Hubungan Antara Investasi Publik dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pelayanan kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas serta pelayanan kesehatan lainnya diharapkan meningkatkan mutu kesehatan yang menjangkau seluruh masyarakat untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang merata. Pengembangan infrastruktur kesehatan, baik secara kuantitas maupun kualitas, akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang merupakan faktor input pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

2.1.6. Hubungan Antara Investasi Publik dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sturm dalam Sibarani 2002 ada beberapa cara untuk mencari hubungan antara investasi publik dengan pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah: a. Fungsi Produksi Modal publik masuk dalam fungsi produksi melalui produktivitas multifaktor multifactor productivity atau sebagai input dalam fungsi produksi. Kelemahan model ini adalah variabel tenaga kerja dan modal merupakan variabel eksogen. Beberapa peneliti menggunakan data regional dalam analisisnya untuk memberikan hasil yang penting terhadap desain kebijakan pemerintah lokal. Keuntungan penggunaan data regional adalah teknologi produksi yang sama antar daerah karena adanya kebebasan teknologi untuk ke luar masuk antar wilayah, hukum dan institusi politik yang tidak bervariasi terlalu besar antar daerah, serta data yang ada cukup besar dan dikumpulkan dengan basis yang konsisten. Kelemahannya adalah faktor mobilitas yang relatif tinggi akibat adanya keterbukaan ekonomi antar daerah serta perlunya penanganan yang mengabaikan efek spesifik regional akan memberikan hasil yang bias dan tidak konsisten. Contohnya wilayah yang lebih makmur akan melakukan investasi yang lebih banyak, sehingga ada korelasi positif antara efek spesifik daerah dan modal sektor publik. Studi dengan data agregat nasional umumnya mendapatkan elastisitas yang lebih besar daripada data disagregat. Hal ini disebabkan adanya spillover effects dari investasi infrastruktur pada area geografi yang kecil tidak terlihat dengan baik. b. Fungsi BiayaProfit Stok modal publik diestimasi dengan pendekatan perilaku behavioural approach baik dengan maksimisasi profit atau minimisasi biaya. Dua perbedaan antara pendekatan ini dengan fungsi produksi yaitu: 1 Penggunaan bentuk fungsional yang fleksibel menghilangkan batasan pada struktur produksi, sehingga dampak langsung maupun tidak langsung dari modal publik melalui input swasta dapat ditentukan. 2 Estimasi dengan fungsi produksi dapat menghasilkan persamaan simultan yang bias sedangkan pada behavioural approach tidak terjadi bias karena biaya atau keuntungan secara langsung diwakili. Kekurangan model ini adalah banyaknya parameter yang harus diestimasi sehingga dapat menimbulkan masalah multikolinearitas dan membutuhkan data yang banyak. Kelemahan lainnya adalah masalah nonstasioner, bentuk fungsional yang fleksibel tidak menjamin global concavity dari fungsi biaya. c. Vector Auto Regression VAR VAR menggunakan sesedikit mungkin batasan dan teori ekonomi. VAR berorientasi pada data dan juga memperhitungkan dampak tidak langsung dari modal publik. Keuntungan dari VAR adalah tidak dibutuhkan arah kausalitas dan tidak perlu mengidentifikasi kondisi yang diturunkan dari teori ekonomi. Namun pendekatan VAR tidak secara sempurna menjelaskan proses produksi sehingga sukar untuk mencari nilai elastisitas.

2.2. Penelitian Terdahulu