16
3. Pengukuran Data kerja
a. Pengukuran Output kerja
Pengukuran output kerja meliputi pengukuran jam kerja dan hasil perontokan. Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan metode pengukuran langsung, menggunakan
Stop Watch dan Timbangan. Keunggulan dari metode ini terletak pada kemudahan dan
keakuratan pada pengambilan data. Dengan mengukur secara langsung, maka penguraian keseluruhan aktifitas menjadi elemen-elemen diperlukan untuk kemudian didapatkan nilai jam
kerjadan hasil perontokan petani yang dibutuhkan dalam kegiatan perontokan padi ini. Sebelum pengukuran dimulai, terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan kondisi dan metode
pekerjaan yang akan diukur. Untuk data hasil perontokan adalah hasil kg yang didapat dalam waktu 10 menit kerja yang kemudian dikonversi satuan dari kg10 menit menjadi kgjam.
Sedangkan untuk data jam kerja diperlukan asumsi produktivitas panen, dalam hal ini digunakan 5 tonha sebagai asumsi produktivitas panen. Setelah itu data jam kerja didapat dari
asumsi proktivitas panen Ha. b.
Pengukuran Denyut Jantung Pengukuran tingkat beban kerja menggunakan metode denyut jantung heart rate = HR
selama melakukan suatu aktifitas lebih mudah dibandingkan dengan metode pengukuran konsumsi oksigen. Terutama karena subjek tidak perlu menggunakan masker pernapasan
dalam melakukan kegiatan. Perlengkapan pengukuran denyut jantung lebih ringan dan mudah dikenakan, serta dilengkapi pula dengan transmitter untuk mengirim sinyal outputnya ke alat
pencatat. Perlengkapan pengukuran denyut jantung tersebut antara lain adalah Heart Rate Monitor
. Dalam proses pengambilan data dilakukan dengan beberapa tahapan. Prosedurnya dapat
dilihat pada Gambar 9. Awalnya subjek melakukan istirahat pertama selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan subjek melakukan step test selama 5 menit. Setelah itu subjek
diminta istirahat selama 10 menit dan dilanjutkan melakukan kerja selama 10 menit. Terakhir subjek diminta istirahat kembali selama 10 menit. Kerja yang akan dilakukan meliputi
perontokan manual dan perontokan dengan alat perontok padi tipe pedal thresher. Skema yang digunakan dalam pengambilan data denyut jantung dapat dilihat pada Gambar 10. Subjek pada
pengambilan data denyut jantung kerja adalah subjek P1, P2 dan P3. Dilakukan tiga kali ulangan pengambilan data untuk tiap-tiap subjek dalam tiga kegiatan yaitu sebagai operator
perontok padi secara manual, sebagai operator pengayuh pedal sepeda, dan sebagai operator pengumpan padi. Perontokan secara manual dilakukan subjek dengan tangan. Proses
perontokan secara manual dapat dilihat pada Gambar 11. Seteleh pengambilan data perontokan secara manual selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan pengambilan data terhadap proses
perontokan dengan alat perontok padi tipe pedal thresher. Proses perontokan padi dapat dilihat
pada Gambar 12.
17
Gambar 9. Prosedur Pengambilan Data
Gambar 10. Skema Rancangan Percobaan Keterangan : P = subjek, U = ulangan
Perontokan menggunakan
Pedal thresher Operator
Pengayuh sepeda
Operator Pengumpan
Padi P1
P2 P3
U1 U2
U3 U1
U2 U3
U1 U2
U3
U1 U2
U3 U1
U2 U3
U1 U2
U3 P1
P2 P3
Perontokan Secara
Manual P2
P3 U1
U2 U3
U1 U2
U3 P1
U1 U2
U3 Rest 1
10 min Step test
5 min Rest 2
10 min Rest 3
10 min Work
10 menit
18
Gambar 11. Perontokan padi secara manual Gambar 12. Perontokan padi menggunakan alat O-belt thresher.
Setelah data hasil rekaman data HR denyut jantung dipindahkan ke komputer menggunakan Heart Rate Monitor Interface, data tersebut diolah dan dibuat dalam bentuk
grafik. Selanjutnya dilakukan perhitungan IRHR terhadap data denyut jantung HR tersebut. Nilai IRHRdapat digunakan sebagai indikator tingkat beban kerja kualitatif kejerihan
sebagaimana disajikan pada Tabel 1 pada Bab Tinjauan Pustaka. Dengan menggunakan persamaan yang telah diperoleh dari hubungan IRHR dan WEC
ST
yang diperoleh pada proses KST, menghasilkan WEC pada saat kerja, dapat diketahui dengan cara memasukkan nilai IRHR kerja yang diperoleh pada saat pengukuran kedalam persamaan
tersebut. Pada dasarnya, manusia saat melakukan pekerjaan memerlukan energi untuk merespon
kerja WEC dan juga energi untuk metabolisme BME. Oleh karena itu, total energi Total Enery Cost
yang benar-benar dasar pada saat bekerja adalah penjumlahan dari energi metabolisme BME dan tambahan energi karena adanya beban kerja WEC, sehingga nilai
TEC dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
TEC = WEC + BME 2
Dimana : TEC = Total Energy Cost kkalmenit
WEC = Work Energy Cost kkalmenit BME = Basal Metabolic Energy kkalmenit
Berat badan seseorang turut mempengaruhi beban kerja, terutama pada jenis pekerjaan dinamik. Semakin besar berat badan seseorang, maka konsumsi energinya semakin besar pula,
begitu juga sebaliknya pada saat melakukan pekerjaan yang relatif sama. Oleh karena itu untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima seseorang saat melakukan kerja maka
19
pengaruh berat badan perlu dinormalisasi. Untuk memperoleh nilai TEC yang ternormalisasi TEC’, dapat menggunakan persamaan dalam Pramana 2009:
Dimana : TEC’ = Total Energy Cost per Weight kkalkg.menit
TEC = Total Energy Cost kkalmenit w = Berat badan kg
w TEC
TEC =
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu data denyut jantung pada saat kalibrasi, denyut jantung pada saat bekerja, dan output kerja. Semuanya akan dibahas pada sub bab-sub bab berikut.
A. DENYUT JANTUNG KALIBRASI STEP TEST KST