Kecepatan Waktu Tenggelam Jaring

Hasil penelitian menunjukan rasio kecepatan relatif kapal lebih cepat dibanding kecepatan renang ikan yaitu 3,44-3,60 ms sedangankan rasio kecepatan renang ikan berkisar 0,6-3,3 ms. Kecepatan penarikan purse line berkisar 1,36-1,59 ms dan kecepatan tenggelam berkisar 762,9 – 903,17 ms, sedangkan kecepatan renang ikan berkisar 1,0-1,6 ms. Roni 2002 menyatakan bahwa kecepatan relatif kapal purse seine saat setting dengan target tangkapan ikan selar, layang dan kembung di perairan Ambunten Madura dengan KM. Damar Wulan berkisar 1,71-1,91 ms sedangkan kecepatan relatif saat setting dengan KM. Asrama berkisar 1,90-2,18 ms. Muntaha, A 2012 menyatakan bahwa dengan kecepatan melingkar saat setting dengan 4 knot, kecepatan penarikan tali ris 1,69 ms mendapatkan hasil tangkapan sebesar 540 kgtawur, sedangkan dengan kecepatan melingkar saat setting dengan 8 knot, kecepatan tenggelam jaring 561 detik mendapatkan hasil tangkapn sebesar 844,77 kg. Fridman 1986 menyatakan bahwa jenis ikan tembang memiliki kecepatan renang 1,0 mdetik, mackerel 1,3 ms, cakalang 1,6 ms. Selanjutnya Videle 1993 Menyatakan bahwa kecepatan renang jenis tuna 10 ms, mackerel 3,3 ms kisaran panjang 30 cm, hering dewasa 1 ms kisaran panjang 20 cm, hering muda 0,5 ms kisaran panjang 10 cm. Godo et al. 2003 mengemukakan bahwa ikan mackerel mempunyai kecepatan renang sampai 6 ms jika kawanangerombolan kecil dan sekitar 1 ms jika kawanan besar. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teknis lebih cepat terhadap kecepatan renang ikan pada saat jaring pukat cincin dioperasikan dan pukat cincin memberikan kontribusi terhadap hasil tangkapan ikan yaitu madidihang 23,5, layang 22,5, cakalang 14,9, tongkol komo 13,7, lemadang 7,6, kambing-kambing 6,9, sunglir 6,7 dan tenggiri 4,1. Sedangkan musim penangkapan pukat cincin memperlihatkan pola yang sama dan menunjukkan bahwa hasil tangkapan pada bulan Mei hingga Juni meningkat sebesar 11.987 kg dan 12.875 kg, dan menurun pada bulan Juli sebesar 8.760 kg dan meningkat pada bulan Oktober sebesar 12.914 kg. Sedangkan musim penangkapan pukat cincin terjadi pada bulan Mei hingga Juni dan pada bulan Oktober BPPL 2013. Hal ini menjelaskan bahwa tertangkapnya ikan saat dilingkar lebih besar, namun tingkat keberhasilan hasil tangkapan berbeda, diduga gerombolan ikan meloloskan diri saat jaring belum maksimal dilingkarkan, purse line belum maksimal ditarik, arah renang ikan cenderung menyisir jaring, kebawah jaring, dimana tingkat kelolosan gerombolan ikan lebih tinggi dan umumnya ikan yang tertangkap sekitar 0,25-50 per setting Fridman, 1986. Adanya perbedaan hasil dari ketiga penelitian terkait ketiga faktor teknis, hal ini diduga perbedaan target hasil tangkapan ikan, dimana proses penangkapan dikondisikan terhadap target jenis ikan yang akan ditangkap, perbedaan karakteristik wilayah perairan sangat mempengaruhi terhadap dimensi alat tangkat, pola penangkapan, kedalaman perairan, keragaman jenis ikan di wilayah tersebut. Simpulan Rasio dimensi utama kapal pukat cincin Pacitan termasuk tipe kapal Encircling gear, yang memiliki bentuk badan kapal V V bottom dibagian depan, bentuk Akatsuki bottom pada bagian tengah dan bentuk Round flat bottom pada bagian belakang kapal. Kapal pukat cincin Pacitan termasuk katagori kapal normal yang memiliki panjang 13.86-19.91 m, dengan kecepatan kapal berkisar 5,8-8,8 knot dengan nilai speed length ratio normal yaitu 1,811. Hasil penelitian menunjukan rasio kecepatan relatif kapal lebih cepat dibanding kecepatan renang ikan yaitu 3,44-3,60 ms sedangankan rasio kecepatan renang ikan berkisar 0,6-3,3 ms. Kecepatan penarikan purse line berkisar 1,36-1,59 ms dan kecepatan tenggelam berkisar 762,9-903,17 ms, sedangkan ikan 1,0-1,6 ms. Sedangkan hasil analisis sidik ragam secara parsial menunjukkan kecepatan melingkar berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan denga n α 0,05 nilai F hit sebesar 18,50. Secara bersamaan ketiga faktor teknis yaitu kecepatan melingkar, kecepatan penarikan purse line dan kecepatan tenggelamnya jaring berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga faktor teknis memberikan kontribusi terhadap hasil tangkapan yaitu madidihang 23,5, layang 22,5, cakalang 14,9, tongkol komo 13,7, lemadang 7,6, kambing-kambing 6,9, sunglir 6,7 dan tenggiri 4,1. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar pengaruh teknis terhadap tingkah laku ikan saat dilingkarkan oleh jaring, apakah ikan melakukan gerakan secara vertikal, harisontal, menyisir jaring atau bergerak bebas dan untuk mengetahui kecepatan renang minimum dan maksimum ikan.