Sebaran dan Rata-Rata Ikan Pertama Kali Tertangkap Lc

pukat cincin Pacitan termasuk encircling gear, dari 57 kapal yang diteliti ada 1 kapal yang memiliki batas dibawah standar propulsive ability yaitu kapal KM. Baruna Jaya 07 sebesar 2,51 meter, hal ini berarti nilai rasio LB kapal KM. Baruna Jaya 07 tergolong kapal yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagai kapal pukat. Nilai rasio dimensi BD berpengaruh terhadap stabilitas kapal, dimana nilai rasio kapal pukat cincin Pacitan termasuk kapal yang mempunyai stabilitas yang baik yaitu 2,22 hingga 4,00 meter, dan dapat meningkatkan daya dorong kapal saat melingkarkan alat tangkap terhadap gerombolan ikan schooling. Nilai rasio LD kapal pukat cincin Pacitan sebesar 6,75 hingga 12,00 meter dan termasuk dalam acuan kapal pukat cincin Indonesia yaitu berkisar 4,55 hingga 17,43 meter, kondisi kekuatan memanjang kapal melemah, karena panjang kapal yang terlau besar dibandingkan dengan dalam D dan akan menghambat saat melakukan olah gerak kapal. Tabel 3.2 Nilai rasio dimensi utama kapal penangkap ikan Indonesia Kelompok kapal LB LD BD Encircling gear Static gear Towed gear Multipurpose 2,60-9,30 2,83-11,12 2,86-8,30 2,88-9,42 4,55-17,43 4,58-17,28 7,20-15,12 8,69-17,55 0,56-5,00 0,96-4,68 1,25-4,41 0,35-6,09 Sumber : Iskandar dan Pujiati 1995 Keberhasilan operasi penangkapan pukat cincin di rumpon dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kecepatan relatif kapal dalam melingkari gerombolan ikan setting, kecepatan penarikan purse line, kecepatan tenggelamnya jaring, sedangkan faktor teknis lain relatif sama dan musim penangkapan sebagai indikator komposisi hasil tangkapan. Ketiga faktor tersebut merupakan indikator penyeimbang terhadap kecepatan renang gerombolan ikan saat penangkapan, berdasarkan FAO kecepatan renang ikan rata-rata sebesar 1,1 ms. Wijopriono dan Genisa 2003, bahwa kapal dengan kecepatan relatif tinggi dapat menghalangi atau menyaingi kecepatan renang ikan. Oleh karena itu, kapal yang bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan peluang tertangkapnya ikan. Dengan kekuatan mesin yang besar, maka proses pelingkaran gerombolan ikan juga lebih cepat sehingga kemungkinan ikan untuk lolos juga semakin kecil. Kane dan Sternheim 1991 menyatakan bahwa kecepatan rata-rata kapal adalah pergeseran atau perubahan kedudukan kapal yang terjadi dalam suatau interval waktu dibagi oleh waktu yang berlalu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ketiga faktor teknis tersebut terhadap hasil tangkapan ikan di perairan Pacitan, Jawa Timur dengan asumsi besarnya gerombolan ikan yang ada di sekitar rumpon setiap kali setting dan faktor lainnya dianggap sama. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang pengaruh kecepatan setting kapal terhadap hasil tangkapan yang optimal pada setiap kali operasi penangkapan ikan.

3.2 Hasil

3.3.1 Speed Length Ratio

Kapal pukat cincin umumnya termasuk tipe kapal cepat karena dalam operasinya di butuhkan kecepatan yang tinggi untuk melingkari gerombolan ikan sehingga ikan akan terkurung di dalam jaring dan tidak dapat meloloskan diri. Hasil analisis rata-rata kecepatan kapal pukat cincin pacitan 7,2 knot dengan panjang kapal rata-rata 16,27 dan termasuk kapal katagori normal Tabel 3.3. Tabel 3.3 Speed length ratio kapal pukat cincin Pacitan Kecepatan SLR SLR Pacitan knot Panjang Kapal Pacitan m Normal 1,811 6-8 13.86-19.91 Rendah 1,448 6-8 22.9-24.95 Tinggi 2,173 6-8 9.62-11.08

3.3.2 Indeks Panjang per Dalam Terhadap Waktu Tenggelam Jaring

Hasil penelitian perbandingan panjang per dalam terhadap waktu tenggelam jaring menunjukkan bahwa perbandingan panjang per dalam jaring sebesar 2,5 meter menghasilkan waktu tenggelam 0,102 ms dan panjang per dalam sebesar 3,4 meter waktu tenggelam 0,106 ms. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh persamaan regresi seperti pada Gambar 7 yaitu Y = 98,11x-7,309 dengan nilai R 2 = 0,475. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan waktu tenggelam per meter akan memberikan penambahan nilai sebesar 98,11 dimana nilai keakuratan persamaan tersebut sebesar 47,5 Gambar 3.1. Gambar 3.1 Indeks panjang per dalam terhadap waktu tenggelam

3.3.3 Indeks Panjang per Dalam Terhadap Berat Jaring

Hasil penelitian perbandingan panjang per dalam terhadap berat jaring menunjukkan bahwa perbandingan panjang per dalam jaring sebesar 2,5 meter menghasilkan berat jaring 159,58 kgf dan panjang per dalam sebesar 3,4 meter berat jaring 199,48 kgf. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh persamaan regresi seperti pada Gambar 8 yaitu Y = 0,019x-0,571 dengan nilai R 2 = 0,863. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan berat jaring per meter akan memberikan penambahan nilai sebesar 0,019 dimana nilai keakuratan persamaan tersebut sebesar 86,3 Gambar 3.2. Gambar 3.2 Indeks panjang per dalam terhadap berat jaring

3.2.4 Kecepatan Relatif Kapal Saat Melingkar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan relatif kapal saat melingkar berkisar 3,4-3,6 ms dan menghasilkan hasil tangkapan ikan berkisar 8.760- 16.490 kg per trip, Kecepatan relatif terendah pada bulan Juli yaitu sebesar 3,3 ms dengan hasil tangkapan sebesar 8.760 kg per trip dan kecepatan relatif tertinggi pada bulan September sebesar 3,6 ms dengan hasil tangkapan sebesar 16.490 kg per trip. Gambar 3.3. Gambar 3.3 Pengaruh kecepatan relatif rata-rata kapal terhadap hasil tangkapan Hasil analisis menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut Y = -69.324 + 23.269 X dengan R = 67,26 , nilai tersebut menjelaskan bahwa kecepatan melingkar memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi sebesar 23.269 kg, sedangkan hasil sidik ragam disajikan pada Tabel 3.4.