Analisis surplus produksi Analisis Data

dipergunakan. Dalam hal penyimpanan mesin yang dipergunakan dapat dibawa dan disimpan kedalam rumah sehingga keamanan mesin lebih terjamin. Kapal 0 sampai 10 GT pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 35 unit kapal hal ini disebabkan banyak nelayan menjual kapal yang berukuran kecil untuk diganti menjadi kapal yang berukuran lebih besar agar dapat mencapai daerah operasi fishing ground yang lebih jauh. Kapal dengan ukuran 30 sampai 50 GT mengalami penurunan dari tahun 2008 hal ini dikarenakan banyak nelayan yang melakukan perpindahan daerah penangkapan sehingga kapal tersebut tidak menyandarkan kapalnya diperairan Sibolga. 4.2.2 Alat tangkap Upaya untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada di pantai Barat Sumatera, biasanya nelayan Sibolga mempergunakan alat tangkap seperti: pukat cincin, bagan terapungperahu, bagan tancap, rawai tetap, gillnet, pukat ikan, pancing ulur, bubu dan serok. Untuk melihat komposisi jumlah alat tangkap di Sibolga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah alat tangkap di Sibolga tahun 2006-2010 No Jenis Alat Tangkap 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pukat cincin 164 102 105 105 105 2. Bagan terapungperahu 96 74 104 104 104 3. Bagan tancap 25 25 64 42 42 4. Rawai tetap 39 5 1 1 1 5. Gillnet 125 124 53 53 62 6. Pukat ikan 38 30 20 20 20 7. Pancing ulur 55 62 62 74 78 8. Bubu 41 38 34 27 26 9. Trammel net 21 26 6 78 6 10. Serok - 18 37 37 37 Jumlah 604 504 486 541 481 Sumber: Dinas perikanan dan kelautan kota Sibolga 2010 Alat tangkap yang paling dominan dipergunakan masyarakat Sibolga adalah pukat cincin dan bagan terapung. Alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap yang dioperasikan nelayan untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Alat tangkap yang dipergunakan nelayan Sibolga untuk menangkap ikan demersal antara lain: pukat ikan, pancing ulur dan bubu. Penurunan alat tangkap pukat ikan dari tahun ke tahun disebabkan banyaknya nelayan yang berpindah daerah fishing ground sehingga nelayan berpindah daerah pendaratan ikan. Penurunan jumlah alat tangkap bubu disebabkan oleh nelayan beralih pada alat tangkap pancing.

4.2.3 Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan usaha penangkapan ikan. Keberhasilan kegiatan operasi penangkapan ikan ditentukan oleh sumberdaya nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan unit penangkapan ikan yang dimiliki. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan yang digunakan untuk usaha penangkapan ikan, nelayan dikelompokkan berdasarkan nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang memiliki armada penangkapan ikan sedangkan nelayan buruh adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan armada penangkapan ikan. Umumnya nelayan ini memperoleh biaya operasional penangkapan ikan dari nelayan pemilik armada penangkapan. Dalam pembagian hasil tangkapan, para nelayan buruh ini mendapatkan bagian yang sudah ditentukan. Untuk lebih jelasnya nelayan berdasarkan kepemilikan armada terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah nelayan pemilik armada perikanan di Sibolga tahun 2006-2010 Tahun Perahu tanpa motor Motor tempel Kapal 0-30GT Kapal 30GT 2006 20 98 233 116 2007 25 136 229 67 2008 11 68 197 45 2009 53 77 197 45 2010 53 77 197 45 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Demersal

Potensi lestari sumberdaya ikan demersal dalam penelitian ini dikaji dengan menduga stok ikan dan menentukan jumlah trip dari armada penangkapan yang optimal. Fishing Power Indeks FPI digunakan untuk melakukan standarisasi alat tangkap Gulland, 1983, model surplus produksi digunakan untuk menduga tingkat upaya penangkapan optimal ƒ opt yaitu upaya untuk memperoleh tangkapan maksimum lestari MSY. Model surplus produksi pada perairan pantai Barat Sumatera dihitung dengan menggunakan data hasil tangkapan catch per upaya penangkapan effort dengan menggunakan data time series lima tahun. 5.1.1 Ikan kakap merah Lutjanus malabaricus Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan atau catch per unit effort CPUE membutuhkan data hasil tangkapan dan effort. Kontribusi dari alat tangkap bubu, pancing dan pukat ikan, terhadap hasil tangkapan ikan kakap merah yang didaratkan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 adalah: 22,2, 17,7, 20,2, 19,1 dan 20,8. Hasil tangkapan ini dihasilkan oleh alat tangkap bubu 39,96, pancing ulur 30,42 dan pukat ikan 29,62. Alat tangkap standar untuk menangkap ikan kakap merah yang sesuai berdasarkan nilai FPI nilai terbesar adalah bubu. Hasil tangkapan bubu tertinggi berada pada tahun 2008 48,3 dan pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan 43,5 dan 33,3. Penurunan hasil tangkapan bubu diiringi oleh penurunan jumlah alat tangkap yang dipergunakan oleh nelayan. Hal ini terjadi karena tingginya biaya operasional yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat tangkap bubu. Khususnya biaya yang dibutuhkan nelayan dalam pembuatan alat tangkap yang memiliki umur teknis selama ± 3 bulan dengan harga Rp.280.000unit. Nelayan bubu banyak mengalihkan usaha penangkapannya pada alat tangkap pancing. Hal ini ditempuh karena biaya operasional khususnya dari segi biaya alat tangkap lebih murah jika dibandingkan dengan alat tangkap bubu sementara hasil tangkapan pancing juga tergolong bagus karena ikan juga tertangkap dalam kondisi hidup. Hasil tangkapan pancing dari tahun 2008 sampai dengan 2010 berbanding terbalik dari hasil tangkapan bubu. Hasil tangkapan mengalami kenaikan dari 26,6 pada tahun 2008 menjadi 40,3 pada tahun 2010 Gambar 5. Gambar 5 Produksi hasil tangkapan ikan kakap merah yang di daratkan di Sibolga. Dari kelima model yang telah diujikan Schnute, Walter-Hilborn, Equilibrium Schaefer, Dis-Equilibrium Schaefer dan Clark Yoshimato Pooley maka model Walter-Hilborn merupakan model yang paling sesuai digunakan untuk menghitung maximum sustainable yield MSY untuk ikan kakap merah Tabel 6. Tabel 6 Perbandingan antara lima model untuk menghitung stok ikan kakap merah Model Kesesuaian tanda R 2 Rata-rata validasi C MSY E MSY Schnute Sesuai 0,92506 0,06108 1418,28 2044 Walter-Hilborn Sesuai 0,95511 0,03763 1494,41 2350 Equilibrium Schaefer Sesuai 0,89088 0,58652 0,00014 0,00021 Dis-equilibrium Schaefer Tidak sesuai - - - - Clark Yoshimato Pooley Tidak sesuai - - - - 200 400 600 800 2006 2007 2008 2009 2010 Produksi ton Tahun Pancing ulur Bubu Pukat ikan