  yaitu  sebesar  26,51  persen  dari  keseluruhan  biaya  yang  dikeluarkan. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja petani sistem tanam jajar
legowo lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan tenaga kerja sistem tegel.
Besarnya  biaya  tenaga  kerja  pada  usahatani  padi  sistem  tanam  jajar  legowo dikarenakan  jumlah  produksi  yang  dihasilkan  lebih  besar  dibandingkan  pada  sistem
tanam tegel. diman baiaya tenaga kerja dihitung berdasarkan sistem bawon yaitu sebesar 15  dari  jumla  produksi  yang  dihasilkan.  Sehingga,  jika  semakin  besar  jumlah  produksi
yang dihasilkan maka biaya  yang dikeluarkan pada saat  panen akan semaik  besar. Hasil tersebut  tidak  jauh  berbeda  dari  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Diratmaja  2001
yang  dilakukan  di  desa  Cikembar  yang  menyatakan  bahwa  biaya  panen  pada  usahatani padi  sistem  tanam  jajar  legowo  lebih  besar  dibandingkan  dengan  sistem  tanam  tagel
karena  jumlah  produksi  yang  dihasilkan  pada  usahatani  padi  sistem  jajar  legowo  lebih besar dibanding sistem tegel.
Biaya pupuk kimia yang dikeluarkan oleh petani sistem tanam jajar legowo adalah sebesar  17,17  persen  dari  keseluruhan  biaya  pada  musim  pertama  dan  sebesar  16,74
persen  pada  musim  kedua,  sedangkan  petani  sistem  tegel  mengeluarkan  biaya  pupuk kimia  sebesar  18,14  persen  pada  musim  pertama  dan  sebesar  15,46  persen  pada  musim
kedua.  Adapun  petani  sistem  tanam  jajar  legowo  mengelurakan  biaya  pupuk  organik sebesar  2,82  persen  pada  musim  pertama  dan  sebesar  4,08  persen  pada  musim  kedua.
Sementara itu petani tegel mengelurakan biaya pupuk organisk sebesar 0,56 persen pada musim pertama dan 0,59 persen pada musim kedua.
3. Biaya Tidak Tunai
Biaya  tidak  tunai  merupakan  biaya  yang  tetap  diperhitungkan  dalam  kegiatan usahatani.  Biaya  tidak  tunai  terdiri  dari  penyusutan,  dan  biaya  tenaga  kerja  dalam
keluarga.  Biaya tenaga kerja dalam keluarga termasuk kedalam biaya tidak tunai karena petani tidak memberi upah kepada keluarga yang membantu, namun demikian nilai upah
tenaga  kerja  tersebut  tetap  di  perhitungkan.  Biaya  tidak  tunai  memiliki  kontribusi terhadap biaya  yang dikeluarkan pada usahatani  sistem tanam  jajar legowo sebesar 5,70
persen  pada  musim  pertama  dan  5,63  persen  pada  musim  kedua.  Sementara  itu  pada usahatani  padi  sistem  tanam  tegel  sebesar  9,46  persen  pada  musim  pertama  dan  sebesar
9,67  persen  pada  musim  kedua.  Biaya  tidak  tunai  yang  dikeluarkan  pada  usahtani  padi sistem  tanam  tegel  lebih  besar  dibandingkan  dengan  usahatani  padi  sistem  tanam  jajar
legowo karena, jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan pada usahatani padi sistem tanam tegel lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo.
Tabel 19 Struktur biaya usahatani padi sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam tegel per hektar
Komponen Biaya Musim 1
Musim 2 Jajar Legowo
Tegel Jajar Legowo
Tegel Nilai
RpHa Persentase
Nilai RpHa
Persentase Nilai
RpHa Persentase
Nilai RpHa
Persentase Biaya Tunai
Biaya tetap Sewa traktor
1.527.600 18,49
1.328.750 15,25
1.527.600 18,25
1.328.750 15,57
Sewa lahan 1.905.150
23,06 2.306.308
26,46 1.905.150
22,75 2.306.308
27,03 sub total
3.432.750 41,55
3.635.058 41,71
3.432.750 41,00
3.635.058 42,61
Biaya Variabel Benih
336.720 4,08
333.500 3,83
359.400 4,29
394.000 4,62
Pupuk 1.534.798
18,58 1.511.555
17,34 1.622.066
19,37 1.268.100
14,86 Pestisida
- -
100.000 1,15
- -
100.000 1,17
TKLK 2.487.150
30,10 2.310.000
26,51 2.487.150
29,71 2.310.000
27,08 sub total
4.358.668 52,75
4.255.055 48,83
4.468.616 53,37
4.072.100 47,73
Total Biaya Tunai 7.791.418
94,30 7.890.113
90,54 7.901.366
94,37 7.707.158
90,33 Biaya tidak tunai
Biaya tetap Penyusutan
42.696 0,52
57.133 0,66
42.696 0,51
57.133 0,67
sub total 42.696
0,52 57.133
0,66 42.696
0,51 57.133
0,67 Biaya Variabel
Tenaga Kerja dalam Keluarga
428.400 5,18
767.500 8,81
428.400 5,12
767.500 9,00
sub total 428.400
5,18 767.500
8,81 428.400
5,12 767.500
9,00 Total Biaya Tidak
Tunai 471.096
5,70 824.633
9,46 471.096
5,63 824.633
9,67 Total Biaya
8.262.513 100
8.714.746 100
8.372.462 100
8.531.791 100