IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia masih digunakan sebagai ukuran kinerja pembangunan. Ukuran ini dihitung dari PDRB
Atas Dasar Harga Konstan yang menunjukkan peningkatan output ekonomi dari tahun ke tahun setelah menghilangkan unsur inflasi kenaikan harga secara terus-
menerus. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,32 persen secara keseluruhan dan sebesar 6,92 persen jika dihitung tanpa minyak dan
gas. Peningkatan output dari aktivitas ekonomi di Indonesia dalam jangka
panjang berfluktuasi sesuai dengan kondisi politik dan ekonomi yang memengaruhinya. Selama kurun waktu 1996 – 2007, perekonomian Indonesia
pernah mengalami kontraksi karena masa krisis moneter pada tahun 1997 – 1999 yang berdampak di seluruh wilayah Indonesia walaupun dengan intensitas yang
berbeda-beda. Secara nasional, pertumbuhan ekonomi turun hingga mencapai puncaknya sebesar -11,08 persen pada tahun 1998 yang ditunjukkan dengan grafik
yang mengalami penurunan cukup curam sebagaimana pada Gambar 4.1. Goncangan krisis moneter baru bisa dipulihkan dalam dua tahun pada tahun 2000.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif meningkat secara signifikan dan stabil pada tahun-tahun selanjutnya sampai dengan tahun 2007.
‐15.00 ‐10.00
‐5.00 0.00
5.00 10.00
96 97
98 99
00 01
02 03
04 05
06 07
Pertumbuhan PDRB Riil
Tahun
Sumber: BPS diolah, 1996 – 2007 Gambar 4.1. Persentase Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
PDRB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 1996 – 2007
Pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi selama tahun 1996 – 2007 juga mengalami fluktuasi seperti yang terjadi dalam skala nasional. Penurunan
pertumbuhan ekonomi bukan berarti terjadinya penurunan kegiatan perekonomian output ekonomi, namun memberikan informasi adanya perlambatan laju
kegiatan perekonomian dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan output ekonomi ditunjukkan oleh angka pertumbuhan ekonomi yang negatif, yang bisa
disebabkan oleh krisis moneter, pemekaran wilayah sehingga sebagian sumber daya di wilayah induk harus dipisahkan dengan wilayah pemekarannya, bencana
alam, dan krisis-krisis lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang bernilai negatif dialami oleh semua provinsi di Indonesia pada tahun 1999 pada saat krisis
moneter melanda Indonesia Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Persentase Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Provinsi,
Tahun 1996 – 2007
Pertumbuhan PDRB Riil Provinsi
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Nanggroe Aceh Darussalam
2.47 -0.16 -9.26 -4.19 -8.25 1.19 0.38 3.39 -9.63 -10.12 1.56 -2.79 2. Sumatera Utara
9.01 5.70 -10.90 2.59 4.83 3.72 4.07 4.42 5.74 5.48 6.20 6.90
3. Sumatera Barat 7.87 5.09 -6.73 1.59 3.84 3.63 4.31 4.48 5.47 5.73 6.14 6.34
4. Riau termasuk Kepulauan Riau
14.56 3.50 -4.04 3.32 6.45 4.36 4.43 4.70 3.83 5.57 5.46 4.43 5. Jambi
8.81 3.91 -5.41 2.90 5.43 5.87 4.39 4.46 5.38 5.57 5.89 6.82 6. Sumatera Selatan
termasuk Kepulauan Bangka
Belitung -5.65 4.85 -6.78 0.83 3.34 2.39 3.76 4.52 4.63 4.84 5.20 5.84
7. Bengkulu 5.72 3.07 -6.27 2.88 3.93 4.03 4.32 5.12 5.38 5.82 5.95 6.03
8. Lampung 7.95 4.15 -6.95 3.54 3.40 3.61 5.17 5.71 5.07 4.02 4.98 5.79
9. DKI Jakarta 9.10 5.11
-17.49 -0.29 4.33 3.64 3.99 4.39 5.65 6.01 5.95 6.44 10. Jawa Barat
termasuk Banten 9.75 5.28
-18.35 -5.63 4.24 4.79 4.20 4.61 4.97 5.67 5.91 6.32 11. Jawa Tengah
7.30 3.03 -11.74 3.49 3.93 3.33 3.48 4.07 5.13 5.35 5.33 5.59
12. Daerah Istimewa Yogyakarta
7.74 3.51 -11.18 0.99 4.01 3.37 4.02 4.09 5.12 4.73 3.69 4.28
13. Jawa Timur
8.65 4.15 -11.21 1.21 3.26 3.33 3.41 4.11 5.83 5.84 5.80 6.11
14. Bali 8.16 5.81 -4.04 0.67 3.05 3.39 3.15 3.65 4.62 5.56 5.28 5.92
15. Nusa Tenggara Barat
8.11 5.26 -3.07 4.24 28.80 8.99 3.78 3.10 2.63 -1.65 1.93 -0.77 16. Nusa Tenggara
Timur 8.56 5.62 -2.73 2.73 4.17 5.10 5.96 5.87 3.50 -2.44 3.95 -2.10
17. Kalimantan Barat 10.75 7.53 -4.71 2.71 2.95 1.87 2.01 2.95 2.37 2.22 0.85 -0.62 18. Kalimantan
Tengah 11.85 6.29 -6.92 0.98 1.50 2.72 3.27 4.86 0.20 0.86 2.27 -1.31
19. Kalimantan Selatan
9.95 4.69 -5.53 4.53 4.33 3.74 3.83 4.85 6.09 -0.83 -1.29 1.84 20. Kalimantan Timur 8.29 4.45 -0.76 4.90 4.02 5.05 4.72 2.39 2.87 -0.31 0.97 -1.37
21. Sulawesi Utara termasuk
Gorontalo 9.01 5.53 -2.16 36.52 5.79 4.50 4.51 5.57 5.81 0.60 -0.94 1.40
22. Sulawesi Tengah 8.78 22.94
-3.96 2.80
4.21 5.19 5.41 6.26 7.79 -1.27 -0.92 -0.48 23. Sulawesi Selatan
termasuk Sulawesi Barat
8.31 4.01 8.62 2.83 4.89 4.97 4.61 5.39 -0.67 6.56 -1.61 -0.90 24. Sulawesi Tenggara 6.01 5.32 -5.78 2.55 5.27 5.63 6.49 7.19 7.84 -0.86 -2.19 0.98
25. Maluku termasuk Maluku Utara
6.59 3.89 -24.95
-22.72 -4.01 -0.31 2.67 3.34 2.84 1.08 -0.22 0.62 26. Papua termasuk
Papua Barat 13.92 7.16 21.49 -3.48 2.16 -1.63 8.70 2.96 0.90 2.94 0.63 -2.42
Sumber: BPS diolah, 1995 – 2007
4.2. Tenaga Kerja