Sistem bagi hasil Analisis finansial usaha

Tabel 7 Perbandingan biaya usaha pada masing-masing ukuran kapal per tahun No. Ukuran kapal Biaya tetap Rp Biaya tidak tetap Rp Jumlah Rp 1 5 GT 18.105.000,00 119.881.350,00 137.986.350,00 2 20 GT 85.903.333,00 174.209.250,00 260.112.583,00 3 30 GT 160.763.333,00 319.077.500,00 479.840.833,00 4 40 GT 232.323.333,00 500.075.000,00 732.398.333,00 5 60 GT 251.943.333,00 558.262.500,00 810.205.833,00

5.2.3 Pendapatan usaha

Pendapatan hasil tangkapan oleh kapal yang berukuran 5 GT tergantung dari musim, hal ini terjadi karena daerah penangkapan yang dapat dilalui tidak terlalu jauh dari pantai yaitu di sekitar pantai Indramayu sampai pulau Biawak, kapal 5 GT juga melakukan trip penangkapan ikan selama satu hari. . Kapal yang berukuran 20 GT tidak tergantung musim, trip penangkapan ikan selama 20 hari hingga 60 hari, daerah penangkapan yang lebih jauh yaitu perairan Laut Jawa, Selat Karimata, Karimun Jawa, hingga perairan Natuna Lintang 1-3. Pendapatan hasil tangkapan tergantung dari komposisi ikan yang didapat, produksi rata-rata kapal per trip dapat dilihat dari Tabel 8. Tabel 8 Pendapatan usaha gillnet millenium per trip No. Ukuran kapal Per trip Rp Triptahun Jumlah per tahun Rp 1 5 GT 1.914.286,00 210 402.000.000,00 2 20 GT 70.532.142,00 14 987.450.000,00 3 30 GT 251.400.000,00 7 1.759.800.000,00 4 40 GT 461.250.000.00 5 2.306.250.000,00 5 60 GT 620.330.000.00 5 3.101.650.000,00

5.2.4 Sistem bagi hasil

Sistem bagi hasil pada nelayan tergantung dari kesepakatan antara pemilik modal juragan dengan nelayan. . Bagi hasil didapat dari jumlah pendapatan penjualan hasil tangkapan dikurangi dengan biaya tidak tetap, kemudian dibagi kepada pemilik modal dan nelayan. Wawancara yang dilakukan terhadap nelayan yang menggunakan kapal berukuran 5 GT dan 20 GT yaitu 50 untuk juragan dan 50 untuk nelayan. Nahkoda pada kapal 5 GT mendapatkan 1,5 kali lebih besar dari pendapatan per ABK, nahkoda kapal 20 GT mendapatkan 2 kali lebih besar dari pendapatan per ABK. Sistem bagi hasil kapal berukuran 30 GT dan 40-60 GT yaitu 60 untuk juragan dan 40 untuk nelayan. Nahkoda kapal mendapat 2 kali lebih besar dari pendapatan per ABK. Jumlah nelayan pada kapal 5 GT, 20 GT, 30 GT, dan 40-60 GT masing-masing adalah 4, 10, 11, dan 13 nelayan. Hasil pendapatan nelayan dan juragan per tahun dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Pendapatan sistem bagi hasil per tahun No. Ukuran Kapal Pendapatan Rp Juragan Rp Nahkoda Rp Per ABK Rp 1 5 GT 282.118.650,00 141.059.325,00 47.019.775,01 31.346.516,67 2 20 GT 813.240.750,00 406.620.375,00 73.930.777,28 36.965.488,64 3 30 GT 1.440.722.500,00 864.433.500,00 96.048.166,67 48.024.083,33 4 40 GT 1.806.175.000,00 1.083.705.000,00 103.210.000,00 51.605.000,00 5 60 GT 2.543.387.500,00 1.526.032.500,00 145.336.428,60 72.668.214,29

5.2.5 Analisis finansial usaha

Nilai RC yang didapat dari hasil perhitungan menunjukkan nilai yang lebih besar dari satu RC 1 artinya kegiatan perikanan gillnet millenium layak diusahakan dan menguntungkan. Nilai RC pada kapal 5 GT sebesar 2,91 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,91. Analisis payback period PP yaitu periode waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi yang dikeluarkan, pada kapal 5 GT nilai PP sebesar 0,64 artinya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi selama 0,6 tahun atau 7,7 bulan. Analisis ROI digunakan untuk mengetahui seberapa persen kemungkinan pengembalian modal investasi yang ditanamkan, untuk kapal 5 GT nilai ROI sebesar 155 yang berarti bahwa dalam satu tahun modal telah kembali dan mendapat keuntungan dari usaha yang ditanamkan yaitu sebesar 55. Hasil analisis finansial pada masing-masing kapal gillnet millenium dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Analisis finansial usaha gillnet millenium No. Ukuran kapal Pendapatan usaha Rp RC PP ROI 1 5 GT 132.006.825,00 2,91 0,64 1,55 2 20 GT 363.668.708,00 3,79 2,33 0,42 3 30 GT 767.975.500,00 3,67 2,16 0,46 4 40 GT 944.311.000,00 3,15 2,72 0,36 5 60 GT 1.374.866.500,00 3,83 2,08 0,48 Keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing ukuran kapal berbanding lurus dengan besarnya ukuran kapal. Kapal yang berukuran lebih besar akan mendapat pendapatan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran kapal maka hasil tangkapan yang dapat diangkut lebih besar dan waktu pengoperasian lebih lama dibandingkan dengan kapal yang berukuran lebih kecil. Berdasarkan analisis RC semua ukuran kapal layak untuk diusahakan, nilai yang didapat dari masing-masing kapal tidak jauh berbeda yaitu setiap rupiah yang dikeluarkan mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,91 hingga Rp3,83, artinya besarnya pendapatan total akan dipengaruhi pada besarnya jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan. Hasil dari analisis payback period dan dengan asumsi pendapatan tetap per tahun maka kapal yang berukuran 5 GT hanya membutuhkan 7 bulan 21 hari dalam mengembalikan modal investasi dan sudah mendapatkan keuntungan dalam satu tahun. Kapal 20-60 GT membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga tahun untuk mendapatkan kembali modal investasi dan meraih keuntungan dimulai pada tahun ketiga. Analisis ROI pada kapal berukuran 5 GT memiliki nilai yang besar yaitu 155 yang berarti dalam satu tahun pertama nilai investasi telah kembali dan telah memperoleh keuntungan sebesar 55 dari nilai investasi, sedangkan kapal 20-60 GT memiliki nilai ROI sebesar 36 hingga 48 yang berarti bahwa dalam satu tahun nilai investasi belum dapat kembali.

5.3 Analisis Faktor-Faktor Produksi Penangkapan