Perontok Padi Thresher Uji beban kerja alat perontok padi tipe pedal berbasis sepeda (bicycle type mobile thresher)

4

B. Perontok Padi Thresher

Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan padi pemanenan. Perontokan padi merupakan proses terlepasnya butiran-butiran gabah dari malainya Araulo, 1976. Menurut Araulo 1976, proses perontokan padi dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode Rubbing Action, metode Impact, dan metode Stripping. Metode Rubbing Action dilakukan jika padi dirontokan dengan cara menginjak atau mengiles. Metode Impact dan Stripping berdasarkan pada proses tumbukan bentrokan dan pengupasan. Prinsip untuk melepaskan butir gabah dari malainya adalah dengan memberikan tekanan atau pukulan terhadap malai tersebut. Berdasarkan alat perontok padi, cara perontokan dapat dikelompokkan menjadi beberapa cara, antara lain ilesinjak-injak, pukulgedig, bantinggebot, pedal thresher, dan mesin perontok BPS, 1996. Perontokan padi dengan cara dibanting dilakukan dengan cara membantingkan atau memukulkan segenggam potongan padi ke benda keras, misalnya kayu, bambu atau batu yang diletakkan pada alas penampung gabah. Kapasitas perontokan dengan cara gebot sangat bervariasi, tergantung kepada kekuatan orang, yaitu berkisar antara 41,8 kgjamorang Setyono dan Suparyono, 1993 sampai 89,79 kgjamorang Setyono dkk, 2000. Contoh alat yang digunakan dalam perontokan padi gebot dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alat perontok padi “Gebot” Proses perontokan padi memberikan kontribusi cukup besar pada kehilangan hasil padi secara keseluruhan. Susut perontokan dengan cara diilesinjak mencapai 2,56, dengan cara gebot 7,48, menggunakan perontok padi pedal 4,12 dan perontok bermesin 3,19 Tjahjoutomo, 2006. Perontokan padi dengan cara gebot mengakibatkan banyak gabah yang tidak terontok berkisar antara 6,4 - 8,9 Setyono dkk,. 2001. Untuk menghindari hal tersebut, maka perontokan padi perlu menggunakan alat atau mesin perontok. Perontokan padi dengan cara menumbuk dan menggaruk merupakan prinsip kerja dari alat perontok padi atau thresher. Alat perontokan padi dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan sumber tenaganya, yaitu alat perontok padi tidak bermotor dan alat perontok padi bermotor Jones, 1952. Alat perontok padi tidak bermotor ini biasanya disebut pedal thresher. Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sangat sederhana terdiri atas silinder bergigi yang terbuat dari kayu dan kemudian berputar. Perputaran silinder bergigi dihasilkan dari pedal yang dikayuh dengan menggunakan kaki Araullo, 1976. 5 Pada sistem konversi kayuhan sepeda, manusia secara normal menghasilkan tenaga putar sekitar 0.075 kW, dengan efisiensi sekitar 16 persen Wilson, 1975. Untuk sistem kayuhan kontinu dengan menggunakan kaki rotary pedalling, panjang lengan kayuhan yang nyaman untuk orang dewasa adalah 15-20 cm dan kecepatan putarannya adalah sebesar 50-60 RPM Andersen dkk, 1971. Berdasarkan cara penanganan padi terhadap alat perontoknya, proses perontokan padi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tipe pemegangan hold on dan tipe pelemparan throw in. Pada tipe pemegangan hold on, padi yang masih bertangkai dipegang dengan menggunakan tangan dan butir-butir padi dikenakan pada silinder perontok. Dengan demikian butir-butir padi akan rontok karena adanya efek pemukulan yang ditimbulkan dari perputaran silinder perontok. Sedangkan pada tipe pelemparan throw in, seluruh bagian tanaman padi termasuk jerami dimasukkan ke dalam alat Araulo, 1976. Beberapa jenis alat perontok padi yang telah beredar di masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Jenis-jenis alat perontok padi

C. Ergonomika