Pengumpulan Data The utilization and development strategy of demersal fisheries in Sibolga, North Sumatera Province
tangkap yang beraneka ragam. Hal ini disesuaikan dengan daerah tujuan penangkapan fishing ground dan jenis ikan yang menjadi target penangkapan.
4.2.1 Kapal Kegiatan penangkapan ikan merupakan sumber penghasilan utama
masyarakat pesisir Sibolga. Nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan biasanya mempergunakan kapal sebagai armada penangkapan untuk menuju
daerah fishing ground. Jenis armada perikanan yang ada diperairan laut Sibolga dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu: perahu tanpa motor, motor tempel,
kapal yang memiliki ukuran 0 sampai 30 GT. Kapal tanpa motor biasanya dipergunakan nelayan sebagai alat penggangkut
dari daerah fishing base menuju dermaga pada perairan yang memiliki kedalaman perairan yang tidak memadai sebagai tempat berlabuh kapal. Motor tempel
biasanya dipergunakan nelayan sebagai alat transportasi bagi nelayan yang mempergunakan alat tangkap bagan tancap dan gillnet. Kapal dengan ukuran 0
sampai 10 GT biasanya dipergunakan untuk mengoperasikan alat tangkap bubu, dan pancing. Kapal dengan ukuran 30 sampai 50 GT biasanya dipergunakan
untuk mengoperasikan pukat ikan, pukat cincin dan bagan apung. Jumlah dan jenis kapal di perairan Sibolga dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah dan jenis kapal di perairan Sibolga periode 2006-2010 Tahun Perahu
tanpa motor Motor
tempel Kapal
0-10 GT Kapal
10-30 GT Kapal
30-50 GT 2006 27 107 127
132 215
2007 27 136 161 125
137 2008 11 142 104
149 122
2009 53 151 69 149
122 2010 53 151 69
149 122
Sumber: Dinas perikanan dan kelautan kota Sibolga 2010
Perahu tanpa motor memiliki jumlah yang paling sedikit dibandingkan dengan perahu motor tempel dan kapal 0 sampai 50 GT. Tahun 2008 perahu
tanpa motor mengalami penurunan sebesar 16 unit sedangkan pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami peningkatan sebesar 42 unit.
Motor tempel mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2010 hal ini disebabkan karena nelayan lebih memilih motor tempel untuk
dipergunakan. Dalam hal penyimpanan mesin yang dipergunakan dapat dibawa dan disimpan kedalam rumah sehingga keamanan mesin lebih terjamin.
Kapal 0 sampai 10 GT pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 35 unit kapal hal ini disebabkan banyak nelayan menjual kapal yang berukuran kecil
untuk diganti menjadi kapal yang berukuran lebih besar agar dapat mencapai daerah operasi fishing ground yang lebih jauh. Kapal dengan ukuran 30 sampai
50 GT mengalami penurunan dari tahun 2008 hal ini dikarenakan banyak nelayan yang melakukan perpindahan daerah penangkapan sehingga kapal
tersebut tidak menyandarkan kapalnya diperairan Sibolga. 4.2.2 Alat tangkap
Upaya untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada di pantai Barat Sumatera, biasanya nelayan Sibolga mempergunakan alat tangkap seperti: pukat
cincin, bagan terapungperahu, bagan tancap, rawai tetap, gillnet, pukat ikan, pancing ulur, bubu dan serok. Untuk melihat komposisi jumlah alat tangkap di
Sibolga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah alat tangkap di Sibolga tahun 2006-2010
No Jenis Alat Tangkap
2006 2007 2008 2009
2010 1. Pukat
cincin 164 102 105 105 105
2. Bagan terapungperahu
96 74 104 104 104
3. Bagan tancap
25 25 64 42 42
4. Rawai tetap
39 5 1 1 1
5. Gillnet
125 124 53 53 62
6. Pukat ikan
38 30 20 20 20
7. Pancing ulur
55 62 62 74 78
8. Bubu 41
38 34 27 26 9.
Trammel net 21
26 6 78 6 10. Serok
- 18
37 37
37 Jumlah 604
504 486
541 481
Sumber: Dinas perikanan dan kelautan kota Sibolga 2010
Alat tangkap yang paling dominan dipergunakan masyarakat Sibolga adalah pukat cincin dan bagan terapung. Alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap
yang dioperasikan nelayan untuk menangkap ikan-ikan pelagis.