Pertumbuhan Ikan The utilization and development strategy of demersal fisheries in Sibolga, North Sumatera Province

3.5.2 Analisis hubungan panjang – berat

Hubungan panjang-berat digunakan untuk mengetahui dan mengestimasi model pertumbuhan dan persamaan yang dipakai dalam penghitungan berat ikan adalah Effendie, 1997: W = aL b keterangan: W : Berat estimasi ikan L : Panjang ikan a, b : Konstanta panjang-berat Konstanta nilai panjang berat masing-masing ikan selanjutnya dibandingkan dengan metadata fish base Froese dan Paully , 2011 untuk mengetahui ukuran ikan yang layak tangkap antara lain dengan indikator lenght at first maturity.

3.5.3 Analisis SWOT

Penyusunan strategi pengembangan perikanan demersal dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threast. Strategi yang diambil diidentifikasi dengan mempergunakan berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematik dan dilanjutkan dengan perumusan. Kemudian membandingkan antara faktor internal yaitu kekuatan Strengths dan kelemahan Weakness dengan faktor eksternal yaitu peluang Opportunities dan ancaman Threats Rangkuti, 2006. Proses yang harus dilakukan dalam analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat maka perlu melalui tahapan sebagai berikut : 1 Tahap pengumpulan data, yaitu pengumpulan data, pengklasifikasian dan pra-analisis faktor eksternal dan internal. 2 Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, matriks eksternal dan Matriks SWOT. 3 Tahap pengambilan keputusan Tahap pengambilan data internal dan eksternal diadakan dengan melakukan wawancara, diskusi, survei, observasi dan menanyakan pendapat para ahli perikanan tentang: 1 kekuatan yang dimiliki dalam pengembangan perikanan demersal; 2 kelemahan-kelemahan yang menjadi penghalang dalam pengembangan perikan demersal di Sibolga; 3 peluang yang dimiliki dalam mengembangkan perikanan serta; 4 ancaman yang akan menghalangi pengembangan perikanan demersal di Sibolga. Keempat faktor tersebut merupakan kebutuhan yang akan dirumuskan untuk membuat sebuah kebijakan. Tahapan selanjutnya adalah membuat matriks faktor strategi internal IFASinternal strategic factor summary dan matriks faktor strategi eksternal EFASexternal strategic factors summary. 1 Matriks IFAS Setelah faktor-faktor strategi internal untuk pengembangan perikanan demersal di Sibolga diidentifikasi tahap selanjutnya merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka strength dan weakness. Tahapan yang diperlukan adalah sebagai berikut: a Penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan. b Pemberian bobot masing-masing faktor dengan skala mulai dari 1,0 sangat penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh terhadap posisi strategis untuk pengembangan perikanan demersal di Sibolga. Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0. c Penghitungan peringkat rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruhnya terhadap pengembangan perikanan demersal di Sibolga. Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk kelemahan dilakukan sebaliknya. d Selanjutnya perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor bobot pada masing-masing faktor. e Penjumlahan skor untuk menentukan kondisi internal pengembangan perikanan demersal di Sibolga. 2 Matriks EFAS Untuk membuat matrik faktor strategi eksternal diperlukan perumusan faktor-faktor strategi opportunities dan threats. Tahapan-tahapan yang diperlukan antara lain: a Penentuan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. b Pemberian bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak penting berdasarkan pengaruhnya terhadap faktor strategis. Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0. c Penghitungan rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi pengembangan perikanan demersal di Sibolga. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif semakin besar peluang semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk ancaman dilakukan sebaliknya semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating. d Selanjutnya perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor terbobot pada masing-masing faktor. e Penjumlahan skor untuk menentukan kondisi eksternal pengembangan perikanan demersal di Sibolga. f Selanjutnya penjumlahan total skor pembobotan untuk masing-masing faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman. Untuk memperoleh strategi yang tepat maka nilai tersebut diplotkan pada kuadran yang sesuai untuk kemudian dilakukan pembuatan matriks SWOT yang akan menjelaskan alternatif strategi yang dilakukan. Dari matriks IFAS dan matriks EFAS dapat diketahui posisi kuadran kondisi sistem saat ini. Setelah itu, dibuat matriks SWOT yang menjelaskan berbagai alternatif yang mungkin untuk strategi pengembanga perikanan demersal di Sibolga. Menurut Nurani 2010, penyusunan matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk mengembangkan empat tipe strategi, dimana pencocokan memerlukan kecermatan dan tidak ada satupun kecocokan terbaik. Dalam matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu Rangkuti, 2006 : 1 Strategi S-O, strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mendapatkan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2 Strategi S-T, strategi ini menggunakan unsur kekuatan untuk mengatasi ancaman. 3 Strategi W-O, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan unsur kelemahan. 4 Strategi W-T, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Tahapan selanjutnya adalah pengambilan keputusan, dalam tahapan ini perlu merujuk kembali matriks internal eksternal yang menghasilkan posisi sistem saat ini, dengan melihat posisi kuadran dari sistem sehingga dapat diketahui kombinasi strategi yang tepat Marimin, 2004.