Indeks Panjang per Dalam Terhadap Berat Jaring

Nilai tersebut menjelaskan bahwa kecepataan tenggelam jaring dapat menjelaskan hasil tangkapan pukat cincin.

2.3.7 Analisis Faktor Teknis Yang Berpengaruh Terhadapat Hasil

Tangkapan Pukat Cincin Hasil analisis ketiga variabel menghasilkan model faktor produksi terhadap hasil tangkapan pukat cincin sebagai berikut: Y = - 62.159,33 + 13.300,80 X 1 + 10.938,21 X 2 + 812,96 X 3, dari ketiga variabel memiliki koefisien regresi positif terhadap hasil tangkapan. Tabel 3.7 menjelaskan keeratan atau keterkaitan antar variabel dengan variabel lain dari faktor produksi. Tabel 3.7 Sidik ragam pengaruh faktor produksi terhadap hasil tangkapan pukat cincin Pacitan SK db JK KT F hit F tab Regresi 3 50.626.729,24 16.875.576,41 15,35 4,35 Sisa 7 7.694.713,03 1.099.244,72 Total 58.321.442,27 Hasil sidik ragam menghasilkan F hit F tab sehingga hasil uji F adalah tolak H o , artinya bahwa ketiga variabel menunjukkan saling berkaitan dan berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, dengan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 86,80 . Nilai tersebut menjelaskan bahwa ketiga variable sangat signifikan terhadap hasil tangkapan atau dapat pula dikatakan ketiga variabel dapat menjelaskan hasil tangkapan pukat cincin. Hasil pengujian secara parsial uji t memperlihatkan bahwa ketiga faktor produksi memberikan pengaruh nyata secara langsung terhadap hasil tangkapan pada tingkat kepercayaan 95. Dimana koefisien regresi kecepatan relatif melingkar menghasilkan sebesar 13.300,80 kg, penarikan purse line sebesar 10.938,21 kg dan kecepatan tenggelam jaring sebesar 812,96 kg. Artinya ketiga koefisien regresi tersebut searah dengan peningkatan hasil tangkapan pukat cincin Pacitan Tabel 3.8. Tabel 3.8 Hasil analisis parsial faktor produksi pukat cincin dengan uji t. Sumber Koefisien regresi Standard Error koef. t Stat P-value Intercept -62.159,33 14.051,49 -4.42368 0.00307 X 1 13.300,81 5.041,23 2.63840 0.03350 X 2 10.938,21 9.926,29 1.10194 0.30692 X 3 812,96 848,26 0.95838 0.36979 2.3.8 Pengaruh Faktor Teknis Terhadap Proporsi Hasil Tangkapan per Bulan Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga faktor teknis memberikan kontribusi terhadap proporsi hasil tangkapan, dimana rata-rata tiap bulanya ikan madidihang Thunnus albacares sebesar 23,5, layang Decapterus macarellus 22,5, cakalang Katsuwanus pelamis, 14,9, tongkol komo Euthynnus affinis13,7, lemadang Coryphaena hippurus 7,6, kambing-kambing Canthidermis maculata 6,9, sunglir Elagatis bipinulatus 6,7 dan tenggiri Scrombedies commerson7,6 Gambar 3.6. Gambar 3.6 Persentase faktor teknis terhadap hasil tangkapan per bulan

3.3 Pembahasan

Perkembangan usaha perikanan pukat cincin di Pacitan tergolong skala usaha kecil dan menengah. Dimana armada pukat cincin berdasarkan tonnase sekitar 25-48 GT dan melakukan operasi penangkapan di wilayah perairan ZEEI dan laut lepas Samudera Hindia. Dengan wilayah operasi penangkapan dengan rumpon sampai posisi lintang 10 -13 LS dan bujur 108 30’-113 00’ BT dan diluar wilayah perairan teritorial Indonesia. Hal ini dilakukan karena berkurangnya hasil tangkapan di wilayah pesisir laut teritorial dan bertambah jauh operasi penangkapan, untuk itu dibutuhkan kapal penangkap yang laiklaut berstandar IMO International Maritime Organization, stabilitas atau daya oleng dan kecepatan kapal ideal. Unjuk kerja performance sangat menentukan saat pengoperasian alat tangkap dan keberhasilan pada saat melingkari gerombolan ikan yang menjadi target hasil tangkapan pukat cincin. Menurut Rumeli 1976 bahwa pukat cincin pada operasi penangkapan akan banyak menerima dari beban samping. Berdasarkan perhitungan tahanan resistance yang dihasilkan jaring, maka kecepatan kapal saat melakukan penurunan jaring diperkirakan 20 lebih rendah daripada kecepatan kapal saat bergerak bebas lurus Fridman dan Carrothers, 1986. Sedangkan kapal pukat cincin Pacitan mampu mengurangi beban samping yang berdasar pada n ilai rasio dimensi LB termasuk encircling gear, dengan rasio panjang berbanding lebar LB kapal berkisar 2,5-4,3 meter, rasio lebar berbanding dalam BD berkisar 1,9-4,0 meter sedangkan rasio panjang berbanding dalam LD berkisar 6,7-12,0 meter. Lebih lanjut Setiyanto 2005 menyatakan bahwa perbandingan LB berpengaruh terhadap kemampuan olah gerak kapal atau daya gerak kapal, BD berpengaruh terhadap stabilitas kapal dan daya gerak sedangkan LD berpengaruh terhadap stabilitas, daya muat dan kekuatan kapal. Untuk itu dibutuhkan kecepatan tinggi berkisar sekitar 8-10 knot dengan speed length ratio 2,173 untuk katagori kapal kecepatan tinggi Nomura dan Yamazaki 1977, speed length ratio pukat cincin Paciatan 1,811, kecepatan kapal